Ramen

61 2 0
                                    

Hari ini dimulai lagi, mencari tersangka utama orang yang menghamili seorang wanita yang tak lain adalah pacarnya sendiri. Sekarang tersangka mungkin bersembunyi agar tidak ketahuan oleh mata-mata, tapi tenang saja, mata-mata gencar menginvestigasi semua orang yang terlihat mencurigakan dan berpotensi atau bahkan bersangkutan langsung dengan korban.

Meskipun masih belum mendapatkan petunjuk apapun, hal itu tidak membuat ketiga gadis yang sedari tadi menginterogasi para cowok jurusan pendidikan ekonomi untuk ditanya-tanya dan dibaca khodamnya, eh! Maksudku dibaca raut wajahnya, apakah ada yang menunjukkan ekspresi wajah yang mencurigakan atau tidak.

Namun, semua kerja keras ini terbayarkan dengan memandangi satu-persatu paras tampan dari para mahasiswanya. Netra Jelita dan Kinan berbinar memandangi pahatan yang Tuhan ciptakan itu.

Seni pahat paling orisinil dan menakjubkan, lebih indah dari arti seni itu sendiri. Menatap calon-calon guru pelajaran ekonomi yang akan memikat para siswa perempuannya. Jadi ingin kembali ke SMA lagi untuk menemui mereka di masa depan.

Mereka masih bersemangat karena anak PE jumlahnya tidak seperti anak manajemen yang membludak. Ditambah pesona cowok ganteng bad boy tipe Kinan dan cowok tampan berwibawa tipe Jelita ada semua di jurusan ini.

Hal ini bisa menjadi peluang dan tidak menutup kemungkinan jika pacarnya Hanin adalah anak PE, apalagi di sini lebih banyak tipe cowok yang Jelita dan Hanin idamkan, ini bisa menjadi petunjuk.

“Kita udahan aja, udah sore juga ini,” ujar Andrea ketika melihat kelas-kelas yang digunakan mahasiswa PE sudah hampir kosong.

Kinan juga sudah lelah karena terlalu banyak bicara untuk menanyakan pertanyaan yang sama ke setiap cowok yang lewat, begitupun dengan Jelita yang sudah ngos-ngosan perkara mengikuti jejak langkah para cowok yang cepat seperti mengejar dosen.

Ponsel Jelita berdering dan tertera nama rumah di layarnya, ia segera mengangkat sambil menyamakan langkahnya dengan Andrea dan Kinan. “Halo, kenapa?”

Lo masih ada kelas sore? Kenapa jam segini belum pulang?

Kening Jelita mengkerut, tidak biasanya Giskala menanyakan kenapa Jelita belum pulang ke rumah? “Gue main sama Andrea dan Kinan, nggak biasanya lo nanyain gue tentang ini?”

Mama telfon gue katanya ada menu baru di Ramen Delight, kita disuruh nyobain.

“Mau jam berapa ke ramennya?”

Sebisa lo, ini gue nungguin lo balik.”

“Gue udah keluar kampus dan rencana emang mau balik, tapi gue mandi dulu, ya?”

Oke, gue juga baru kelar mandi soalnya.

Ramen Delight adalah restoran ramen milik orang tuanya Giskala yang nantinya akan dipegang oleh Giskala. Asal kamu tahu, ketika Jelita pertama kali diberitahu jika Ramen Delight adalah restoran milik keluarga Giskala membuat Jelita tidak bisa tidur karena tidak percaya.

Ramen Delight adalah ramen terenak yang pernah Jelita makan, ramen ini juga menjadi ramen kesukaan Hanin. Setiap hari libur kuliah pasti Hanin akan mengajak Jelita untuk makan di Ramen Delight.

Jelita kembali merindukan Hanin, ia memutar sedikit kenangan saat dirinya menikmati ramen bersama Hanin setiap libur kuliah.

Ramen Delight bukanlah restoran mewah yang diperuntukkan bagi orang-orang berduit, tetapi restoran dengan harga yang bisa dijangkau pelajar dan mahasiswa.

Bayangkan jika Ramen Delight hanya diperuntukkan bagi kalangan atas, Jelita dan Hanin pasti tidak bisa membelinya. Mungkin bisa satu atau dua kali, tapi tidak bisa memakan ramen lebih sering setiap libur kuliah.

MARRIED IN TWENTY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang