Seperginya Geo dan Gia, Ayesha ikut bangkit, dia menatap Ghava yang diam mematapnya.
"Gak tidur, mas?" Tanyanya yang sudah merasa mengantuk.
Gelengan kepala Ghava berikan sebagai jawaban. "Ya udah, aku—"
"Tunggu, Ayesha," tahan Ghava sambil menggengam pergelangan tangan sang istri.
Sebelah alis Aysha yang terangkat membuat Ghava segera berkata, "Temani saya malam ini, apa bisa, Ay?"
"Hah?"
Raut kaget jelas nampak di wajah cantik gadis itu, dia menatap bingung pada Ghava. Apa maksud pertanyaan tersebut coba?
"Lo— kamu minta apa tadi?" Tanya Ayesha menuntut penjelasan. Dia menatap bingung pada Ghava tapi Ghava malah berdiri.
"Malam ini saja, saya tidak akan melewati batas yang sudah kamu tentukan," ucapnya segera menarik Ayesha.
Sedangkan yang ditarik hanya bisa berjalan mengikuti langkah Ghava yang lumayan lebar.
Perasaan Ayesha menjadi tidak enak menyadari bahwa Ghava mengajaknya menuju kamar pria itu. "Mau ngapain sih, mas?" Tanyanya was-was.
Tapi Ghava tidak menjelaskan apapun, dia tetap berjalan menarik tangan sang istri lembut. Dia hanya ingin mengetahui sesuatu.
Pintu kamar Ghava terbuka, warna biru malam, abu-abu, dan hitam menjadi warna dominan dari kamar pria berusia 25 tahun di hadapannya ini.
"Ayo masuk," ajak Ghava, dia melepaskan genggamannya membiarkan Ayesha mengelilingi kamar miliknya.
Ayesha berjalan menuju ranjang king size milik Ghava, aroma khas Ghava seketika tercium sangat kuat.
Dia memejamkan mata membayangkan dirinya dipeluk Ghava, aroma ini sangat hangat bagi Ayesha, seolah dia sudah sangat hafal dengan aroma ini.
Tapi, bukankah Ghava maupun Ayesha tidak saling kenal? Kenapa dia merasa tidak asing?
Ay, ayo ke markas! Anak-anak nungguin!
Tiba-tiba tubuhnya terasa lemas, untungnya ketika tubuhnya limbung Ghava dengan sigap menahan tubuhnya.
"Kamu tidak apa-apa?" Tanya Ghava mengangkat tubuh Ayesha lalu meletakkannya di ranjang.
Ayesha mengangguk sekali, dia menatap Ghava yang ikut duduk disampingnya. Raut khawatir Ghava membuatnya terdiam.
Suara apa yang tadi tiba-tiba terdengar? Kenapa dia tidak mengingatnya? Apa dia mulai kehilangan ingatannya di masa lalu?
"Aku baik-baik aja, mas. Gak usah khawatir," ujarnya menatap televisi Ghava yang sudah menyala.
Tawa ringan terdengar dari Ayesha membuat Ghava menatap bingung sang istri. "Muka kamu kalau khawatir gitu lucu, mas. Jadi, mas mau Ayesha ngapain?"
Pertanyaan Ayesha bukannya dijawab, Ghava malah berdiri, berjalan menuju sisa lain ranjang lalu ikut duduk di samping istrinya.
"Temani saya nonton tv, kamu tidak keberatan, kan?" Tanya Ghava menyandarkan punggungnya pada dipan ranjang. Kepalanya menoleh sambil matanya menatap dalam manik milik Ayesha.
"Dikira tadi mau minta apa, kalau temenin nonton aja sih aku mau-mau aja, mas," lega gadis itu, bahunya merosot merasa lebih baik.
Film dipilih oleh Ghava, Ayesha hanya diam menikmati film yang tidak dia ketahui di depan sana.
Ini adalah film tahun 2031, sepertinya baru saja rilis, film yang mencampur gendre fantasy, romance, dan action cukup memukau bagi Ayesha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Holaa, Mas Antagonis!
Roman pour AdolescentsRemaja 18 tahun masuk ke tubuh perempuan 21 tahun? Terus, terus... bagaimana menyenangkannya bisa masuk ke tubuh wanita yang dicintai begitu hebatnya oleh pasangannya sendiri? Tentu saja, dengan senang hati dia menerimanya. Tapi.... karena sikapnya...