[22] The Wedding Expo: Galaxy Mall Exhibition Hall

56 8 4
                                    

Semalam Edwin sudah melaporkan bahwa booth mereka sudah selesai didekorasi dan siap menyambut calon klien selama expo. Dulu, Freya akan menemani Ray untuk melakukan inspeksi di tengah malam menjelang hari expo. Namun, kali ini, di expo pertama setelah pandemi, Freya menyerahkan tugas mulia itu pada Edwin.

Pagi ini Freya yang akan bertugas menyiapkan berbagai materi yang akan ditampilkan dan dipresentasikan. Dia akan berangkat lebih awal dan Edwin akan menggantikan dirinya di sore hari. Selain mereka berdua, tentu ada kru lain yang sudah diberi jadwal tugas. Sekalipun demikian, Freya dan Edwin sudah sepakat bahwa paling tidak salah satu dari mereka harus ada di booth untuk mengantisipasi banyak hal, salah satunya bila ada klien yang berniat untuk menawar harga jasa mereka.

Freya sudah menyiapkan sekotak bakpao –yang dikirim oleh Mami Giok kemarin– sebagai ransum cadangan. Mengingat lokasi expo ada di sebuah mall besar, Freya menduga krunya lebih memilih untuk berburu makanan di sana. Tetap saja kebiasaan lama susah dihilangkan; jadi Freya dengan senang hati tetap membawa bakpao-bakpao montok itu.

Dia sudah berada di dalam kamar dan merapikan seragamnya ketika ponselnya berdering. Freya terdiam dan memandangi layar selama beberapa saat. Setelah menarik napas dalam, menahan oksigen itu hingga paru-paru terasa penuh, dan membuangnya perlahan, dia mengangkat panggilan telepon itu.

"Hai, Eya. Morning!"

"Morning, Oz." Freya memandangi pantulan dirinya di cermin dan merapatkan bibir agar senyum itu tidak muncul dengan lancangnya.

"Lima menit lagi aku sampai. Kamu sudah siap?"

Freya memeriksa jam dinding, masih lewat pantulan di cermin. Lima belas menit lebih awal dari waktu yang mereka sepakati. Saat Austin mengantarnya pulang di hari perayaan anniversary Blossom, laki-laki itu menawarkan diri untuk menjemput Freya dan mengantarnya pulang selama wedding expo berlangsung.

Hari-hari expo yang lalu memang sangat melelahkan. Cukup satu kali Freya merutuki diri sepanjang perjalanan pulang karena matanya sulit diajak bekerja sama saking terlalu lelah. Dan biasanya ketika pergi dan pulang bersama Ray, dia bisa menghemat energi dengan tidur sejenak selama perjalanan.

Tawaran Austin terdengar begitu menarik. Dia tak perlu bersusah payah mengumpulkan sisa energi untuk memastikan diri bisa menyetir pulang dengan selamat. Sebagai gantinya, Freya akan berusaha keras untuk tidak tidur dan membiarkan Austin terjaga sendiri selama perjalanan. Terlebih, Austin dan Light Studio akan berbagi booth expo dengan Blossom. Rasanya ada lebih banyak fakta dan alasan yang mendukung Freya untuk menerima tawaran Austin daripada menolaknya.

Tidak. Austin tidak menawarkannya dengan nada memaksa. Dia bahkan terlampau santai dan tidak terkesan berlebihan membujuk Freya untuk menerima bantuannya.

Freya jadi teringat pembicaraannya dengan Yenny kala itu. Sebuah kalimat yang Yenny ucapkan terngiang di benaknya.

Jalani dulu aja.

Kalimat itu terus mampir di kepala Freya hingga menjadi seperti sebuah rapalan yang akhirnya mendorong Freya membuat sebuah keputusan. Jalani saja. Tidak ada salahnya menerima tawaran kebaikan dari seorang teman.

"Aku terlalu awal ya?" tanya Austin lagi, mungkin karena Freya belum juga menjawab pertanyaannya.

Pandangan Freya tertumbuk pada cermin yang memperlihatkan tanda pengenalnya sebagai kru Blossom. Fokus utama hidupnya saat ini adalah Blossom. Dan Austin adalah bagian dari Light Studio, vendor rekanan yang selama ini sudah banyak membantu dan bekerja sama dengan Blossom. Fokusnya selama expo adalah Blossom. Bukan yang lain.

Blossom in the LightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang