🤍 Kesepakatan

1.6K 137 33
                                    

~Happy reading~







Suara pisau yang beradu dengan tatakan itu terdengar nyaring. Memotong kok menjadi kecil-kecil, setelah selesai Xeon masukan nya ke dalam mangkuk besar.

Jam tujuh malam Makana telah siap, menu makan malam ini sup baso dengan Vegetabele pancake buatan Xeon.

Semua anak di panti sudah tau tentang keadaan sang bunda. Hingga membuat suasana makan malam ini hening dan sedikit suram.

“Habiskan ya, makanan nya, jangan lupa sebelum tidur sikat gigi. ” 

“Iya abang.” Mereka menjawab dengan kompak.

Xeon tersenyum beberapa anak sudah selesai memakan makanan mereka. Xeon merasakan celana bagian bawah nya di tarik pelan di bagian kiri dan juga kanan.

Saat melihat ke bawah Xeon tersenyum geli, dua anak perempuan berusia lima tahun itu sedang memandang nya.

Xeon berjongkok menyamakan tinggi nya. “Saila, naina, kenapa hm?” tangan Xeon terangkat mengusap kedua pucuk kepala dua anak itu.

Xeon panik saat kedua mata anak itu berkaca-kaca mereka mulai nangis. Dengan cekatan Xeon menggendong kedua nya lalu duduk di sofa.

Keduanya duduk di masing-masing paha Xeon. “Cup, cup, jangan nangis yaa.” Kedua anak itu masih saja menangis, Xeon sedikit susah menghentikan nya.

Setelah setengah jam tangisan mereka baru mereda. Itu pun karena saila dan naina tertidur, sebelum nya mereka bilang kalau mereka rindu sang bunda.

Kini Xeon berada di halaman belakang panti asuhan. Dirinya merindukan orang-orang tersayang nya. Ibu, bunda dan juga Andra, Xeon tidak bisa menghubungi sahabat nya itu.

Pesan yang ia kirimkan pun tidak di jawab. Saat mencoba menghubungi Andra, nomor telepon sahabat nya itu tidak aktif.

Ketika hanyut dalam lamunan, Xeon di kejutkan dengan notip dari handphone nya. Ternyata pesan itu dari salah satu restoran tempat nya interview beberapa hari lalu.

Xeon tersenyum senang saat ia di nyatakan di terima kerja di restoran itu. Xeon tidak enak jika harus meminta pada Reynan, padahal Kaka kedua nya itu sudah bilang kalau dia boleh meminta apapun padanya.

Bahkan kemarin, Reyna yang membayar semua administrasi sang bunda. Xeon merasa tidak enak, rasanya juga sangat asing, padahal Reynan adalah Kaka kandung nya.

Walaupun Xeon sudah memberikan Reynan kesempatan, bukan berarti dia ingin kembali untuk tinggal bersama. Xeon tidak cukup berani menganggu kehidupan kedua Kaka nya.





🤍🤍🤍






Hari ini adalah hari pertama Xeon bekerja di tempat baru. Xeon sangat bersemangat, dan berharap di tidak lagi membuat kesalahan.

Pemuda itu sedang menunggu angkutan umum, tiba-tiba saja sebuah mobil hitam berhenti di depan nya. Netra nya melebar melihat orang-orang berbadan besar dengan pakaian hitam keluar dari dalam mobil.

Mereka berdua melihat kearah nya dengan tatapan yang menakutkan. Xeon berniat kabur namun kalah cepat dengan kedua orang berbadan besar itu.

Xeon di seret masuk ke dalam mobil, Xeon mencoba meronta, namun gagal, tenaga kedua orang itu benar-benar kuat. Xeon tidak habis akal ia berteriak meminta tolong, seolah semesta mendukung orang-orang itu, jalanan tiba-tiba saja sepi.

Tidak ada yang mendengar teriakan Xeon, sampe pemuda itu merasakan sesuatu menusuk leher nya hingga membuat tubuh nya melemas, dalam sisa kesadaran nya Xeon berharap akan tetap hidup untuk adik-adik nya.





Saat terbangun Xeon merasa kalau tubuh nya susah di gerakan. Hingga saat nyawa nya terkumpul Xeon baru sadar kalau tubuh nya terikat di sebuah kursi.

Xeon memandang ruangan yang di pakai untuk menyekap nya. Ini tidak seperti di film-film yang ia tonton, ruangan ini sangat bersih dengan lampu yang menyala terang.

Tapi ruangan ini sedikit membuat nya merinding, seluruh bagian dari ruangan ini berwarna putih. Di dalam nya hanya ada dua kursi dengan satu meja, dan semuanya berwarna putih.

Xeon hanya bisa pasrah dengan hal yang akan terjadi kedepannya. Ia tidak tau ini di mana, dan siapa yang menyekap nya di sini, dia benar-benar tidak tau alasan orang itu, karena seingat nya ia tidak memiliki masalah dengan siapapun.

Xeon sudah terkantuk-kantuk, dia tidak tau situasi di luar apakah sudah malam, Atau masih siang. Ruangan ini tidak memiliki pentilasi hanya ada dingding putih mengelilingi nya.

Seorang peria sedikir berumur masuk ke dalam ruangan itu di ikuti dua orang berbadan besar yang tadi menculik nya.

Xeon hanya diam memperhatikan peria itu yang kini sudah duduk di hadapan nya, dengan meja yang menjadi penghalang mereka berdua.

“Hallo Xeon, maaf ya, jika saya membawa mu kesini dengan cara yang sedikit kasar.” peria itu terkekeh.

“Kamu mau tau siapa saya? Dan kenapa kamu bisa ada di sini?”

“Siapa?”

“Saya Andelios, ayah angkat Kaka kamu Reynan. Saya ingin membuat kesepakatan dengan kamu.”












Tbc.








Hello...
Jangan lupa vote ya.
Komen juga boleh.

Aku menunggu silent reader
Yang berbaik hati.

Buat enjina yang nonton konser
Minggu depan happy fun ya.

Yang gak nonton gapapa
Ayok nangis bareng hehhe.

Di luar Jabodetabek
Emang agak sulit yaa..

Fighting 🔥🧡🔥🧡🔥🧡🔥











 

XeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang