[Epilog]

150 9 13
                                    

Berdiri di pintu masuk Imperial Ballroom, tempat resepsi Edwin dan Michelle malam ini, Freya mengangguk dan tersenyum puas. Dia menunduk dan menyimak layar tablet yang dipegangnya. Setelah beberapa saat, dia menengadah dan sekali lagi mengangguk.

Freya mengedarkan pandang dan melihat belasan meja sudah ditata dan dihias rapi di dalam ruangan itu. Bukan pesta besar, persis seperti yang diinginkan Edwin dan Michelle, tetapi tetap saja jauh dari kata sederhana.

Ruangan ini telah disulap menjadi seperti taman yang ada di tengah istana kerajaan Tiongkok kuno. Layar LED yang terpasang dari lantai hingga langit-langit panggung menampilkan pemandangan danau buatan dengan jembatan batu. Gerbang dengan pintu bulat berdiri sebagai latar. Bunga-bunga dengan kombinasi merah dan peach dirangkai apik melengkapi meriahnya panggung.

Edwin dan Michelle sedang mengambil gambar di sana. Edwin tampak gagah dengan jas abu-abu yang dikenakannya. Sangat serasi berdampingan dengan Michelle yang mengenakan gaun pengantin bertabur kristal dan mutiara.

Di samping Michelle, Ik Hong berdiri dengan senyum lebar, dibalut dengan gaun merah yang identik dengan gaun mama Michelle. Seharian ini, Ik Hong tak banyak bicara. Ketika prosesi pemakaian jas, mata Ik Hong memerah, menahan agar air mata tak turun. Tetapi tangisnya pecah ketika Edwin memeluknya erat, berpamitan sebelum menjemput sang mempelai perempuan.

Saat tiba di gereja, Edwin menarik tangan Freya, meminta waktu untuk bicara. Rahang Edwin mengeras dan sebelum bicara matanya melirik ke kanan-kiri.

"Frey, nanti tolong Mama diungsikan ke kamar Wak buat touch up. Aku nggak ngerti apa yang ada di kepala Papa dan Mama, mereka masih sempat bertengkar sebelum berangkat tadi."

Kedua tangan Edwin mengepal di sisi badannya. Dia sempat mengangkat tangan, mungkin ingin melakukan sesuatu untuk melampiaskan frustrasi tetapi di saat yang sama menyadari bahwa tak mungkin dia merusak penampilannya sebagai mempelai laki-laki.

"Mama sendiri yang minta Papa datang, ujung-ujungnya ribut. Aku sudah kasih ultimatum. Ini hari pernikahanku, paling tidak mereka harus belajar menahan diri untuk aku."

Edwin membuang napas berat beberapa kali. Sejenak dia memejamkan mata dan kembali menghela napas yang terdengar tak seberat sebelumnya.

"Aku nggak jamin pertengkaran ini nggak terulang kalau mereka terus ada di satu tempat. Karena itu, tolong aturin biar Mama bareng sama Wak aja. Wak Giok bisa bikin Mama tenang dan nggak melampiaskan kejengkelannya dengan memarahi orang yang nggak tahu apa-apa atau cari ribut mempermasalahkan hal-hal kecil yang nggak penting."

Tepukan dukungan Freya berikan di bahu Edwin bersama dengan sebuah senyum maklum. Dan kini, menatap Ik Hong berdiri di samping sang menantu membuat senyum serupa terbit di wajah Freya.

Pasti tak mudah bagi Ik Hong untuk bersikap tenang dan baik-baik saja seperti saat ini. Ik Hong dan sang suami berdiri berdampingan, terlihat serasi dan harmonis di tengah badai yang disembunyikan di kedalaman batin mereka.

Sebuah potret keluarga yang bahagia, tetapi menyimpan banyak luka. Di hadapan banyak orang mereka mengenakan topeng kebahagiaan, meredam semua emosi demi sang putra. Semua gejolak itu kembali diabaikan walau tak mungkin tak dirasakan. Malam ini, semua harus tampak baik –atau bahkan luar biasa– untuk Edwin.

Pandangan Freya bergeser pada punggung tegap dengan balutan jas hitam yang terlihat kontras dengan para kru berseragam putih. Sejak pagi, laki-laki itu memastikan semua peristiwa penting terdokumentasi dengan baik. Ah, sebenarnya bahkan sejak sesi pre-wedding, Austin tidak mengizinkan orang lain mengambil posisi sebagai fotografer utama untuk Edwin dan Michelle.

Freya melihat Austin kini berdiskusi dengan Justin. Entah apa yang mereka bicarakan, tetapi kini Justin menggerakkan tangan, sepertinya memberi arahan pada kru Light Studio yang langsung bergerak memasang beberapa kursi di panggung.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Blossom in the LightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang