~DEVAN ARTYOM~
Aku adalah malam yang gelap, sedangkan kau adalah sang rembulan dengan cahaya yang begitu menawan menyinari langit. Begitulah umpamanya ketika semesta mempertemukan kita. Namun kenyataan pahitnya adalah, rembulan hanya ada pada malam hari, dan cahaya matahari pagi akan menghapusnya. Aku kehilangan jejakmu...Ketika malam datang, adalah waktu dimana khayalku hanya menceritakan kembali tentang mu, tentang pertemuan kita dahulu, dan aku mendapati betapa aku merindukanmu, malam yang singkat itu mengukir kenangan yang abadi di dalam jiwaku.
Setiap hari aku terjebak oleh bayangmu, segala yang pernah kau katakan selalu terngiang-ngiang di benakku. Pandangan matamu yang indah, senyumanmu yang manis, tanganmu yang dingin, dan janjimu untuk bertemu lagi denganku, menjadi penghibur nestapaku. Kaulah penyembuh luka dan ruh yang membuatku ingin tetap hidup.
Namun, saat takdir mempertemukan kita kembali untuk kedua kalinya, aku bersikap seolah-olah tidak pernah mengenalmu, sama sekali tidak mengenalimu. Padahal hati menggila oleh perasaan yang menggebu-gebu. Lenganku memaksa untuk merengkuh mu dan mengatakan betapa beruntungnya aku di takdirkan kembali bersua denganmu. Dan aku tidak bisa benar-benar melakukannya.
Aku terikat oleh sebuah hubungan yang membelengguku dengan rantai api yang membara, aku tidak mampu melarikan diri darinya, karena itu aku tak mungkin merengkuh mu dan ikut membakar mu juga. Aku harus menunggu, waktu dimana aku terbebas lalu membawamu terbang ke atas langit yang paling tinggi.
Aku sudah mengusahakan yang terbaik, aku sudah menahannya dengan baik, namun pada akhirnya air mata ini mengalir juga, karna aku mendapati diriku yang begitu mencintai mu, amat sangat mencintai mu. Aku tidak bisa menunggu lama, bahkan walau satu hari pun. Bolehkah aku egois dan serakah?
Aku berjanji, aku akan membahagiakan mu.
Adakah waktu dan cinta yang sempurna hanya untuk kita?💌
~ANNA ISADORA B~
Malam ketika aku melarikan diri dari duniaku, aku menemukan mu di antara gelap malam yang dingin. Jiwamu yang memancarkan kesedihan seolah memanggilku untuk mendekat, meleburkan semua duka bersama, dalam guyuran air hujan yang meresap ke dalam bumi.
Kau tau? Kau adalah satu-satunya manusia pertama yang pernah aku temui dan ajak bicara selama hidupku. Melihatmu seperti melihat bayanganku sendiri, aku mencoba untuk menangkap mu dan menyatukan diri denganmu.
Sama seperti hujan yang turun malam itu, jiwaku melebur dalam hamparan rasa yang menumbuhkan rindu.
Pada masa depan saat dimana aku melihatmu kembali yang telah lama menghilang, seperti tahta langit dan rendahnya bumi, itulah tempat dimana kau dan aku berada. Laki-laki yang aku temui malam itu ternyata adalah seorang pangeran pewaris tahta, sedangkan aku hanyalah seorang pelayan rendahan yang tak ada nilainya.
Aku hanya bisa mengamati mu dari dasar bumi seraya menyadari bahwa mungkin saja takdir tak memihak kita. Apakah cerita singkat milik kita waktu itu hanyalah mimpi? Aku menyerah pada kenyataan ini.
Aku menangisi diriku setiap malam, sembari membisikkan rindu yang terpendam pada kunang-kunang yang terbang ke jendela kamarmu menemani mimpi indah mu.
Aku mengungkapkan pada malam yang membelai lelap mu, bahwa kaulah laki-laki pertama yang menghidupkan jiwaku dari gelapnya kematian yang mengerikan, membuatku memaknai hadirmu adalah anugrah yang dari bentuk kasih sayang Tuhan.Bolehkah aku melanggar batasan dan berlari kepadamu?
Apakah ini cukup untukku, dengan hanya memendam dan menunggumu? Aku tidak bisa! Aku sudah memutuskannya.
Aku menginginkan sebuah cinta yang sempurna, hanya darimu. Itu bukan hal yang mustahil kan?💌
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVANNA
RomanceLaki-laki asing bernama Devan Artyom, yang tak sengaja di temuinya malam itu ternyata adalah seorang anak konglomerat, yang baru saja kembali setelah di asingkan ke luar negeri oleh saudaranya sendiri akibat dari perebutan kekuasaan. Dan wanita ber...