Takdir?

83 2 0
                                    

Sudah sebulan Giskala dan Jelita satu atap, tidak ada hal yang menarik karena keduanya menjalani hidup masing-masing. Jadwal kuliah yang bentrok satu sama lain membuat keduanya tidak dekat justru malah semakin menjauh karena sibuk dengan urusan masing-masing.

Urusan makan, keduanya membeli makan sendiri-sendiri tanpa menawari satu sama lain. Untuk urusan cucian, mereka berlangganan jasa laundry antar jemput yang memang menjadi langganan penghuni di perumahan tersebut.

Jelita yang notabenya pernah menjadi anak kos, rasanya dirinya seperti masih menjadi anak kos namun harus berbagi tempat dengan cowok itu. Hari ini tepat sebulan yang lalu adalah pertama dan terakhir Jelita memasak, dapurnya mungkin sebentar lagi akan menjadi tempat terbengkalai.

Sewaktu Jelita menjadi anak kos, dirinya selalu membeli makan di luar dan tidak pernah memasak. Bahkan untuk sekedar memasak mi instan saja tidak pernah karena di dekat kosnya ada warmindo.

Jika tidak ada kelas atau hari libur, Jelita bersih-bersih rumah dan halaman depan. Meskipun perumahan itu menawarkan jasa bersih-bersih, Jelita lebih memilih membersihkan rumah dengan tenaganya sendiri karena ketika masih menjadi anak kos, ia sudah terbiasa membersihkan kamar kosnya tanpa adanya cleaning service rumah.

Berbeda dengan Giskala, cowok itu sesekali membuat Jelita geram terutama masalah baju dan handuk. Ketika Jelita hendak memindahkan baju Giskala dari plastik laundry ke lemari, keadaan baju di lemarinya selalu berantakan sehingga Jelita harus repot-repot menyusunnya lagi dan lagi.

Begitu juga dengan handuk basah yang sering diletakkan begitu saja di atas kasur membuat Jelita sering marah, kemudian Giskala minta maaf dan setelah itu besoknya mengulangi kesalahan yang sama. Begitulah kehidupan keduanya yang terjadi selama sebulan ini. Tidak ada yang menarik, kan?

Malam ini Giskala tengah berkumpul bersama ketiga temannya di kedai kopi tapi tempatnya lebih mirip cafe anak muda. Keempat anak ini terlihat sibuk dengan laptopnya masing-masing karena mereka sedang mengerjakan tugas.

Mereka mengerjakan tugas individu secara bersamaan agar bisa saling membantu untuk memecahkan masalah terkait permasalahan bisnis yang mereka pelajari. Mereka semua satu fakultas dan satu jurusan juga, sehingga tugas-tugasnya pasti akan sama kecuali jika ada yang harus mengulang mata kuliah lagi.

Yang terlihat ambisius sudah pasti Kemal, karena ia adalah mahasiswa paling rajin mengumpulkan tugas lebih awal dan juga sering mendapat nilai B plus. Kemal cenderung lebih disiplin dibandingkan ketiga temannya yang lain, dan panca adalah yang paling malas. Dirinya hanya masuk kelas jika ada kuis atau presentasi mandiri.

Selain itu, Panca akan bolos dan jarang menghadiri kelas jika hanya mengulang materi atau penambahan materi baru.

Giskala adalah mahasiswa yang cukup pandai menggunakan akalnya, ia tidak pernah kehabisan akal untuk memanipulasi jawaban agar terlihat berbeda namun pada intinya sama.

Giskala nyatanya pandai merangkai kata karena sebenarnya ia ingin masuk jurusan sastra, namun orang tuanya tidak mengizinkannya karena ia harus masuk ekonomi bisnis di jurusan kewirausahaan untuk melanjutkan sekaligus mengembangkan usaha restoran ramen milik orang tuanya.

Mereka berempat selesai mengirim tugas sebelum batas waktu terakhir yang akan habis dalam dua jam lagi. Berkat kecerdasan Kemal dan manipulasi kata dari Giskala membuat keempat anak itu menyelesaikan tugasnya lebih awal.

Akhirnya mereka dapat menutup laptop yang sudah mulai panas. Bisma ke depan untuk memesan kopi hangat untuknya dan untuk teman-temannya yang menitip. Mereka berempat berbincang sambil menikmati waktu untuk mengistirahatkan otak.

"Gue masih nggak nyangka kalo cewek yang nampar sama lempar donat ke muka lo jadi istri lo sekarang," ujar Bisma yang tiba-tiba mengganti topik karena ingatan itu tiba-tiba saja muncul di kepalanya.

MARRIED IN TWENTY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang