Kinan tiba-tiba berteriak kegirangan sambil menatap layar ponselnya, tak lupa ia juga berguling-guling di kasur kamar kosnya. Gadis itu tidak menghiraukan kedua temannya yang sedang menatapnya nanar.
Andrea memang sudah terbiasa dengan kelakuan Kinan yang sulit ditebak, hanya saja Kinan suka sekali membuat gebrakan hingga mengejutkan teman-temannya. Jelita yang sedari tadi menikmati donat gula tanpa suara akhirnya bersuara.
“Ada apaan, sih?”
“Buka akunnya Rayen sekarang, cek postingan terbaru!”
Jelita yang sedang memegang ponselnya langsung mengunjungi akun milik Rayen dan mengecek unggahan baru sesuai yang diperintahkan Kinan. Jelita membaca unggahan Rayen yang berisi poster pemberitahuan jika akan diadakan kuis berhadiah uang tunai untuk tiga orang pemenang jika menjawab benar kuis seputar Rayen.
Kejutan lainnya yaitu akan ada satu pemenang kejutan yang dipilih secara acak bagi siapapun yang ikut berpartisipasi dalam kuis ini. Jadi, bukan pemenang pertama yang menjadi pemenang utamanya, melainkan diundi secara acak.Hadiah untuk pemenang utama adalah paket dinner bersama Rayen di hotel Atlantis. Pemenang utama juga mendapatkan satu unit kamar di hotel Atlantis untuk semalam, namun tidak tidur bersama Rayen, bahaya! Pemenang akan ditemani tidur oleh manager Rayen yang bernama Nadia.
“Dinner bareng Rayen di hotel Atlantis? Gila! Siapa yang nggak mau? Udah gitu bakal dapat kamar buat nginep semalam, ayo ikutan! Kapan lagi nginep di Atlantis secara gratis!” seru Jelita yang diangguki mantap oleh Kinan.
“Tapi, yang ikut pasti banyak, emangnya mungkin kalo bisa menang?” tanya Jelita yang membuat senyuman di bibirnya langsung memudar.
“Semua orang berhak dapat keberuntungan, yang penting yakin!” seru Kinan membakar semangat lagi, Jelita akhirnya menganggukkan kepalanya lalu beralih mengisi kuisioner yang tertera di unggahan Rayen.
Jujur, kuisnya lumayan susah untuk Jelita yang baru menjadi penggemar Rayen, pertanyaannya berisi tentang hal-hal yang disukai Rayen dan yang tidak disukai. Mengenai hobi, makanan kesukaannya, kebiasaannya, lagu kesukaannya, bahkan hingga menayangkan MBTI dan zodiaknya.Penggemar Rayen yang sudah mengenal lama pasti dapat dengan mudah menjawab semuanya. Bagi Jelita yang baru bergabung di fandom, ia cukup kesulitan menjawab beberapa soal bahkan mungkin hampir semuanya sukar dijawab.
Satu-satunya harapan adalah menjadi pemenang utama yang diundi secara acak untuk mendapatkan hadiah utama. Seperti kata Kinan, keberuntungan dapat berpihak pada siapapun, yang penting yakin!
“Gue laper, nih!” sela Kinan.
“Sama.”
“Ta, bukannya lo baru habisin satu kotak donat gula?” tanya Andrea yang masih sibuk di depan laptopnya.Sedari tadi Andrea sibuk menuntaskan tugas-tugas lebih awal agar tidak keteteran, makanya sejak tadi Andrea tidak ikut dalam pembicaraan kedua temannya. Lagi pula, Andrea memiliki jalur yang berbeda dengan kedua temannya alias tidak sejalan untuk menjadi penggemar Rayen.
“Itu nyemil, bukan makan,” sahut Jelita yang membuat Andrea menggelengkan kepala.
“HIMA fakultas kita lagi jualan makanan di tepi jalan area kampus, ke sana, yuk!” ajak Kinan.
“Udah mulai hari ini?” tanya Andrea dan Jelita hampir bersamaan.
“Tadi gue ngecek akun HIMA dan mereka promosi jualan hari ini, ayo bantu larisin, biar dies natalis berjalan lancar.”
Ketiga gadis itu berjalan hingga ke tempat yang dituju, namun yang membuat mereka heran, tempatnya sepi. Stand yang berjejer masih ada, tapi ke mana semua orang?
“Jualannya udah selesai? Cepet amat?” tanya Kinan yang bingung sambil melongok ke semua stand yang berjejer dan isinya kosong.
Mereka bertiga bingung dan hanya berdiri di tepi stand sambil memandangi kendaraan yang lewat. Kinan akhirnya memutuskan untuk bertanya kepada penjual warteg di seberang jalan. Jawaban dari penjual warteg membuat Kinan dan yang lainnya terkejut.Pasalnya, penjual warteg itu bilang jika anak-anak Sabiru bukannya berjualan justru malah membagikan makanannya secara gratis kepada pengendara dan orang sekitar, termasuk penjual warteg yang juga menerima pembagian makanan gratisnya.
Kinan jadi bingung, padahal postingan HIMA yang dilihatnya adalah promosi makanan dan merujuk kepada orang-orang agar membeli, bukan acara bagi-bagi makanan gratis.
Kinan kembali membuka ponselnya untuk melihat postingan HIMA, ternyata sudah dihapus, dan Kinan menemukan fakta di unggahan yang baru saja diunggah oleh HIMA.Unggahan itu menjelaskan jika stand jualan batal diadakan melainkan diganti dengan pembagian makanan secara gratis untuk pengendara yang lewat dan orang-orang sekitar.
Alasannya adalah mereka telah mendapat bantuan dari pemilik restoran Ramen Delight yang mau menjadi sponsor guna menutup kekurangan dana dies natalis fakultas ekonomi bisnis tahun ini.
Pikiran Jelita langsung tertuju pada Giskala, anak dari pemilik restoran Ramen Delight. Jelita yakin jika hal ini ada campur tangan dari cowok itu, Jelita jadi teringat jika dirinya dan cowok itu sedang dalam situasi canggung akibat kejadian semalam.Jelita mengizinkan akses internet untuk aplikasi online chat karena sebelumnya memang dimatikan perizinannya. Di hari libur, Jelita sengaja mematikan perizinan akses internet aplikasi chat agar tidak menganggu Jelita yang ingin istirahat dengan keberisikan aplikasi itu.
Biangnya adalah grup dari berbagai mata kuliah, grup bersama kaprodi, dosen dan pembimbing, dekan, grup fakultas, grup kampus, dan grup kelompok tugas yang menghujani notifikasi setiap saat.
Notifikasi muncul yang tidak berasal dari grup, pesan itu dikirim oleh Giskala yang membuat Jelita segera membacanya lewat jendela yang ditampilkan di atas layar tanpa perlu membuka chat. Sebuah senyuman tersungging di bibir Jelita, semoga Giskala tidak marah lagi padanya masalah semalam.Jelita harus mengurangi jika bisa menghilangkan kebiasaannya yang suka memanggil Giskala dengan sebutan mulut buaya, cowok brengsek, dan fuck boy. Jelita juga harus berterima kasih kepada ibunya Giskala yang telah memberitahu makanan kesukaan cowok itu.
“Kita cari cafe, yuk! Mau ngadem,” ajak Kinan.
Mereka bertiga berakhir duduk-duduk santai di cafe, padahal mereka berniat mencari makan tapi malah berakhir di cafe dengan makan camilan. Seharusnya tadi mereka makan di warteg saja sekalian makan siang.
“Kinan, mereka BEM sama HIMA fakultas kita, kan?” tanya Andrea sambil menunjuk segerombolan cowok yang sedang bersenda gurau di ujung sana.
“Iya! Loh? Kok ada Giskala? Dia ikut BEM atau HIMA?” tanya Andrea yang menyenggol lengan Jelita.
“Mana gue tahu,” sahut Jelita yang membuat Andrea merasa aneh.
“Ta, lo sama Giskala udah serumah selama tiga bulan, kalian nggak pernah ngobrol? Perkara Giskala masuk BEM atau HIMA aja lo nggak tahu?” tanya Andrea gemas karena temannya ini seperti tidak mengenali suaminya sendiri.
“Ngobrol kok, semalem aja gue habis dimarahin.”
“Kenapa?” tanya Andrea dan Kinan bersamaan.
Cerita Jelita mengenai kejadian semalam membuat Andrea dan Kinan reflek memukul lengan Jelita yang membuat sang empu mengaduh.
“Minta maaf sama suami lo!” sergap Kinan kembali memukul lengan Jelita.
Andrea juga menasihati Jelita jika apa yang ia katakan dan lakukan pada Giskala sangat di luar batas, itu sudah keterlaluan. Jelita tidak boleh sembarang memberikan julukan kepada seseorang yang bermaksud menjelekkan dan merusak citra seseorang itu.Bagaimanapun juga Giskala secara sah adalah suami Jelita dan sebagai seorang istri harus menjaga ucapan dan perlakuan kepada suaminya.
Andrea juga setuju mengenai apa yang Giskala sampaikan mengenai tidak semua cowok memiliki sifat dan sikap yang sama. Begitupun cewek, tidak semua cewek berperilaku dan bersikap sama.
“Jangan jadiin gue sama Hanin patokan buat penilaian lo tentang sifat dan kelakuan cowok. Kita yang nggak beruntung, bukan karena semua cowok punya sifat dan kelakuan yang sama,” terang Kinan, Andrea tampak mengangguk untuk menyetujui pernyataan Kinan.
“Jelita, dengerin gue. Lo tahu nggak, kenapa gue tetap nyari orang baru ke sana-sini padahal gue sering diselingkuhi ataupun di ghosting? Lo tahu kenapa?” tanya Kinan yang membuat Jelita menggeleng kuat.
“Karena gue tahu nggak semua cowok kayak gitu. Meskipun gue berulang kali diselingkuhi dan di ghosting, tapi gue tetap nyari orang baru supaya gue nemuin orang yang gue harapkan selama ini. Nggak semua cowok itu buaya, brengsek, sama fuck boy.”
“Bener kata Kinan. Menurut gue kalo kita udah nemu cowok yang tepat, cowok itu bakal bikin kita lupa kalo di dunia ini masih ada cowok brengsek.”
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRIED IN TWENTY (END)
RomanceDIPUBLIKASIKAN TANGGAL 18 JULI 2024 Genre : Young Adult, College Life Menikah? Jelita tidak pernah memikirkan itu. Baginya, menikah adalah garis finish sebagai tujuan setelah ia mencapai semua impiannya. Bagi Jelita sebagai mahasiswa semester tiga d...