009.

51 9 0
                                    

Nugie memutar bolpoin di jarinya, memperhatikan daftar pengeluaran perusahaan di layar, "The cars, sell them–"

"Tapi–" Kalea hendak mengajukan protes namun lekas bungkam ketika Nugie mengangkat tangannya memberi sinyal agar dia diam.

"Mobil kamu masih berfungsi kan?"

"M-Masih..."

"Selain mobil-mobil ini apa ada masalah dengan mobil kantor yang biasa dipakai?"

"T-Tidak ada pak..." ujar Karyawan lainnya.

"Okay kalo gitu, kita nggak butuh itu. Untuk sementara, prioritas adalah menjual dua mobil itu dan masukkan hasil penjualannya ke kas perusahaan."

"Tapi itu kan demi image perusahaan–"

"Image perusahaan ditentukan dari baik atau tidaknya performa perusahaan dalam berbisnis, bukan mobil mewah," ujar Nugie memotong ucapan Kalea. "What did you do, selama menjabat apa cuma menghadiri satu dinner ke dinner lainnya dan kamu menyerahkan tanggung jawab kamu ke asistenmu? Do you even know, bahwa demi memenuhi gengsi kamu banyak karyawan yang upahnya harus terpotong? Pemerintah udah menetapkan potongan pajak yang cukup besar dan kamu mengenakan potongan lainnya, untuk apa? Kepentingan kamu sendiri?"

Kalea sontak terdiam dan tak ada satupun karyawan di sana yang berani menentang Nugie. "Saya akan lakukan pengecekan pengeluaran individu yang terkait dengan kantor. Sekiranya itu nggak penting, I'll take and sell it, lalu uang hasil penjualan akan dimasukkan ke dalam kas perusahaan seperti dua mobil itu. I'm not going to approve any resign letters, dan siapapun yang mencoba kabur dengan absen dari kantor akan dikenakan denda sesuai jumlah hari dimana mereka absen sampai kondisi keuangan kita membaik. Audit might be possible if it's needed," ujar Nugie tegas.

Komplain terdengar dari karyawan yang menghadiri rapat. "Kalau kalian mau komplain, sampaikan itu ke Bu Kalea. Kebiasaan hedon-nya mengorbankan kalian semua. Meeting dismissed–" ujar Nugie tegas lalu keluar begitu saja dari ruang meeting dengan diikuti tatapan kesal dari Kalea. Para hadirin rapat berbisik-bisik mengutarakan kekesalan mereka pada Kalea dan kroni-kroninya yang berakhir merugikan mereka semua.

"Giliran susah aja ngajak-ngajak...nggak beres emang," sungut para karyawan sambil memandang kesal Kalea.

Arumi berlari kecil ketika mendengar suara pintu yang terbuka. Nugie kembali dari kantor petang itu dan Ia lekas merapikan rambutnya. "Owh–Aku pikir siapa," ucap Nugie terkejut ketika mendapati Arumi menyambutnya. "Potong rambut?"

"Ini saran dari Alena. Katanya biar kelihatan lebih fresh. Jujur belum biasa berambut pendek..It feels weird."

"That looks good on you," ucap Nugie menuju ruang tamu dan Arumi mengikutinya dengan senyum tipis di wajah karena Nugie memujinya. "K-Kamu udah makan kah?"

"Belum." Ujar Nugie melepas dasinya.

"A-Aku coba masak...tapi aku nggak yakin kamu suka. Mau aku pesenin sesuatu di Gofood?"

"No, It's fine. Let's eat what you cooked. Aku mau mandi dulu," ujar Nugie masuk ke kamar. Seulas senyum tergambar di wajah Arumi ketika Nugie mengatakan jika Ia akan memakan hasil masakannya. Arumi pun lekas menata meja makan dan membereskan hasil sisa masakannya. Lalu setelah beberapa saat, Nugie pun muncul setelah mandi dan bergabung bersamanya di meja makan.

"Gimana? Kalo nggak enak bilang ya."

"Not bad kok. Ya, masih bisa lebih baik, but it's not bad."

Arumi kembali tersenyum mendengar jawaban Nugie yang dengan santai menikmati makan malamnya. "How's today?" Ucap Nugie sambil menikmati makan malam mereka.

Marriage ReversalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang