[25] Klien #8: The Technical Meeting

71 8 1
                                    

Proyektor sudah dimatikan dan para vendor serta keluarga yang mengikuti technical meeting sudah beranjak dari tempat duduk mereka. Sembari mendengarkan penjelasan dari pemilik jasa dekorasi, Freya melirik dan mendapati Angela, sang calon mempelai perempuan, sedang bicara dengan Austin.

Menyudahi pembicaraan mereka, Freya menjabat tangan suami-istri yang akan bertanggung jawab untuk dekorasi super-rumit yang diminta oleh Angela. Ini pertama kalinya Blossom bekerja sama dengan vendor dekorasi ini, karena itu Freya perlu memastikan beberapa hal. Selain itu, kontrak kerja yang sudah disepakati oleh Ken dan Angela dengan vendor juga sudah di tangannya. Freya hanya perlu menekankan beberapa hal yang tidak boleh terlewatkan.

Kedua orang itu baru saja keluar dari pintu ruang meeting ketika Ken mencegat Freya.

"Frey, jadinya untuk acara di Bali gimana? Hari ini kita cuma bahas acara sangjit saja."

Berasal dari keluarga yang memiliki perusahaan dengan relasi yang luas, Ken dan Angela tak bisa menghindar dari tuntutan orang tua mereka yang ingin mengadakan acara besar-besaran. Tetapi, Angela, si putri bungsu kesayangan keluarga konglomerat itu, juga bersikeras mewujudkan mimpinya untuk menikah di Bali, dengan tamu-tamu eksklusif.

Sebagai jalan tengah, Ken dan Angela akan menggelar pesta pertunangan sekaligus sangjit di salah satu hotel mewah di Surabaya, tiga minggu sebelum pernikahan di Bali. Dan karena uang bukan masalah, pesta ini diadakan dua hari berturut-turut. Di hari pertama, Ken dan Angela akan melewati prosesi dinghun –pertunangan, di mana mereka akan bertukar cincin– sekaligus sangjit –seserahan– yang dihadiri oleh keluarga dekat, kerabat, dan orang-orang dekat lain. Walaupun orang tua Ken dan Angela selalu mengatakan bahwa mereka hanya akan mengundang orang-orang dekat di acara hari pertama, undangan mereka sudah mencapai 1.000 tamu.

Hari kedua, yang diberi tajuk perayaan pertunangan, juga akan dihadiri 1.000 tamu lain yang merupakan kolega bisnis, teman-teman Ken dan Angela, juga para kenalan yang tak boleh terlewat diundang. Merencanakan dua hari yang padat ini saja sudah terasa melelahkan bagi Freya. Dia tak berani membayangkan apa yang akan mereka rasakan pada hari-hari itu.

Freya tersenyum lalu menatap Ken.

"Jadwal TM untuk acara di Bali sudah dijadwalkan di hari kalian tiba, which is tiga hari sebelum acara."

"Apa nggak terlalu mepet?" Ken mengernyit dan memandang Freya dengan tatapan yang lebih tajam.

Diam-diam Freya menahan napas lalu membuangnya, sambil tetap tersenyum. "Kita sudah bahas ini, Ken. Kalian sendiri yang bilang hanya bisa datang ke Bali beberapa hari sebelum hari H, jadi tim kami menjadwalkan TM sedini mungkin. Kalau memang ada yang masih ingin ditambahkan atau diubah, kamu bisa cek rundown yang sudah dikirim ke surel."

"Tetap aja susah ya kalau nggak lihat venue-nya secara langsung. Angela juga masih belum sreg sama MUA yang untuk di Bali. Kamu bisa bantu?"

"Apa yang bisa aku bantu? Tadi sebelum TM mulai, Angela bilang semua sudah clear."

"Sebentar." Ken membalikkan tubuh dan ketika pandangannya menemukan Angela, laki-laki itu berseru, "Non, sini dulu. Penting!" Tangannya melambai agar sang kekasih tak membuang waktu.

"Kenapa, Ko?" tanya Angela manja sambil bergelayut di lengan Ken.

"Ini loh, kamu bilang sendiri sama Freya, apa yang masih kurang sreg sama MUA-mu yang di Bali." Jari telunjuk Ken menuding, membuat Freya berjengit terkejut.

Angela mengibaskan tangan dengan begitu ringan. "Ah, aku sudah telepon sama MUA-nya, Ko. Pokoknya aku nggak mau tahu, dia harus bisa sediain waktu buat make-up Mami. Kemarin Mami bilang nggak suka sama waktu lihat portofolio MUA yang sudah di-deal buat Mami dan Cece. Mami tuh maunya bawa MUA dari Surabaya, tapi MUA langganan Mami nggak bisa. Jadi ya udah, Mami mau pake MUA-ku sekalian."

Blossom in the LightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang