🤍 Tanggung jawab

2.6K 208 35
                                    

~Happy reading~

10 tahun kemudian ...

      Kaki panjang itu berlari tunggang langgang di trotoar. Pemilik nya dengan gesit menghindari apapun yang menghalangi langkah nya. Suara sirene polis itu masih menggema memecah jalan meneriaki para remaja yang berlarian ke berbagai arah.

Berdecak kesal saat tau polisi itu berada tidak jauh di belakang nya. Pemuda tinggi dengan Hoodie menutupi kemeja putih khas seragam sekolah menengah itu membelokan langkah nya ke sebuah gang kecil.

Pemuda itu mempercepat lari nya melihat ke kanan dan kiri mencari tempat bersembunyi. Tiba-tiba saja ia merasakan seseorang menarik tangan nya masuk kedalam sebuah rumah yang sudah usang karena sudah lama di tinggalkan.

Seseorang yang menarik nya tadi membekap mulut pemuda itu agar tidak bersuara. Namun sang pemuda berusaha memberontak hingga orang itu menyuruh nya untuk diam “Diam Koko!”

“bang Xeon?”

Bukannya merasa aman karena sudah lepas dari kejaran polisi. Pemuda yang di sebut Koko itu menelan ludah gugup, mengetahui siapa yang menyelamatkan nya.

Tiga puluh menit berlalu akhirnya mereka berdua bisa keluar dari rumah usang itu karena situasi sudah aman. Xeon menghela nafas lalu ia
Melipat silang kedua tangan nya di depan dada.

Sedangkan Koko remaja berumur delapan belas tahun itu menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal sambil menyengir lebar “Hehe ketauan”

Tak!

“Aw!”

Koko hanya bisa mengelus-elus kening nya yang di mendapatkan jitak kan sayang dari Xeon.

“Gak kapok-kapok ya Lo. Gw bilangin bunda biar lo di suruh cuci piring selama satu bulan!”

Koko menggeleng brutal takut dengan ancaman Xeon. Hukuman apapun ia terima kecuali mencuci piring, Koko tidak tahan dengan bau makanan sisa yang tertempel di alat makan.

“Jangan dong bang. Janji deh ini yang terakhir.”

“Halah, bulan kemarin Lo juga bilang gitu! Keputusan gw udah bulat.”

“eh, bang!”

Xeon berjalan meninggalkan Koko yang panik. Mereka berdua Sudah berada di luar gang tapi Koko masih berusaha membujuk Xeon agar tidak mengadukan kelakuan nya pada sang bunda.

Xeon memakai helm yang tergantung di motor Vespa kesayangan nya. Xeon sama sekali tidak mempedulikan Koko yang masih saja mengoceh menjelaskan kalau ia tidak ikut tawuran, hanya menonton katanya.

Melihat Xeon yang mulai menghidupkan motor Koko ikut naik di jok belakang. “lo ngapain sih ko?” tanya Xeon kesal.

“Ikut pulang lah bang, motor gw di sekolah.”

Xeon hanya pasrah saja ketika Koko mulai memeluk pinggang nya, bahkan menaruh kepala nya di pundak Xeon. Xeon tidak pernah benar-benar marah pada Koko, bagaimanapun Xeon saat ini adalah yang tertua di panti, Xeon  akan selalu merasa bahwa dia punya tanggung jawab yang besar untuk semua adik-adik nya.

XeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang