Manusia kerap di hadapkan pada situasi dimana dia merasa bahagia ketika mendapatkan kebaikan dari orang lain, tapi merasa sangat tertekan ketika orang tersebut sedang dalam masalah sedangkan dia tidak bisa berbuat apapun untuknya.
Begitulah yang di rasakan Anna saat ini.
Jika Devan terlihat begitu hawatirnya melihat Anna terluka, bukankah hal yang wajar jika Anna membalas budi dengan hal yang serupa? Pesan dengan ancaman seperti itu jelas sangat mengganggu Anna.
Dari pada terjebak dalam pikiran yang tidak ada solusinya, bukankah lebih baik membereskan terlebih dahulu semua berkas yang berceceran di bawah sana. Karna tidak mungkin Anna hanya sekedar menumpuk kertas ini tanpa menyusunnya sesuai dengan urutan data yang benar.
Baiklah! Ini mungkin akan menghabiskan banyak waktu untuk memilahnya sekaligus membacanya dengan teliti.Anna mulai duduk jongkok, meraih kertas putih persegi panjang itu satu-persatu, dan mengumpulkannya menjadi satu hingga membentuk tumpukan yang cukup tinggi. Sekarang tinggal mengelompokkannya saja dan meletakkannya ke dalam map yang sudah tersedia.
Anna melakukan pekerjaan ini dengan sangat hati-hati, agar tidak ada satu lembar berkas pun yang tertukar.Hingga tanpa terasa waktu beranjak begitu cepat, matahari kian meninggi memancarkan sinarnya dengan leluasa di atas sana. Tengkuk Anna pun terasa pegal karna menunduk terlalu lama, pandangan matanya mulai berkunang-kunang, ia sedikit pusing ketika bangun dari duduknya, saat mencoba melangkah pun kakinya terasa berat karena kesemutan.
Dan akhirnya pekerjaan inipun dapat ia selesaikan dengan baik. Semua berkas sudah berjejer rapi di atas meja CEO dengan posisi semula. Anna mengecek kembali pekerjaannya secara menyeluruh, pandangannya tertuju pada lembar robekan kertas yang berserakan di bawah singgasana milik Boss. Anna lalu meraih lembaran-lembaran yang telah terbelah dua itu, meneliti setiap garis yang terlukis disana.
Tidak ada nilai seni yang bisa di temukan pada sketsa ini, bahkan konsep elegant yang menjadi karakter utama Devaradis tidak nampak sama sekali, justru dengan model lengan yang di buat mengembang like a princess dress membuatnya terlihat kontras, terkesan feminine romantic.
Seharusnya disini di tekankan nilai psikologis atau jiwa pengguna baju tersebut, dengan desain yang rapi, terorganisir dan lebih formal. Gaya elegant harusnya mengacu pada mode pakaian yang simpel, tidak berlebihan, serta minim eksperimen, namun sangat memperhatikan kualitas dan juga kesempurnaan. Tapi disini nihil.
Apakah ini adalah penyebab dari pertengkaran Boss dengan nyonya Revy? Jika iya, desain ini benar-benar tidak bisa menolong Devaradis dari kegagalan yang sedang menantinya.
Namun Anna harus mempelajari lebih dalam lagi sebenarnya konsep Elegant seperti apa yang di usung oleh Devaradis, baru kemudian Anna bisa menentukan bagaimana seharusnya membantu Devan keluar dari jalan yang buntu ini.
Anna yakin itu adalah satu bentuk balas budi yang paling cemerlang yang bisa Anna lakukan.Yah, bicaranya saja sebagai bentuk balas budi, aslinya itu adalah bentuk gerakan hati di atas dasar sebuah rasa yang tidak mau di akui.
Jadi, Anna memutuskan untuk membawa robekan kertas ini pulang, nanti. Ia mengumpulkan semua robekan itu ke dalam kantong plastik bening yang ia dapatkan di dapur. Anna sempat menyelipkan benda pembungkus ini kemarin di dalam lemari dapur ketika berbelanja untuk membuat menu makan siang untuk Boss.
Setelah memastikan tidak ada satu kesalahan pun, Anna beranjak ke tempat lain untuk membereskan bekas pengobatan lukanya. Mengelap, menata rapi, meletakkan benda sesuai pada tempatnya, hingga seluruh ruangan sudah ia pastikan bersih sempurna dengan mengecek tingkat kebersihannya menggunakan ujung jarinya, barulah Anna bisa bernafas lega.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVANNA
RomanceLaki-laki asing bernama Devan Artyom, yang tak sengaja di temuinya malam itu ternyata adalah seorang anak konglomerat, yang baru saja kembali setelah di asingkan ke luar negeri oleh saudaranya sendiri akibat dari perebutan kekuasaan. Dan wanita ber...