021. 💋

48 5 0
                                    

Arumi menunggu Alena mengunci pintu kafe. "Mbak nggak capek kah? Habis kerja bantuin aku di sini?"

"Nggak kok...biasa. Ibu aku juga punya rumah makan, jadi udah biasa," ujar Arumi berjalan berdampingan dengan Alena. "Lagian aku juga takut sendirian kalau nggak ada Nugie...apalagi setelah yang terjadi hari ini."

"Kenapa nggak dipenjarain aja sih Mbak? Masa cuma Kalea yang dipenjarain? Allen kan juga pernah kdrt sama Mbak? Kalau dia masih dibiarin di luar, dia bisa aja dendam dan nyerang mbak ketika Mas Nugie nggak ada."

"Masalahnya aku udah nggak punya bukti Len. Trust me, Ibu aku udah pernah laporin dia ke polisi tapi cuma berujung disuruh mediasi. Kalea ditangkap karena memang ada buktinya. Allen nggak bisa berbuat banyak karena itu udah terjadi tanpa sepengetahuan dia."

"Emang kita tuh nggak bisa berharap banyak sama hukum di sini..."

"Verdi nggak ke sini kah hari ini?" Alena menghela nafas dan tertunduk muram lalu menggeleng pelan. "Dia datang ke kantor kok pagi tadi...Maybe he's quite busy today."

"Ya lagian emangnya aku siapa dia juga Mbak...I don't have the right to beg him to come."

Arumi menghela nafas lalu menghadang langkah Alena. "Why are you so stubborn?" ujar Arumi.

"M-Maksud Mbak?"

"Aku yakin kamu aware kalau Verdi itu ada rasa dan serius sama kamu. Len, stop berhenti lihat hidup orang lain dan fokus sama diri kamu dan apa yang kamu yakini. Hanya karena Nugie pernah gagal dalam pernikahan bukan berarti kamu juga akan bernasib sama. Hanya karena aku pernah jadi korban KDRT bukan berarti kamu juga akan sama kayak aku. Khusus untuk perilaku abusive, itu bisa dideteksi dari awal hubungan. Untuk kasusku, It was my fault. Sebenarnya Allen udat terlihat sejelas itu dari awal tapi aku memilih untuk mengabaikan atas dasar cinta dan keyakinan bahwa dia akan berubah...tapi aku salah. Do you see that trait in Verdi? Apa Verdi pernah kasarin kamu?"

Alena terdiam sejenak lalu menggeleng pelan. Sejak dulu, Pria itu selalu ada untuk menemani dan melindunginya.

"Ragu itu wajar...tapi aku yakin hati kecil kamu bisa mendeteksi orang yang tulus dan nggak. Aku belum lama kenal Verdi, tapi lihat gimana kedekatan dia sama Nugie dan keluarga kamu, I can tell he's a good guy. At least, give him a chance and you two can decide later."

"I'll think about it," balas Alena. Arumi tersenyum lalu mengusap kepala Alena yang kini sudah terasa seperti adik baginya. Mereka pun berpisah sejenak karena Alena mau menemui resepsionis apartemen karena ada paket pesanan online-nya yang dititipkan di sana sementara Arumi bergegas naik ke unitnya.

Setelah mengurus dan mengambil paketnya, Alena berbalik dan berniat naik namun matanya menangkap sesuatu.

"Iya aku baru sampai..." ucap Arumi membuka kunci pintu apartemen dan berbicara di telepon dengan Nugie yang sedang dalam perjalanan pulang. "Aku tadi pulang bareng Alena...dia lagi di bawah urus paket–HMPH!!" Handphone di tangan Arumi terlepas dari genggamannya ketika sebuah sapu tangan membekap mulutnya. Ia memberontak namun sang penyerang dengan sigap mendorongnya masuk ke dalam hingga Ia tersungkur pada sofa. "A-Allen?" ucapnya shock karena ketakutannya terbukti dan Ia tak tahu seberapa jauh Nugie dalam perjalanannya menuju rumah.

"Aku nggak bisa biarin ini semua–" ucap Allen. Rasa frustasi tergambar jelas di wajahnya. "If I go to hell, I'll drag you to hell with me, Rum–"

"ORANG SINTING!" seru Arumi dengan segera Ia mencoba meraih telepon namun Allen menariknya dengan kasar dan mendorongnya hingga Ia tersungkur di lantai. Arumi meraih apapun yang afa di dekatnya dan dilemparkannya pada pria itu namun tenaganya tak kalah kuat dari Allen sehingga hanya butuh satu pukulan di wajah dari pria itu yang sontak membuat Arumi tak sadarkan diri.

Marriage ReversalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang