Ayo bekerjasama.
𓆘 "Jangan melakukan pertikaian di lab ku bajingan."
Barito berat nan dingin itu menghentikan pergerakan mereka. Tatapan dingin tak luput dari sesosok dirinya.
𓉢 "Saya mohon maaf atas kegaduhannya, Tuan. Saya sama sekali tak bermaksud untuk mengganggu waktu istirahat anda"
Ia berkata sopan sambil bertekuk lutut dihadapannya.𓆘"Seph. Aku tidak menyelamatkanmu untuk pengacau, bergunalah sedikit untukku" ia berjalan mendahului mereka memasuki pintu yang berada dihujung ruangan.
Moth yang sedari tadi diam merasakan hawa tak mengenakkan disebelahnya. Seph, anak itu menatap tajam kepergian tuannya tanpa berkata sedikitpun.
Merasa ada kesempatan, Moth untuk menarik dirinya dalam sebuah kerjasama.
𓉣 "Ayo bekerjasama, Seph"Namun yang ia dapatkan justru adalah tatapan sinis dengan hawa membunuh yang kuat. 𓉢 "Apa kau kehilangan akal pikiranmu, Moth?"
Ia tersenyum. 𓉣 "Jelas tidak. Bukankah kau ingin mendengarnya? "
Scene berganti menampakkan ruang isolasi yang ditempatkan Hanabi. Gadis terbaring tak sadarkan diri dengan selang-selang tersambung ke tubuhnya.
"Apa yang kalian rencanakan?" Tanya Asyln padanya.
𓉣"Membunuhnya" ujarnya singkat.
Ia melihatnya sekilas menghela nafas. "Tapi rencana kami, gagal. Hanabi tak berhasil kami selamatkan, tapi syukurlah kami setidaknya berhasil menyelamatkan anaknya" sambil menatap Aslyn.
"Ayah?" Lidahnya terasa kamu untuk mengatakan kosa kata itu. Untuk pertama kalinya setelah 15 tahun hidup ia mengucapkan kata itu.
Moth, ia sedikit terdiam melihat anak itu memanggil temannya dengan panggilan 'ayah'. Matanya menatap jenuh pada scene memori yang terus berputar.
"Ia... Meninggal tepat satu hati setelah ia mendapat kabar kepergian Hanabi"
"Begitu..."
Ia melihat anak itu tertunduk lesu, apa ia sedih? Tangannya terangkat untuk mengelus surai merahnya, sejanak anak itu sedikit terkejut dengan perlakuan yang ia berikan.
"Maafkan aku"
"Tak apa, toh bukan salahmu juga"
Merasa bahwa semuanya cukup, ia mengembalikan ke tempat mereka berada pertama kali. "Aku minta maaf jika itu membuatmu sedih."
"Tak apa."
Ia mengelus lembut rambut anak itu, menatapnya sendu. " Apa yang ingin kau lakukan sekarang?"
Ia menatap panjang ke arah makhluk itu. Kemudian mengatakan hal yang sontak membuat raut lawan bicaranya berubah namun kembali lagi menjadi biasa dengan cepat.
"Aku menghargai pilihanmu."
✾
Hari ini ia memutuskan untuk pergi ke kantor meminta misi. Ia berencana melakukan ini untuk mengusir waktu kurangnya selama menunggu siswa kelasnya selesai juga.
Disinilah dia, duduk disalah satu sofa sambil meminum coklat hangat dari senior kerjanya yang sedang memilihkan misi untuk cocok untuk debut dirinya.
"Nah, ini dia! " ujar seniornya itu sambil membawa beberapa berkas dokumen untuknya.
"Aku ingin kau menyelidiki tempat ini" tunjuk seniornya itu pada gambar pada sebuah peta.

KAMU SEDANG MEMBACA
ᴛʜᴇ ℓσηєℓу || мαѕнℓє : мαgι¢ αη∂ мυѕ¢ℓє
Fanfictionhey, bagaimana rasanya mendapatkan kehidupan kedua? apa itu menyenangkan? ya. Apa kau ingin mendapatkannya juga? ⚠⚠⚠ ▶mashle : magic and muscle X F! Oc • spoiler • typo • mashle : magic and muscle don't belong to me • pic and art form pin