29. Ice Cream

143 22 6
                                    

Hay, haloooo. Maruk kembali 🤸

Jangan lupa buat pencet bintang yang ada di pojok bawah sana yaaa! Beri Maruk serta anak-anak yang ada di sini dengan cinta kalian 🙆

Enjoy, and happy reading 🕊️






















"Dia emang nggak istimewa buat lo, Sa. Tapi, dia istimewa buat Jenandra."—Nathan.
























•••••

Nathan menghela napasnya lelah, pemuda kelahiran tiga belas Agustus itu menatap Jenandra yang baru saja melewati ambang pintu kelas dengan langkah gembira. Tangannya kembali sibuk memasukkan beberapa buku tulis miliknya yang berceceran di atas meja.

Heksa berdiri di sampingnya, dengan setia menanti yang paling muda hingga selesai berberes. "Kok bisa dia sebulol itu." Helaan napas panjang milik Heksa mengudara.

Celetukan itu berhasil menarik atensi Nathan, pemuda itu mengangkat bahunya acuh. "Nggak tau, tuh. Kok bisa ya?" Kedua pemuda itu berjalan keluar dari kelas, berjalan beriringan sembari mengobrol ringan.

"Tapi ya, Nat, lo penasaran nggak sih?" Nathan melirik Heksa melalui ekor matanya, agak penasaran dengan pertanyaan apa yang akan Heksa lempar padanya kali ini. "Apa sebenernya alesan si Jenandra suka Karin. Like, menurut gue, Karin nggak seistimewa itu."

Nathan mendengus kecil, "Dia emang nggak istimewa buat lo, Sa. Tapi, dia istimewa buat Jenandra." Heksa menoleh, mengangguk kecil begitu paham ucapan Nathan.

Nathan benar, cinta memang buta.

Sibuk melamun, langkah Heksa terhenti ketika Nathan menahannya. Yang lebih muda memberi isyarat melalui lirikan matanya, dengan segera, Heksa mengikuti arah lirikan Nathan.

Dan di sana, ia dapati Jenandra yang tengah memeluk Karin. Heksa menatap dua manusia berbeda kelamin itu cukup kaget. Tangan si gadis terlihat menggantung begitu saja di udara.

Nampak tangan Jenandra terulur untuk menghapus jejak air mata di wajah gadis itu, "Lo denger?" Karin bertanya, gadis itu menatap mata sipit milik Jenandra.

"Masih banyak cowok lain, Rin. Cowok bukan cuman Rendi, banyak yang suka dan sayang sama lo." ucap Jenandra.

Heksa jadi penasaran, sebenarnya apa kasusnya kali ini?

"Mau es krim? Gue beliin."

Gadis itu terlihat mengangguk, "Kita beli di abang-abang aja ya? Atau mau es krim yang di warung-warung? Atau mau yang di kedai es krim?" Jenandra bertanya, pemuda itu berjalan terlebih dahulu, yang tak lama diikuti oleh Karin.

Heksa dengan segera menarik pergelangan tangan Nathan, keduanya membuntuti Karin dan Jenandra secara diam-diam. Mendengarkan percakapan dua manusia itu.

"Di warung baru yang ada di pinggir sekolah aja deh, Jen. Supaya nggak kejauhan juga, takutnya nanti Pak Joni nyariin."

Jenandra mengangguk kecil, "Pak Joni jemput telat?" Si gadis mengangguk.

"Telfon Pak Joni, biar nanti lo, gue aja yang nganterin." Karin nampak menoleh ke arah Jenandra.

"Bukannya lo tadi pagi dianter?"

HEY, LOOK AT ME!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang