008.

67 7 0
                                    

Enam Bulan Lalu

Nugie kembali ke rumah setelah bertugas dari luar kota. "Andhita? Sayang?" ucapnya ketika mendapati apartemennya kosong. "Lagi keluar kah?" gumamnya melangkah ke ruang tamu. Ia mencoba menghubungi nomor Andhita dan suara handphone terdengar dari kamar mereka, tergeletak begitu saja.

"Dhit?" gumam Nugie mencari-cari sosok sang istri di beberapa tempat hingga Ia tiba di kamar mandi. Nugie hendak membuka mulut untuk menyapa sang istri, namun sontak mematung di tempatnya ketika Ia melihat siluet Andhita di bilik kamar mandi. Shower menyala deras adalah alasan mengapa wanita itu tak mendengarnya.

Siluet wanita itu terlihat menempel pada dinding bilik shower. Tanpa membuka bilik itu, Nugie bisa melihat bahwa Andhita tak sendiri di dalam sana. Ia sedang bercinta dengan seseorang di dalam sana. Pergerakan wanita itu mendadak terhenti. Andhita menyadari adanya siluet orang lain dari dalam kamar mandi. Ia lekas memakai handuk dan keluar dengan ekspresi horor di wajahnya setelah mengetahui kehadiran Nugie di sana. "N-Nugie?? A-Aku pikir kamu balik–"

Nugie mengepalkan tangan dan merangsek masuk ke dalam bilik kamar mandi meski Andhita sempat menahannya. Jantungnya terasa seperti berhenti berdetak ketika melihat sosok Sang Ayah di dalam sana.

"N-Nug, Papa bisa jelas–"

"ARRGHHHH!!" Tanpa ragu, Nugie merangsek maju dan meninju wajah sang Ayah.

"Aku nggak punya pilihan lain," ucap Andhita menatap getir Nugie yang duduk di hadapannya. Pria itu melamun menatap jendela kafe menolak bicara dengan Andhita. "Nug! Ayolah! Jangan kayak anak kecil–"

"Anak kecil mana yang nggak sakit hati lihat orang tuanya selingkuh sama kerabatnya sendiri?!" sambar Nugie frustasi. "Kamu yang selingkuh sama Papaku, Kamu yang hancurin keluarga kita, dan sekarang kamu yang ceraiin aku supaya bisa dinikahin Papaku?! Am I just a fucking joke to you?!"

"Aku hamil Nug!" seru Andhita tak kalah frustasi.

"What if it's my child–"

"NGGAK MUNGKIN!"

"Nggak mungkin??" seru Nugie lalu Andhita menyadari jika Ia kelepasan. "So, You've been sleeping with him for all this time? Dari kita pacaran??" Andhita tertunduk lalu mengangguk pasrah.

"Jangan bilang alasan kamu setuju untuk aku nikahin karena demi Papaku?" Andhita kembali terdiam lalu mengangguk pelan. "ARRGHH! BRENGSEK!"

"Aku Fatherless Nug!"

"SO WHAT?! TERUS KAMU PIKIR SEKARANG AKU APA?! THANKS TO YOU NOW I'M FATHERLESS TOO! I'll make sure to get my revenge on you. Just, you wait, Andhita."

Keesokan harinya, Arumi terbangun dan berjalan terhuyung keluar dari kamarnya. Ia terkejut melihat Nugie yang sudah terlihat akan bersiap beraktivitas. "A-Aku belum–"

"Kamu nggak usah ke kantor."

"Ya? Tapi–Aku nggak–"

"No,"ujar Nugie tegas. Ia lalu menghampiri Arumi dan berdiri di hadapan wanita itu yang menatapnya penuh tanya. "Kamu belum cukup stabil untuk bisa balik beraktivitas di kantor..." Meski sempat ragu, Nugie memberanikan diri untuk menyentuh kedua pundak wanita itu.

"Aku baru akan mulai di sana. Masih ada banyak waktu untuk benahin semuanya termasuk mikirin soal posisi kamu di kantor akan kayak gimana–We can talk about it later. Yang penting sekarang, Aku mau kamu stabil dulu..." Nugie terdiam selama beberapa saat. Ia meminta maaf sejenak sebelum mengangkat setengah pakaian yang dikenakan Arumi hingga perut wanita itu terlihat. "Kamu inget kah kamu nunjukkin ini ke aku semalem..."

Marriage ReversalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang