"Nora Aurora, saya sering menonton tayangan ulangnya di internet. Dia wanita yang memiliki kecantikan Indonesia yang khas, dia cerdas dan profesional, patut di contoh. Terutama dalam memasak, Nora Aurora adalah panutan saya. Sayangnya saat ini Nora sudah vakum dari dunia entertainment, sangat di sayangkan, karna pasti para fans merindukan kehadirannya sesekali di TV," celoteh Anna.
Devan melipat kedua tangan di dada sambil memperhatikan lipstik berwarna coklat coral yang melapisi warna asli bibir milik Anna yang sebenarnya merah alami.
"Anna, kau memang banyak bicara ya, otakmu sepertinya lancar sekali memproses informasi," Devan malah menanggapinya dengan gurauan.
"Ya itu karna anda yang bertanya terus," jawab Anna, tentu saja dalam hati, mana berani ia selancang itu pada Boss.
"Nora Aurora tidak akan muncul lagi ke permukaan sampai kapanpun, aku bisa memastikan itu." Akhirnya Devan memberikan tanggapan yang lebih serius pada ucapan Anna yang terkait dengan Nora, Ibunya.
Pasalnya, sejak di terbitkan peraturan baru oleh Ayah yang melarang mempublikasikan privacy keluarga dalam bentuk apapun kecuali dalam momentum tertentu. Jadi hampir tidak ada di temukan di internet foto anggota keluarga Artyom kecuali semuanya sudah di perintahkan untuk di deleted, bahkan media yang mempublikasikan nya tanpa izin akan di kenai tuntutan berat. Kecuali untuk tujuan tertentu yang sudah di setujui, seperti biografi dan keperluan pendataan lainnya.
Berawal dari ketika Devan masih berusia 15 tahun, pernah mengawali karir di dunia intertaiment sebagai model, dengan branding seorang Ibu yang menjadi artis senior, tentu saja menjadi perhatian publik. Sehingga membuat wartawan dari berbagai media selalu menyoroti keluarganya, bahkan sampai mendatangi kediaman pribadinya.
Hal sekecil apapun menjadi besar dalam berita, setiap gerak-geriknya terpantau dari bergai sudut kamera, bahkan Nora yang sudah tidak bekerja di dunia intertaiment pun tak luput dari pemberitaan, kembali di korek sekecil apapun tentangnya.
Keluarga Artyom saat itu benar-benar menjadi pusat perhatian, hingga ke arah bisnis apa saja yang dikelolanya. Sehingga gelombang fans maupun haters sangat mempengaruhi perkembangan bisnisnya.Karena itu Ayah membuat keputusan penting secara mendadak dan meminta media menarik seluruh data di internet yang berkaitan dengan keluarganya, tentu saja di tebus dengan harga yang tak sedikit jumlahnya.
"Bagaimana anda bisa menjamin kepastiannya? Apakah anda adalah putranya?" Tanggap Anna ngelantur. Usus di perutnya sudah mulai terasa tidak karuan, nyeri, perih dan tentunya sakit. Tanpa Anna sadari perutnya bergejolak mengeluarkan bunyi, tanda kelaparan.
Devan tersenyum tipis mendengar pertanyaan Anna yang tepat sasaran, nice shoot! Namun tentu saja wanita yang sudah memberi sinyal tanda lapar itu tidak menyadarinya.
"Lalu, apa kau sudah mencicipi makanannya?" Devan mengalihkan topik pembicaraan.
"Tidak mungkin, mana berani saya lancang me—"
Devan langsung memotong ucapan Anna, "kalau begitu dari mana kau bisa tau rasa makanan ini enak atau tidak, jika tidak mencicipi nya. Apa kau yakin akan memberikan makanan ini padaku?"
Mendengar itu Anna jadi kehabisan kata-kata. Di cicipi salah, tidak di cicipi salah. Tapi walaupun Anna belum mencicipinya, ia yakin makanan yang di buatnya ini sangat layak untuk di nikmati oleh Devan. Jika seandainya tidak sesuai dengan yang di harapkan, apakah siang ini ia harus pulang karena di pecat?
Ah! Bekerja melayani Boss bagaikan naik roller coaster yang setiap saat di kunjungi oleh perasaan cemas yang mendebarkan. Pantas saja hampir semua orang tidak berani mengambil tanggung jawab yang mengerikan ini. Entah mengapa dengan penuh kepercayaan diri Anna justru maju sebagai juru selamat.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVANNA
RomanceLaki-laki asing bernama Devan Artyom, yang tak sengaja di temuinya malam itu ternyata adalah seorang anak konglomerat, yang baru saja kembali setelah di asingkan ke luar negeri oleh saudaranya sendiri akibat dari perebutan kekuasaan. Dan wanita ber...