015.

65 5 0
                                    

Keesokan harinya, Nugie turun dari mobil dan tak sengaja bertemu Verdi yang kebetulan datang untuk menghadiri rapat laporan pemegang saham bulanan. Ia sengaja datang lebih awal agar bisa bersantai sejenak di ruangan Nugie.

"What's with that cute lunch bag?"

"Bekel makan. Hasil karya tunangan gue."

Verdi mengangkat kedua alis dan menatap Nugie penuh tanya sembari mereka masuk ke dalam lift. "Tunangan gue?? Mbak Arumi??"

"Ya emang kenapa sih? Kan emang bener Arumi tunangan gue?"

"I know. The way you say it sounds different..." ledek Verdi mengikuti Nugie keluar dari lift dan berjalan ke ruangannya. "Ada sesuatu kah semalem?"

Nugie bermaksud menjawab pertanyaan Verdi namun terhenti sejenak ketika tak sengaja melihat Allen sedang bicara dengan Kalea di ujung ruangan. Nugie hanya menghela nafas dan lekas masuk ke ruangannya.

"Bener kan ada sesuatu?? soalnya lo bukan tipe yang suka bawa lunch bag gemes kayak gini sekalipun itu dibawain Tante Ine."

"Bokap gue selingkuh lagi..." ujar Nugie meletakkan tas bekalnya di meja sementara Verdi duduk di sofa dengan santai.

"Hah?? Lo tau dari mana?"

"Kita ketemu kemarin...And what's more embarrassing is Arumi had to witness it–" ujar Nugie duduk di sofa sambil melipat kedua lengannya di depan dada dan menghela nafas.

"Mbak Arumi liat juga?"

"Eum...kemarin kita jalan keluar karena gue ada janji sama butik buat fitting baju. Gue tinggal bentar ke toilet, balik-balik Arumi lagi ngobrol sama bokap."

"Bokap lo juga nggak tau kali kalo dia calon lo–"

"Emang...cuma yang jadi concern gue sekarang adalah–Jujur gue pribadi udah nggak peduli, Bokap mau selingkuh kek, nikah seratus kali kek, Gue nggak peduli. I just want them to leave us alone–Gue cuma kuatir mereka bakal narik Arumi, so they can get through me–lo paham nggak sih?"

"Iya...iya...kayak...sekalipun lo nggak peduli, salah satu dari mereka pasti bakal tetep datengin lo, for whatever their reason is...lo nya udah tutup pintu buat mereka, tapi karena sekarang Mbak Arumi udah ke ekspos ke bokap lo, Jadi ada kemungkinan mereka bakal manfaatin Mbak Arumi? gitu kan?"

"Yep. Meanwhile, kita aja masih dealing sama dua orang brengsek itu, si Kalea dan Allen. Auwh...leher gue udah kenceng lagi aja mikirin semuanya–" ucap Nugie menyentuh lehernya yang terasa kembali tegang.

"Ya kalo gitu, lo harus bilang ke Mbak Arumi lah untuk jangan ladenin mereka..."

"I will....tapi gue rasa Arumi tipe yang nggak enakan. So, I'm not sure but I'll try it. Yaudalah yuk! Rapat–" ucap Nugie bangkit dari sofa dengan diikuti Verdi.

"Om Norman selingkuh lagi?!" seru Alena ketika mendengar cerita Arumi.

"Eum...itu nama Papanya Nugie kah?"

"Iya–Woah...That's crazy!" ucap Alena menutup mulutnya dengan telapak tangan. Siang itu Ia sedang bersantai di apartemen Nugie bersama Arumi.

"Tapi jangan bilang mama kamu dulu lah...aku takut nanti malah jadi masalah besar."

"Iya...lagipula juga keluarga kita udah nggak peduli sama Om Norman dan Andhita. Tapi tetep aja aku kaget dengernya. Mas Nug pasti kesel banget..."

"He had a breakdown yesterday...dia ngerasa malu karena aku harus liat sendiri kelakuan Papanya kayak gitu."

"Iya...I can understand him...gimana ya, kita tuh nggak bisa milih dari keluarga mana dan orang tua kayak apa kita dilahirkan. It's like gacha you know–Yang penting, Mbak sama Mas Nug jangan kayak gitu nanti kalo mutusin mau punya anak."

Marriage ReversalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang