003.

81 6 1
                                    

Nugie turun dari mobil dan lekas menjabat tangan Verdi yang sudah menantinya. Mereka berada di sebuah gedung dan keduanya berjalan berdampingan menuju auditorium. "Udah siap semua kah?"

"Yah udah sekitar 70% an lah...masih ada 2 hari lagi sebelum acara," ujar Verdi memasuki lift bersama Nugie. "How's her?"

"As expected, jelas banyak pertanyaan. Tapi sejauh ini dia cukup nanggepin semuanya dengan tenang. Gue belum ngomong soal Gala Dinner lusa."

"It's going to create chaos, you know–" ucap Verdi. "Menurut lo, gimana Kalea ketika dia tahu bahwa gue itu bukan lo? Dan tentu aja, selingkuhannya–"

"She'll go feral for sure, karena besok kita tatap muka perdana dan gue bakal go public sama Arumi. By the way, dia gimana? Setelah akhirnya harus lepas jabatan?" Ucap Nugie keluar dari lift dengan didampingi Verdi.

"Ya..nggak gimana-gimana. Emangnya dia punya pilihan buat naik banding? Itu udah tertulis di surat warisan Kakek lo. Dia dan keluarganya udah cukup ngeruk keuntungan dari perusahaan selama menjabat sementara. Selingkuhannya naik pangkat jadi sekretaris dia–kenapa nggak lo pecat aja sih? Pajak gaji karyawan dipotong lumayan gede–setengah masuk ke kantong dia dan keluarganya, setengah lagi ke kas negara. Nggak keliatan ada penyesalan karena setelah ini mereka cuma turun jabatan; Kalea jadi Direktur SDM dan selingkuhannya Direktur Produksi–"

Nugie menghentikan langkahnya dan menoleh menatap Verdi. "Orang kayak Kalea nggak bisa cuma diperkarain, dipecat lalu selesai. We should keep our enemies close. Kakek gue meninggal karena kelakuan dia, and I'm going to make her and her affair suffer here karena wewenang udah gue pegang sekarang. They're gonna regret what they did to Grandpa...and Arumi."

Arumi sedang memakai serum di wajahnya. Ia menghabiskan waktu bersama Alena seharian termasuk berbelanja beberapa kebutuhan mendasar yang diperlukan Arumi termasuk skincare dan make-up. Ia lekas berlari kecil keluar kamar ketika mendengar suara pintu terbuka dan Nugie muncul membawa sebuah goodie bag besar yang kemudian Ia serahkan pada Arumi.

"Huh?? apa ini?" Ucap Arumi, tanpa sadar, mengikuti Nugie masuk ke kamar yang bersebelahan dengannya.

"Lusa akan ada Gala Dinner kantor dimana Aku bakal muncul di depan publik kantor dan resmi diangkat jadi Presdir–"

"Semua urusannya udah beres kah?"

"Ada beberapa urusan tapi bukan sesuatu yang besar. Jadi ya bisa disimpulkan kalo udah beres."

"Oh...Aku buka boleh?" Ucap Arumi yang lekas disambut anggukan oleh Nugie yang sedang sibuk melepas jaketnya. "Oh? Ini gaun–"

"Yea...karena lusa aku juga bakal ngenalin kamu sebagai tunanganku, and announce our wedding." Ucap Nugie mengistirahatkan dirinya di sisi tempat tidur. "Why don't you try it? Aku milih itu atas saran dari Alena. Aku nggak tahu ukuran badan kamu. Biar kalau nggak pas, Aku tuker besok."

Arumi merasa tak enak hati akan sikap baik Nugie. Namun Ia juga tak bisa menolak kebaikan pria itu. "Sebentar ya..." ujarnya keluar dari kamar Nugie lalu masuk ke kamarnya sendiri selama beberapa saat.

Sembari menunggu, Nugie pun melepas atasannya karena Ia berniat akan berendam air hangat. "Ouwh!" Nugie menoleh dan mendapati Arumi refleks berputar memunggunginya karena terkejut melihatnya bertelanjang dada.

"I-ini muat kok gaunnya! Aku sama sekali nggak ngerasa kesempit–" Arumi membeku di tempatnya ketika Ia merasakan sosok Nugie berdiri di belakang dan pria itu membenarkan resleting belakang gaun yang belum tertutup seutuhnya. Lalu tak lama kemudian, pria itu muncul di hadapannya.

Marriage ReversalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang