Pencarian pelaku sekaligus pacar Hanin masih dilakukan, kini ketiganya beralih ke jurusan EP, jurusan ini terbilang sedikit sehingga mereka segera beralih ke jurusan akuntansi yang peminatnya lumayan banyak hampir seperti peminat manajemen.
Cowok di jurusan ini terbilang kurang menarik, mereka berkutat pada buku besar yang selalu mereka bawa. Hal ini yang membuat Kinan dan Jelita merasa malas karena tidak disuguhi pemandangan cowok tampan berwibawa ataupun cowok bad boy ganteng.
Andrea yang menjadi anak paling waras karena tidak pandang bulu itu masih giat dalam menginterogasi cowok-cowok yang lewat.
Sudah banyak cowok yang mereka interogasi, hampir semua prodi fakultas ekonomi bisnis terjamah namun masih belum menemukan petunjuk apa-apa. Hingga akhirnya, ucapan Kinan membuat mereka merasa jika apa yang dilakukan sia-sia.
“Kalo pacarnya Hanin ternyata anak fakultas lain, gimana? Masa kita interogasi semua cowok satu kampus? Interogasi cowok-cowok di fakultas kita aja capek, apalagi kalo harus semua fakultas?”
“Kita nyerah, nih?” tanya Andrea yang membuat Kinan dan Jelita menggeleng.
“Bukan nyerah, mungkin bisa coba cara lain?” usul Jelita.
“Ada cara yang lebih praktis, kita minta tolong jurnalis kampus untuk nulis artikel tentang Hanin,” jawab Andrea yang langsung ditentang Jelita.
“Jangan! Nama Hanin bisa tercemar!”
“Hanin kan udah bukan mahasiswa di kampus ini,” terang Andrea.
“Hanin tetap dicap buruk di publik, begitu juga sama pacarnya yang berpotensi dikeluarin dari kampus, siapa tahu pacarnya nanti mau tanggung jawab,” jelas Jelita yang membuat Andrea memahami kenapa Jelita menentang keras pendapat itu.
Ketiga gadis itu kembali saling diam, larut dalam pikirannya yang masih saling meracau dan berisik. Semua tujuan memang perlu usaha, tidak ada hasil dapat dipetik dengan cara yang mudah, maka dari itu Jelita tidak akan menyerah.
Meskipun apa yang sudah Hanin lakukan pada ketiga temannya beberapa hari yang lalu sedikit membuat secercah kekecewaan, namun Jelita dan kedua temannya tetap bangkit dan pantang menyerah.
Hanin yang selalu bungkam dan tidak mau ditanya perihal pacarnya justru membuat Kinan curiga, akhirnya Kinan kembali menumpahkan unek-uneknya kepada Jelita dan Andrea. Kinan curiga bagaimana jika sebenarnya Hanin memang berusaha menyembunyikan pacarnya?
Bisa jadi Hanin sudah dibutakan oleh cinta sehingga ia tidak mau pacarnya terkena skandal dan dihakimi, maafkan Kinan jika harus berpikir kemungkinan buruk ini.
Berdasarkan apa yang Kinan rasakan, dirinya merasa Hanin bungkam bukan karena ia merasa trauma, justru Hanin bungkam karena tidak mau pacarnya dinyatakan bersalah dan dihakimi.
“Sebenernya masuk akal, tapi gue yakin Hanin nggak sebodoh itu,” tutur Jelita yang merasa jika dirinya sangat mengenal Hanin.
Teman satu kosannya itu memang bungkam dan pendiam, namun Jelita tahu jika Hanin bukanlah orang yang mudah dibodohi apalagi hanya karena cinta yang tidak seberapa itu. Padahal, Jelita sendiri tidak tahu bagaimana rasanya mencintai orang dengan tulus.
Tapi, bagaimana jika Hanin memang sebodoh itu? Maksudnya, apabila perspektif Kinan benar, maka semua yang mereka lakukan untuk mencari tahu siapa pacarnya Hanin bisa membuat Hanin semakin membenci ketiga temannya.
Untuk apa susah-susah menjadi detektif dan mengintrogasi hampir semua jurusan di fakultas ekonomi bisnis jika Hanin sebenarnya hanya menyembunyikan pacarnya agar tidak dihakimi karena kesalahan yang diperbuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRIED IN TWENTY (END)
RomanceDIPUBLIKASIKAN TANGGAL 18 JULI 2024 Genre : Young Adult, College Life Menikah? Jelita tidak pernah memikirkan itu. Baginya, menikah adalah garis finish sebagai tujuan setelah ia mencapai semua impiannya. Bagi Jelita sebagai mahasiswa semester tiga d...