🤍 Belum menyerah pt2

1.9K 188 30
                                    

~Happy reading~

Kedua remaja itu berbaring di atas tikar setelah
Menyelesaikan pekerjaan nya di pagi hari. Sang bunda mengabari kalau Kaka sulung mereka berada di rumah sakit sejak semalam.

“bunda gak bilang, bang Xeon sakit apa Jo?”

Jojo menggeleng, pemuda itu sibuk bermain bersama balita yang ikut berbaring di sekitar mereka. “Gak bilang apapun, gw juga penasaran.”

Lama berpikir koko duduk secara tiba-tiba. “Jo, lu inget gak? Kemarin malam ada cowok bawa makanan sama mainan ke panti?”

“Iya, terus kenapa? Bukan nya biasa ya. Mungkin itu kumpulan pemuda yang suka donasi aja.”

Mereka berdua kembali terdiam, hingga suara Ratih membuyarkan lamunan mereka.

“bunda bawa makanan, di makan ya. Sama adik-adik juga.” Ratih memberikan dua kantong berisi bolu kukus.

Mereka berdua mengucapkan terimakasih, Ratih hanya mengangguk lalu pergi ke kamar nya. Hal itu tidak lepas dari pandangan kedua nya, sang bunda terlihat sedih dan juga lelah.

“bener-bener ada yang gak beres.” Kata Koko yang di setujui oleh Jojo.

“kita harus tanya bunda, kita gak boleh diem aja.”

Tangan Koko sudah mengepal erat menyalurkan emosi yang ia pendam. Saat ini bunda nya sedang menangis dengan Jojo yang terus mengusap bahu sang bunda.

Setelah berusaha bertanya pada Ratih, kedua nya akhirnya mendapatkan jawaban kenapa sang Kaka sulung di larikan ke rumah sakit.

“Bunda di panti aja, biar Koko yang jagain Abang di sana.”

“Jangan buat keributan Koko..” Koko tidak menjawab langsung pergi begitu saja membuat Ratih sangat kahwatir.

“jojo bakalan susul Koko, bunda di sini aja. Jojo janji Koko gak bakal buat macem-macem.” Ratih tersenyum sendu, tangan nya terangkat mengelus wajah Jojo dengan lembut.

“Makasih ya sayang..”

“Hm, Jojo berangkat dulu bunda.”

🤍🤍🤍

Heli membuang napas melihat bagaimana sejak tadi Lina yang di abaikan oleh Wiliam. Sejak sadar Wiliam tidak mau bicara pada siapapun.

Kesalahan kedua orang tua nya yang tidak senagaja membicarakan fakta mengejutkan tentang bagaimana Wiliam bisa menjadi anak mereka.

Membuat anak itu terpukul, hingga berusaha mengingat masa lalu yang sudah lama tenggelam di dalam ingatan nya.

“Mah, biar heli aja.”

Lina mengangguk, memberikan semangkuk bubur itu pada heli. Sejak tadi, Lina mencoba membujuk bungsu nya untuk makan. Tapi, anak itu sama sekali tidak mempedulikan nya.

Lina keluar dari kamar rawat bungsu nya, heli duduk tepat di samping ranjang pesakitan milik sang adik. Ia tidak membujuk adik nya itu untuk makan, mangkuk berisi bubur itu ia taruh di nakas.

XeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang