Bab 25| Lamaran

257 17 0
                                    

Di keesokan harinya, Yul dan Ibunya pergi ke ladang hanya sampai tengah hari. Karena mereka berdua harus membuat persiapan untuk menyambut tamu yang akan datang nanti malam. Meski hanya lamaran biasa, sesuai tradisi, tamu yang akan datang akan ramai. Tidak hanya kedua orangtua dari calon. Tapi, sanak keluarga, kerabat dekat, hingga para petua juga akan ikut serta. Membuat Yul harus mempersiapkannya dari sekarang.

Yul, yang saat ini sedang membungkus adonan nagasari pisang ke dalam daun pisang untuk dikukus, dan mereka sering menyebutnya papais pisang. Pada saat itu, pikirannya tak terkendali memikirkan Shin. Ia pun tak mengerti, mengapa dirinya bisa memikirkan Shin sampai seperti ini. Dengan perasaan berat, seolah-olah ia akan meninggalkan Shin, di saat ia masih ingin bersamanya.

Padahal, jika pun tidak memilih jalur ini Yul dengan sadar, ia tidak akan mendapatkan apapun. Hanya akan membuang waktunya untuk mendapatkan seseorang.

Selain itu, ia juga sempat memikirkan calonnya tersebut. Yul pernah bertemu dengan lelaki itu beberapa kali. Lelaki itu memang tak semanarik Shin. Hanya seorang pemuda Desa biasa, yang melanjutkan bisnis keluarga di bidang pupuk. Lelaki itu 2 tahun lebih muda dari Yul. Karena memang lelaki di usia Yul rata-rata sudah menikah. begitu juga dengan para gadisnya.

Konon kabarnya, lelaki itu tertarik dengan Yul karena ia tahu bagaimana keseharian Yul yang luar biasa itu di matanya. Hingga, lelaki itu pun tak segan untuk mengajukan lamaran pada Ibu Yul di minggu lalu.

Yul memikirkan, bagaimana ia harus memulai perasaanya tersebut. Karena, lelaki itu yang pada akhirnya akan menjadi pendamping hidupnya nanti.

Yul yang tidak tahu harus dari mana memulainya. Menyempatkan diri untuk pergi ke kamar, ia hanya ingin melihat ponselnya tersebut.

Yul yang baru saja mengenal dunia ponsel, selalu merasa ingin melihatnya lagi, lagi, dan lagi. Ia ingin memainkannya terus. Seperti saat ini, sesampainya di kamar, ia mengambil ponselnya tersebut, dan dia bingung. Bingung, apa yang harus ia lakukan dengan ponselnya tersebut. Melihat instagram hanya akan membuat ia merasa semakin berat. Hingga, pada akhirnya Yul tidak melakukan apapun. Ia hanya memegangnya sebentar, lalu kembali menyimpannya lagi ke dalam lemari pakaian.

Dengan perasaan yang tak tenang, Yul kembali melanjutkan pekerjaannya beberapa menit lagi waktu pertemuan di mulai.

Ia sudah berganti pakaian dengan sesuatu yang lebih baik dari biasanya. Dan ia juga memakai riasan sederhana serta tipis, agar wajahnya terlihat jauh lebih baik —yang ia rias sendiri. Meski jarang merias wajah, tapi Yul tahu cara menggunakan bedak, serta perona bibir dengan baik.

Makanan yang ia buat terakhir kali telah tersaji di ruang tamu, dengan berbagai makanan lain yang ia beli juga. Serta satu poci besar berisi air teh hangat.

Ibu Yul juga sudah bersiap-siap. Tapi, masih menyempatkan diri untuk memeriksa persiapan, takut ada yang tertinggal.

Sedangkan Yul sendiri, saat ini sedang duduk di tepi kasur di dalam kamarnya. Ia kembali memegang ponsel tanpa tujuan.

Kepalanya menunduk, menatap dalam ke arah ponsel yang berada dalam genggamannya tersebut. Hatinya tiba-tiba merasa tak tenang di tengah-tengah jantungnya yang berdegup kencang, karena gugup.

Ia tidak pernah menyangka, begitu tiba waktunya untuk dirinya melepas masa lajangnya, Yul malah ingin acara tersebut tidak pernah terjadi. Tiba-tiba saja berpikir seperti itu. Tapi, ia tahu sangat tindak pantas memiliki pikiran tersebut.

Terlebih lagi, saat ini Yul ingin memberitahukan Shin akan cara malam ini, hanya saja, jari-jarinya tak juga mengetik sesuatu. Karena sisi lain hatinya membuat argumen lain, atas dasar apa ia harus menghubungi Shin? Apakah ia sedekat itu dengan Shin, jelas tidak. Bagi sebagian hatinya hanya menilai Shin sebagai bujang kota yang sedang berlibur, dan tidak memiliki hubungan apapun dengan dirinya. Keakraban yang ada pun hanya keakraban biasa sebagai warga lokal yang membantu pendatang, itu hanya rasa sungkan.

BUJANG KOTA |TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang