(JOHAN POV)
"Ya, mungkin aku tidak akan bisa masuk ke perusahaan untuk sementara waktu."
[....]
"Um, tolong berikan padaku."
[....]
Aku menutup telepon dan kembali ke kamar.
Apa dia sudah tidur?
Aku melihat orang yang sepertinya tertidur saat aku sedang berbicara tentang bisnis perusahaan, meskipun televisi masih menyala. Dia sangat mudah tertidur, padahal; beberapa menit yang lalu, wajah ini masih menunjukkan tanda-tanda mencurigaiku.
Aku masuk dan menggendong orang yang tertidur di sofa. Sejak pertama kali aku membawa anak ini dari toko minuman keras, aku masih terkejut karena dia begitu kecil. Rasanya seperti dia bisa terbawa angin dengan sedikit hembusan.
Sebelum meletakkannya dengan lembut di atas tempat tidur, aku bisa melihat bekas merah di sekitar leher dan bahunya yang ku buat beberapa saat yang lalu karena ukuran kemejanya yang kebesaran, dan bibirnya yang merah muda sedikit bengkak. Seperti yang dikatakan Athit, aku benar-benar punya terlalu banyak masalah.
Itu pasti menyakitkan, tapi aku tidak bisa menahannya. Dia bukan orang yang rapuh. Tapi aku terlalu keras...
Setelah menciumnya untuk pertama kali, aku selalu ingin menciumnya lagi. Dan saat aku menciumnya lagi, aku tidak ingin berhenti melakukannya.
Melihatnya saja membuatku ingin memeluknya. Meskipun, dia selalu melawan hingga seluruh tubuhnya memar.
Aku duduk di tepi tempat tidur, melihat orang yang tertidur tanpa mengetahui apa pun. Awalnya, aku tidak berpikir ini akan berakhir seperti ini. Semuanya dimulai sejak aku menciumnya untuk pertama kalinya. Aku mengakui bahwa aku sangat marah dan mencoba yang terbaik untuk mengendalikan diri.
Aku menyuruhnya pergi...
Tapi dia tetap memutuskan untuk datang menemuiku.
Aku menggunakan jariku untuk menyentuh bibir lembut orang di depanku, mengikuti garis-garis pipinya yang masih merah. Aku tidak bisa menahan diri untuk tidak menunduk dan menciumnya lembut sekali lagi, kemudian menarik diri. Mendengar suara napasnya yang teratur, aku merasa harus banyak bersabar seperti sebelumnya. Aku berusaha untuk tidak membiarkan diriku melakukan lebih dari itu.
Apa aku bisa melakukannya sampai tiba saatnya nanti? Sejujurnya, aku sendiri tidak yakin sama sekali jika dia harus tinggal bersamaku, hanya berdua saja...
Sialan!!!
Ini pasti tidak baik... Aku tahu aku seharusnya melakukan apapun sampai dia sendiri bersedia, tapi berapa lama aku bisa menahan diri?
'Panggilan masuk dari: Fah'
"Syukurlah!!"
(Tumben, kau menjawab dengan cepat)
"Fah, aku tidak pernah sebahagia ini menerima teleponmu." Aku langsung menjawab telepon dan segera keluar dari kamar tidur.
(Kenapa?)
"Sialan... Untunglah kau menelepon."
(...)
"Jika itu Arthit, aku pasti akan hancur."
(Johan, ada apa denganmu? Tenanglah.)
"Jika kau menelepon sedikit lebih lama..." kataku, mengangkat tangan untuk mengusap wajah, berusaha menenangkan diri dari pikiranku untuk menyerang anak itu, sebelum duduk di sofa.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] NORTH : HOW MUCH IS YOUR LOVE
RomanceJohan : "Kau bisa membayar hutangmu lima ribu jika kau memelukku dan sepuluh ribu jika mencium ku. Dan untuk yang 'lainnya', aku akan menagih nya lain waktu sampai kau membayarku dengan penuh." North : "Aku tidak akan membayarmu sepeserpun!!! Apa ka...