Tujuh

263 33 4
                                    

"Sesuai yang anda harapkan Kaito-sama, itu adalah permata yang diwariskan kekaisaran Jepang sebelum penyerangan sekutu terjadi, under moon (tolong jangan di cari. ini fiksi serius). meski sempat ada perdebatan dari pihak kekaisaran dan pemerintahan mengenai penempatan penyimpanan. akhirnya pihak kekaisaran menyimpannya di musem dengan kontrak antar kedua belah pihak,"

Kaito mengangguk, dia sudah mendengar kabar itu sebelumnya. kekaisaran tentu masih membutuhkan wilayah kekuasaan yang tidak ingin diganggu oleh pihak pemerintahan, bukan hal aneh lagi jika kekaisaran akan meminta wilayah sebagai bentuk peminjaman dengan alasan kerja sama.

"Ya~ dimasa sebelumnya mereka pernah berdebat mengenai wilayah karna pemerintahan terus meluaskan kuasa bahkan mencari bantuan dengan berbagai negara luar," Kaito terkekeh pelan, "apa kita harus berterima kasih pada penjajah yang sudah membuat keduanya bungkam?"

Jii-san menghela napas, jalan pikiran tuan muda yang dilayaninya memang selalu di luar nalar.

"Kaito-sama,"

Kaito kini menghela napas, "aku mengerti, yang di luar itu hanya replikanya. pemerintahan tidak mungkin bodoh dengan memajang benda kekaisaran begitu saja di depan umum, mereka pasti menyimpannya di suatu tempat. tenang saja Jii-san! aku sudah mengetahui tempat itu!"

Jii-san menggeleng, "ini pertama kalinya anda membawa seseorang saat sedang melakukan pengecekan tempat," 

Kaito terdiam beberapa saat, sebelum akhirnya mengulas senyum dan mengangkat kedua bahunya sambil terkekeh pelan, "tidak masalah bukan? sekarang atau nanti, dia akan mengetahuinya,"

mengingat ia selalu memberitahukan pemberitahuan, baik di depan umum atau pada pemilik tempat saat akan mencuri sesuatu.

"Itu benar .." kata Jii-san tidak bisa lagi membalas perkataan Kaito, "lalu mengenai penyelesaian kontrak dengan agensi sebelumnya. mereka berniat memperpanjang kontrak anda sejak peluncuran produk jam tangan baru menyebar luas,"

Kedua manik birunya memandang kearah Shinichi yang tengah berdebat dengan keempat teman kecilnya, sebelum akhirnya terlihat marah dengan professor Agassa yang datang dengan beberapa lembar tiket.

Benar juga-.. taman bermain, Kaito sempat lupa jika sebelumnya memang ia mengarahkan jalan ke taman bermain saat bersama dengan Shinichii. komedi putar yang terbuat cukup besar hingga terlihat di berbagai tempat- berhasil menarik perhatiannya.

Taman bermain... sekilas ingatan tidak menyenangkan terlintas dalam benaknya, prasangka buruk dirinya mengenai Shinichi yang meninggalkan dirinya dan lebih memilih teman semasa kecilnya, berulang kali membuat Kaito kesal.

"Kaito-sama," Jii-san memanggil, menyadarkannya dari lamunan.

"Ya?" Kaito tidak mendengarkan begitu jelas, tapi ia paham apa yang dibicarakan Jii-san saat ini. Kaito sendiri sudah mengecek email yang terus masuk ke dalam kontaknya bahkan lebih dari lima email yang masuk secara bersamaan.

"Produknya terjual dengan bagus ya," Kaito menghela napas kini, satu tangannya mengusap lehernya gugup, tidak menyangka jika strategi penjualan yang dilakukan produk jam tangan yang ia bintangi justru menjadi berita hanya di berbagai media sosial.

"Batalkan saja, selama kita tidak melanggar ketentuan kontrak yang ada. tidak ada yang perlu dicemaskan," balas Kaito lagi, sebelum akhirnya kembali mematikan layar ponsel miliknya dan menyimpannya di saku baju.

"Jii-san balas email mereka seperti biasanya saja,"

Jii-san menghela napas, "saya mengerti," kedua amnik pria tua itu menatap kearah Kaito yang sesekali akan terlihat gelisah, namun enggan mendekat, "lalu bagaimana dengan pemberitahuannya?"

MoonlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang