"Apa kau mengantar kopi ke Chiang Rai?" Itu adalah kata-kata pertama Ter, setelah aku membuka pintu toko. Aku memasang wajah marah padanya sebelum duduk di kursi di sebelah konter. Sepertinya dia sedang berlatih membuat kopi sementara Phi Than mengajarinya.Bisakah aku menghentikan mereka berhenti membuat kopi?
Ini semua karena Phi Johan! Aku tidak tahu apa yang terjadi. Dia menyuruhku membuat kopi lagi dan lagi. Aku membuat kopi hingga aku benar-benar mabuk karena aroma kopinya. Setelah aku bisa membuat sesuai keinginannya, baru aku dibebaskan dan bisa pergi.
"Kau pergi terlalu lama. Itu dianggap lebih sedikit waktu bekerja. Bolehkah aku mengurangi gajimu?" Phi Than berbalik dan berkata dengan bercanda.
"Ya Tuhan, jangan lakukan ini padaku," kataku, siap memasang wajah paling memohon dalam hidupku. Jika aku kehilangan pekerjaan, aku tidak punya cara untuk membayar Phi Johan, tapi jika aku bolos kerja, Phi Than akan mengurangi gajiku...
Jadi apa yang bisa ku pilih?
"Ayo kita buat kopi bersama. Ini menyenangkan," kata Ter dengan ekspresi senang. Berbeda bagiku, karena untuk saat ini, hanya mencium aroma kopi saja membuat kepalaku berputar. T^T
"Tidak, lain waktu saja."
"Oh, North, aku sudah bertanya pada saudaraku." Phi Than tiba-tiba berbicara seolah-olah dia baru saja mengingat sesuatu dan menyerahkan selembar kertas kecil dengan nomor telepon tertulis di atasnya. "Ini nomor telepon Phi Chen yang memiliki toko yang ku maksud. Aku bertanya dan dia mengatakan kau bisa bekerja untuknya. Tapi, kau harus tetap mencoba untuk berbicara dengannya lebih dulu."
"Oh, terima kasih. Kenapa kau baik sekali?" kataku, terdengar bersyukur. sebelum aku menerima selembar kertas itu
"Jika kau akan bekerja, beritahu aku agar aku bisa mengantarmu."
"Terima kasih, tapi jangan repot-repot. Aku bisa pergi sendiri," kataku sambil berpikir.
"Dan apa Ter akan melakukannya juga?" Phi Than berbalik bertanya pada Ter. Orang yang ditanya langsung menggelengkan kepalanya.
"Aku tidak akan melakukannya. Phi Hill pasti tidak akan membiarkanku melakukannya... Hanya di sini aku bisa bekerja..."
"Dan North, kau bisa melakukannya sendirian?" Phi Than menoleh padaku dan bertanya dengan wajah sedikit khawatir: "Untuk permulaan, apa kau ingin aku menjemputmu dulu? Barnya juga tutup sangat larut."
"Ah... jadi itu bar ya?" tanyaku lagi untuk meyakinkan diriku sendiri, karena aku belum pernah bekerja di bar. "Seperti toko minuman keras?"
"Tidak juga. Disana lebih ke tempat untuk berkumpul atau duduk dengan nyaman. Pokoknya, biarkan aku mengantarmu ke sana. Selain itu, kau masih belum tahu jalannya," Phi Than menawarkan lagi. Jadi aku setuju. Selain itu, bar itu juga merupakan toko milik seorang kerabat di Phi Than. Dengan begitu, aku tidak akan terlalu tegang.
"Baiklah, kalau aku butuh bantuan aku akan memberitahumu," kataku. Pihak lain tersenyum ramah dan mengangkat tangannya untuk mengusap kepalaku. Aku hanya bisa tersenyum seperti sebelumnya.
Kenapa dia terus mengelus kepalaku? Aku sama sekali bukan anjing!
Ter menoleh ke arahku dan juga terlihat terkejut saat Phi Than mengelus kepalaku.
TING!!
Ada pemberitahuan pesan masuk. Tolong, itu boleh siapapun asalkan bukan Phi Johan. Jangan sampai dia memesan kopi lagi. Aku tidak mau. Aku lelah membuat kopi hari ini. T^T
Oh, itu bukan Phi Johan, itu Phi Hill. Itu membuatku kaget karena aku tidak sering berbicara dengannya.
Tidak, lebih baik mengatakan tidak pernah. Kenapa dia mengirim peasan kepadaku? Rasanya, tidak ada yang perlu kita bicarakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] NORTH : HOW MUCH IS YOUR LOVE
RomanceJohan : "Kau bisa membayar hutangmu lima ribu jika kau memelukku dan sepuluh ribu jika mencium ku. Dan untuk yang 'lainnya', aku akan menagih nya lain waktu sampai kau membayarku dengan penuh." North : "Aku tidak akan membayarmu sepeserpun!!! Apa ka...