𝟏𝟕

54 5 0
                                    

𓉣 "kamu bisa pegang tanganku, nona"

Aslyn awalnya sedikit terkejut dengan panggilan nona untuk dirinya. Namun ia dengan cepat mengalihkannya dengan menyambut ukuran tangannya.

Badannya seketika terasa melayang dan secara tiba-tiba ia sudah berada di tempat asing yang ia tidak kenali.

"Ini, dimana?"

𓉣 "Memori. Lebih tepatnya kita sekarang berada di ingatan milikku"

Sebuah padang rumput yang luas dengan hamparan bunga nampak elok dengan sapuan angin sepoi-sepoi. Dari jauh terlihat seorang wanita berambut putih tengah berlari dari kejaran seseorang.

Ah, bukan. Itu dia orang. Seorang pria berambut merah dengan satu orang lagi yang tengah terbang mengekori mereka.

"Kau bisa terbang?"

𓉣 "Bisa. Aku ini ngengat"

Wujudnya yang dulu imut juga.

Mereka terlihat tengah bermain bersama. Saling mengejar dan menangkap satu sama lain. Sampai kegiatan merek terhenti ketika mereka didatangi salah warga yang memarahi mereka.

"Manusia seharusnya tidak berteman dengan Serpent seperti dia! Dia itu monster, kalian itu seharusnya menjauh darinya! "

Gadis berambut putih itu dengan berani maju dan menunjuk wajah pria itu.

"Memangnya kau tau apa?!! Centaur sepertinya bahkan jauh lebih baik dari bajingan bodoh seperti kau! "

"Hanya bisa mendiskriminasi ras ini dan ras itu. Orang-orang seperti kalianlah yang membuat dunia ini menjadi kotor. Kalianlah sampah yang terus mengotori dunia ini!"

"Dasar bajingan!"

Pria itu mengangkat tangannya hendak melayangkan pukulan pada gadis itu, tapi dengan cepat tertahan oleh dua orang temannya.

Scene secara berganti. Kini tiga serangkai itu menanjak dewasa. Sang gadis tumbuh menjadi gadis rupawan. Rambutnya yang pendek kini dipanjangkan menambah kesan anggun padanya.

Sedangkan dia teman lainnya. Akito Akihabara, ayahnya tumbuh menjadi pria tegas. Sorot matanya tajam namun bertutur kata lembut.

Mereka kembali bersama setelah dipisahkan beberapa tahun karna memilih jalan yang berbeda. Namun disinilah, kini kembali dipersatukan oleh takdir.

"Moth, aku berencana melamar Hanabi"

Moth, pemilik dari ingatan ini sekaligus makhluk yang ia temukan sebelumnya berlonjak senang.

"Sungguh?! Kapan? Lebih cepat lebih bagus!"

Lawan bicaranya tertawa. Ia bergurau dengan temannya itu tapi ia dapat menjanjikan hal itu pada temannya.

Scene berganti, kali ini memperlihatkan sepasang suami istri itu tengah tersenyum gembira.

"Moth, kami punya anak! " sang istri berbicara ruang dengan temannya. Senyumnya tak luntur meskipun tubuhnya lelah karna sedang mengandung.

"Jadi bagaimana? Laki laki atau perempuan!"
Moth, tak kalah bergembira mendengar kabar dari pasangan suami istri ini yang notabene nya juga adalah teman masa kecilnya sendiri.

"Perempuan"
Berbeda dengan sang istri, ia cukup tenang dalam menanggapi pertanyaan itu. Namun tak perlu ditanya, jelas dari intonasinya berbincang ia sangat senang saat ini.

Scene berjalan lancar seolah kaset film tengah dimainkan di hadapan mereka.
Perasaannya campur aduk. Senang, sedih, dan hampa. Ia hanya dapat menatap jenuh pada putaran memori yang dihadapkan padanya.

ᴛʜᴇ ℓσηєℓу   || мαѕнℓє : мαgι¢ αη∂ мυѕ¢ℓєTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang