005.

61 8 0
                                    

Arumi membasuh wajahnya dengan air. Ia mengeringkannya sejenak dengan tisu sebelum kembali merapikan riasannya.

"Haa...ternyata nggak gampang," gumamnya getir. Otaknya masih berusaha memproses dan beradaptasi lagi dengan kehidupan kantor yang sudah cukup lama Ia tinggalkan. Beruntung, Nugie cukup sabar mengajari dan mengimbanginya.

Arumi menghela nafas dan hendak berbalik pergi. Namun Ia sontak membeku di tempatnya ketika melihat sosok Kalea muncul sambil melipat kedua lengannya di depan dada. Wanita itu kemudian mendekat dan menatap curiga Arumi dari ujung rambut hingga kaki, membuat wanita itu tak nyaman.

"Apa rencana lo sebenernya?" Ucap Kalea dengan nada menuduh.

"Huh??"

"Nggak usah pura-pura bego deh! Jadi selama ini tuh lo ada affair juga kan sama cucunya Pak Ramli, si Nugie itu?? Asal lo tau ya, Nugie itu tadinya dijodohin sama gue!"

Arumi menghela nafas pelan karena merasa heran. Ia sudah diperingatkan Nugie sebelumnya, dan prediksi pria itu benar. Ia hanya tak perlu terpancing provokasi Kalea. "Terus salah gue kah? Kalau emang lo sepanik itu kehilangan chance sebagai cucu menantu pemilik perusahaan ini, You shouldn't have cheated on him in the first place–"

"Ya itu karena dia ngibulin–"

"His name is Verdi," sambar Arumi cepat. "Cowok yang pernah ngedate sama lo itu namanya Verdi, sahabat deket dari Nugie. Kalaupun lo nggak dapet Nugie, You had the chance to end up with him. Verdi sekarang menjabat sebagai Direktur Eksekutif di perusahaan anakan Ibunya Nugie. Tapi lo malah lebih tertarik sama suami orang–Oops? Ralat, MANTAN suami orang."

"Jangan-jangan dia nggak tahu siapa lo sebenernya–"

Arumi mengepalkan tangan lalu mendekat pada Kalea. Wanita itu terkejut karena tak menyangka jika Arumi akan balas menantangnya, "Tell him. Aduin ke dia tentang siapa gue sebenernya...Nugie bahkan tahu gue lebih baik dari diri gue sendiri. Kita nggak selingkuh. He proposed to me when I was in comatose but you do you, I guess...permisi," ucapnya melewati Kalea dan keluar dari toilet.

Namun semua tak berakhir pada Kalea ketika Arumi merasakan seseorang menahan lengannya, "Kamu tuh ngapain sih di sini?!" Seru Allen mencengkram tangan Arumi.

"Apa sih?! Aku nggak punya urusan sama kamu ya, Allen!"

"Ya terus ngapain kamu balik ke sini?! Kamu tuh udah resign karena koma panjang waktu itu! Sesusah itu kah ikhlasin perceraian kita?!"

Arumi menatap pria itu heran, "Ikhlasin perceraian? Aku bahkan nggak inget kalau ternyata kita pernah nikah. Denger ya, Aku balik ke sini karena permintaan Nugie–"

"Jadi kamu yang selingkuh duluan kan sama Pak Nugie? Jadi ya jangan salahin aku lah kalo aku lebih milih Kalea–"

"Aku udah omongin semuanya ke Kalea. Kalo kalian nggak percaya, Kalian bisa tanya sendiri ke Nugie. Aku bahkan nggak tahu kenapa Nugie mau nikahin aku. Tapi nolak tawaran berumah tangga dari pria terhormat kayak Nugie adalah keputusan bodoh. I literally hit the jackpot setelah menghabiskan setengah hidup aku sama pria nggak guna kayak kamu. I deserve someone who treats me well like Nugie. Keep crying. Coz We're still going to get married in the end," ujar Arumi menepis tangan Allen.

Allen menatap perempuan itu berjalan menuju ruang Presdir dan disaat bersamaan, Nugie terlihat keluar dari ruangan. Mereka berbicara sejenak hingga kemudian Arumi memasuki ruangan. Pandangannya sempat bersirobok dengan Nugie. Hingga tak lama kemudian, Arumi keluar dari ruangan sambil membawa tas dan Nugie lekas menggandengnya mesra tanpa keraguan.

Arumi terdiam menatap tangannya yang digenggam Nugie. Ia cukup terkejut ketika pria itu tiba-tiba menggandengnya. "Kamu udah ketemu mereka kah?"

Marriage ReversalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang