Satu jam lagi tersisa untuk jam makan siang. Adalah waktu bagi seluruh karyawan untuk memulihkan tenaganya, mencicipi makan siang yang tersedia pada kantin kantor, ada juga yang membawa bekalnya sendiri. Beberapa diantaranya lebih memilih makan di luar, untuk bersantai sejenak dari penatnya pekerjaan.
Namun berbeda dengan Anna, jangankan memikirkan makan siangnya, yang di kepalanya saat ini adalah tugas memasak makan siang untuk Boss, yang katanya sangat sensitive terhadap cita rasa makanan.
Ujian apa lagi yang harus Anna lewati kali ini, apakah menjadi pelayan Boss harus serba bisa dan tanpa cela? Mustahil. Walaupun Anna sering memasak makanan Prancis untuk Ibunya di rumah, tapi ia tidak tau apakah sama dengan selera CEO Devaradis itu. Benar-benar sebuah tantangan yang berat.
Anna terlebih dahulu pergi ke ruang admin untuk mengambil berkas-berkas yang akan ia serahkan kepada Menejer.
"Kenapa lama sekali datangnya!" Tegur Nila Ketika Anna baru saja sampai.
"Maaf, ada panggilan mendadak dari Boss," jawab Anna.
"Oh, oke. Segera antar ini ke ruang Menejer Yoga di lantai lima. Awas jangan sampai ada satu kertaspun yang hilang,
atau-""Keberuntungan ku tidak akan hilang," timpal Anna tidak mau kalah kali ini.
"Ya sudah, sana!" Wanita yang berwajah imut itu nampak kesal ketika Anna menimpalinya dengan nada ketus.
Anna segera mengambil benda yang jumlahnya lumayan banyak dan berat itu, lalu membawanya pergi untuk di antarkan ke lantai lima, seperti yang di katakan Nila.
Anna berdiri di pintu lift, menunggu pintu silver itu terbelah. Sesekali ia merasa begitu cemas karena waktu begitu mepet, sedangkan pekerjaan masih ada yang tertunda. Apakah ia bisa menyelesaikan tugas ini tepat waktu?
Ting! Pintu lift terbuka. Memperlihatkan seorang wanita yang begitu di kenali Anna, Zoya. Wanita busuk ini pasti akan membuat masalah untuknya. Dan benar saja, ketika wanita itu keluar dari dalam ruangan sempit berbentuk kubus itu, ia begitu senangnya ketika melihat Anna, dan dengan sengaja menabrakkan diri di tubuh Anna dengan keras, sehingga semua kertas yang ada di tangan Anna jatuh berserakan.
"Sorry, aku terburu-buru." Ucapnya dengan nada ejekan, sambil ngeloyor pergi begitu saja.
Anna meremas tangannya, menggertakkan gigi gerahamnya, sorot matanya pun berubah penuh emosi. Ia sangat tidak suka seseorang mempermainkan nya, memangnya apa salahnya? Menjadi pegawai baru yang di berikan tugas melayani Boss, apakah begitu membuat wanita bertubuh kurus dan tinggi itu begitu irinya?
Anna tentu tak tinggal diam di perlakukan seperti itu. Ia berbalik mengejar Zoya dan menarik kemeja wanita itu dengan kasarnya. Tak cukup hanya dengan satu kali tarikan, Anna menariknya sekali lagi dengan tenaga yang lebih kuat, hingga semua kancing kemeja wanita itu terbuka, dan luruh jatuh ke lantai satu persatu. Kemeja yang kini terbuka lebar itu menampakkan bagian depan tubuh Zoya yang hanya di tutup oleh bra.
"Sorry, tidak sengaja." Balas Anna, kemudian pergi begitu saja, tanpa peduli dengan reaksi wanita itu. Membereskan berkas-berkas yang berserakan di lantai adalah yang paling utama.
"Dasar, wanita jalang!" Zoya berteriak geram sambil menyatukan kedua belah kemejanya dengan tangannya. Kemudian iapun beranjak pergi.
Susah payah Anna meraih kertas-kertas yang berhamburan di lantai, lalu mengumpulkannya jadi satu. Harus segera ia bereskan agar tidak menghalangi jalan orang yang akan lewat. Meskipun pada akhirnya ada beberapa orang datang untuk naik lift, namun tidak ada satupun yang berniat membantunya, semua terlihat sibuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVANNA
RomanceLaki-laki asing bernama Devan Artyom, yang tak sengaja di temuinya malam itu ternyata adalah seorang anak konglomerat, yang baru saja kembali setelah di asingkan ke luar negeri oleh saudaranya sendiri akibat dari perebutan kekuasaan. Dan wanita ber...