🌻🌻🌻
"Kalian bawa yang kakak minta, kan?"
Kening Ayesha berkerut bingung sebelum dia sadar jika-
"Sial," umpatnya menatap sekitar.
Semua orang merogoh saku mereka masing-masing, mengeluarkan benda-benda dengan merk tertentu yang harus mereka bawa.
Disaat yang lain sibuk mencari barang bawaan mereka, Ayesha malah hanya cengo, tidak tahu apa yang diminta oleh OSIS.
Hembusan nafas kesal dia hembuskan, tatapannya menatap sekitar. "Abang sialan, gak bilang kalau harus bawa beginian," umpatnya mengusap wajahnya kasar.
"Yang gak bawa, langsung maju ke depan, jujur aja, gak usah bohong. Hukumannya bakal lebih berat kalau kalian ketahuan bohong." Ayesha mendongak, itu dia pelaku yang membuatnya dalam masalah sekarang.
Elvano menatap datar seluruh siswa-siswi baru yang mulai berjalan menuju tengah lapangan. Ayesha lantas ikut berjalan menuju tengah lapangan ikut dalam deretan murid yang tidak lengkap bawaannya.
Satu persatu anak ditanyai alasan masing-masing mengapa tidak membawa barang yang OSIS pinta bawa.
Hingga akhirnya Elvano berhenti tepat di depan Ayesha yang sejak tadi menunduk.
"Ngapain lo nunduk gitu? Kita gak makan kok, cuman nanya sama hukum dikit," celetuk Elvano membuat Ayesha refleks mencibirnya dalam hati.
"Jangan lo bikin dia makin takut, El. Langsung tanya aja," sela teman Elvano menyuruh Elvano cepat.
"Barang apa aja gak lo bawa?"
"Semuanya," jawab Ayesha membuat OSIS yang ada di samping Elvano tersedak ludahnya sendiri.
"Wahh, parah lo! Kenapa gak bawa?!" Tanya orang itu dengan nada meninggi.
Ayesha mendengus berani, lalu terkekeh sinis. "Karena orang yang harusnya bilang kalau gue harus bawa barang-barang kaya gitu gak bilang ke gue." Kepala Ayesha mendongak, dia menekan setiap kata yang dia ucapkan sambil mendongak, menatap tajam sosok Elvano.
Kedua mata Elvano membola kaget, dia baru sadar jika lupa mengatakannya pada Ayesha. Dia sontak menggaruk tengkuknya bingung. "Kok lu disini, dek?" Tanyanya dengan sambil mengeluarkan cengirannya.
Sontak Ayesha menampar tangan Elvano kesal. "Lo dendam apa sama gue, hah?!" Sentak Ayesha dengan suara yang sedikit berbisik agar hanya didengarnya dan kakaknya.
"Lupa gue lupa, sorry dah. Ya mau gimana lagi??"
"Nyebelin lo," ketus Ayesha tanpa suara lalu menyuruh Elvano berlalu saja.
"Pacar lo, El?"
Elvano yang ditanya menoleh dengan tatapan tak suka. "Gak lah! Sembarangan lo, Iz!" Sahutnya cepat.
Faiz hanya mengangguk-anggukkan kepalanya. "Gue 'kan, cuman nanya," ucapnya menatap Elvano yang berjalan ke arah ketua OSIS.
Faiz, sahabat Elvano hanya diam, kembali menoleh pada sosok Ayesha yang mangut-mangut di tempatnya.
"Elvano nyebelin, setan, anak anj-eh, kalau dia anak anj***, bapak gue anj*** dong?" Ayesha yang tengah mengumpat seketika terdiam.
"Ah elah, kok malah gue pikirin?" Tanyanya pada diri sendiri dengan bergumam.
"Asik banget lo ngomong sendir-"
TITTT
TITT
Ayesha menyentuh dadanya sendiri yang berdegub kencang. Dia seketika menatap tajam sosok di sampingnya yang entah tiba-tiba datang darimana dan berhasil membuat smartwatch miliknya berbunyi nyaring.
"Lo?! Mau bikin gue jantungan?!"
Mendengarnya membuat Dika menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, dia mengeluarkan cengirannya. "Lo... punya riwayat jantung?"
Tanpa menghilangkan tatapan tajamnya, Ayesha mengangguk cepat. "Iya! Dari di motor tadi lo bikin gue hampir ma-"
"Heh! Jangan sembarangan!" Potong Dika sebelum Ayesha menyelesaikan ucapannya.
Sebelah alis Ayesha terangkat. "Why? Udah biasa kali gue ngomong begitu, walau abis gue ngomong bang El marah sih," gumamnya mengelus dagunya seolah berpikir.
Gadis pintar itu rupanya tidak cukup pintar dalam kehidupan pribadi. Tingkat kepekaan milik gadis ini di bawah rata-rata.
"Ya iyalah abang lu marah, lo ngomong tentang kematian di hadapan orang yang sayang sama lu, itu menyakitkan banget buat El," ujar Dika menatap manik hitam legam Ayesha.
Ayesha terpaku, matanya mengerjap lambat, angin berhembus kencang mengibarkan rambutnya dan Dika.
Entah mengapa Ayesha merasa Dika lebih menawan ketika berucap seperti itu.
Ayesha menggeleng sadar atas pikiran yang melintas. Gak, gila! Orang nyebelin sejenis Dika mana ada gan-nsjshsgj. Bahkan rasanya batin Ayesha tidak mau menyebutkan kata ganteng pada Dika.
Dia bergidik ngeri memikirkannya.
"Dika! Ngapain lo masuk ke barisan sini?! Jangan gangguin anak baru!"
Baik Dika dan Ayesha menoleh, di sana Elvano tampak menyorot dingin mereka. Ayesha menatap aneh kakaknya, tapi Dika seketika memasang wajah takut.
Waduh, Elvano kayaknya mau hajar gue nih, batin Dika menatap was-was Elvano yang mendekat.
"Lo- siapa nama lo?"
Ayesha menyernyit, tapi tak urung tetap menjawab, "Ayesha."
"Okey, Asha. Gue pergi dulu, soalnya bodyguard lu kayanya mau ngehajar gue," pamit Dika, dia langsung berlari menjauhi Ayesha tanpa menunggu sahutan gadis itu.
Ketika Elvano semakin dekat, dada Ayesha tiba-tiba terasa sesak, tangannya meremas kerah bajunya yang sekarang terasa mencekik.
Smartwatchnya berbunyi nyaring pertanda detak jantungnya berdetak tidak normal.
Padahal Ayesha tadi adem ayem saja, walau Dika beberapa kali mengagetkannya tapi, dia tidak kenapa-napa loh tadi. Malah ketika dirinya hanya diam, dia kambuh.
Kesadarannya seolah direnggut paksa ketika perlahan penglihatannya menggelap bersamaan dengan tubuhnya yang ambruk.
"ASHA!"
"AYESHA!"
Lagi lagi, kalung miliknya bersinar. Ayesha langsung digendong oleh Elvano menuju UKS.
🌻🌻🌻
"Kamu sedang apa Ayesha? Kenapa kamu belum membuka matamu sampai sekarang?"
Di tempat dan tahun yang berbeda, nampaklah seorang Ghava menggenggam tangan Ayesha dengan erat. Dia menatap sayu sang istri yang sudah cukup lama tidak sadarkan diri.
Jari jempolnya mengusap-usap tangan istrinya. Dia terus menghela nafas, menunggu Ayesha mau membuka matanya.
"Saya- minta maaf,"
🌻🌻🌻
Halo mantemannn, gimana part ini????
Aku harap kalian suka ya..... oh ya, kalian apa kabar? Pembaca cerita ini masih ada nggak ya??
Hmm, maaf suka ngilang, sering sibuk, sibuk promosi juga, promosi cerita sebelah😁😁 kalau kalian mau mampir jangan lupa follow akunku, ipmoon_.2470 oke???
Aku usahakan untuk tetap update dan inget sama kalian yee???❤❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Holaa, Mas Antagonis!
Genç KurguRemaja 18 tahun masuk ke tubuh perempuan 21 tahun? Terus, terus... bagaimana menyenangkannya bisa masuk ke tubuh wanita yang dicintai begitu hebatnya oleh pasangannya sendiri? Tentu saja, dengan senang hati dia menerimanya. Tapi.... karena sikapnya...