Chapter 8: Last Night and Green Tea

13.2K 457 102
                                    


Tadi malam 22:37 (Johan POV)

Marah, aku melempar ponsel ke atas meja ketika aku melihat dia telah membaca chat yang ku kirimkan, tapi tidak ada tanda-tanda tanggapan. Baik musik maupun suasana di bar, tidak menghilangkan suasana hati ku yang buruk. Suara orang berbincang dan suasana yang familiar rasanya aneh. Aku benar-benar tidak biasa datang kesini dengan suasana hati seperti ini. Ada apa denganku?

"Apa kau sudah memesan?" Suara Athit terdengar sebelum mengitari meja untuk duduk di seberang dengan Hill.

"Belum, pesanlah sekarang."

"Apa kau menunggu lama?"

"Aku baru saja tiba"

"Kenapa kau memanggilku ke sini?" Hill bertanya.

"Aku bosan." hanya itu jawabanku, karena aku tidak tahu bagaimana cara menangani perasaan seperti ini. Jadi, aku memutuskan untuk memanggil mereka dan menyeret mereka untuk duduk di bar juga. Hanya Fah yang belum datang, dia mungkin tenggelam dalam tumpukan buku.

"Benarkah?" tanya Hill sambil mengangkat alisnya. "Kau pikir bisa membodohi ku?"

"Aku membodohiku?"

"Kau banyak bertanya. Apa kau ingin memesan sesuatu untuk dimakan dulu?" Kataku sambil mengulurkan tanganku untuk mengambil menu dan memberi isyarat kepada staf, "Athit, kau bisa memesan sekarang." Dan aku menyerahkan menu tersebut kepada orang di seberang.

"Apa yang ingin kau makan?"

"Terserah kau. Hill yang akan memberi pesan." Aku berbalik untuk berkata pada orang di sebelahku dan dia meringis. Sepertinya dia tidak peduli dengan kata-kataku.

"Semua terserah kau saja."

"Oh, baiklah." Lalu Athit memesan segala macam masakan. Jujur saja, meskipun aku tidak terlalu ingin makan, aku mungkin tidak akan bisa hanya duduk di sana.

"Jadi, apa intinya?" Hill mengulangi pertanyaan yang sama. Hingga aku harus berbalik dan memasang ekspresi marah.

"Aku bilang, aku hanya bosan."

"Yah, jika kau tidak memberitahuku, itu urusanmu."

"Oh, itu memang urusanku," kataku.

"Jadi, apa itu ?" Athit tampak sedikit terkejut. Tapi aku tidak menjawab apapun dan hanya melihat layar ponsel lagi.

Johan: Dimana kau?

North: Di luar.

Johan: ?

North: Pergi ke luar.

Johan: Dengan siapa?

North: Seorang teman.

Johan : Jam sepuluh malam?

Johan: Dimana kau?

Johan: Kenapa kau tidak menjawabku?

North: Ada apa denganmu? T^T

Johan: Jadi, kau dimana?

(Dibaca)

Dia akan bekerja secara diam-diam...

Apa dia pikir aku tidak tahu?

Aku tahu sejak dia bilang dia ada di luar.

Dia pasti memikirkan apa dia akan diam-diam bekerja paruh waktu atau tidak. Melihat dia memasang wajah menyebalkan itu, awalnya aku hanya berasumsi saja. Tapi ketika dia menjawab bahwa dia ada di luar dan kemudian dia menghilang, saat itulah aku tahu dia akan melakukannya... Jadi, aku mengikutinya ke sini. Menurutmu sulit menemukanmu?

[END] NORTH : HOW MUCH IS YOUR LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang