Bagian 5🥀

39 14 0
                                    

"Tangisan hanya mengacaukan segalanya, tapi senyuman membuat mereka yakin aku tegar."

_________________________________________

Bel pulang sudah berbunyi 15 menit yang lalu tetapi senja kini masih berada di samping sepedanya melihat bannya yang sudah kempes

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Bel pulang sudah berbunyi 15 menit yang lalu tetapi senja kini masih berada di samping sepedanya melihat bannya yang sudah kempes

"Duh kok bisa sih bannya bisa kempes perasaan tadi pagi masih bagus deh"ucap senja sambil terus menatap sepedanya

"Pasti bakalan di hukum lagi sama papah kalau pulang telat"lanjut senja sembari menatap ban sepedanya dengan tatapan kosong,bayangan saat ayahnya mengurungnya kemarin terlintas kembali dan tanpa sadar air matanya sudah luruh membasahi pipinya

"Ekhm!"deheman orang di belakangnya membuat senja segera menghapus air matanya

"Eh  juna"nyengir senja walau masih ada sisa air mata di ekor matanya

"Mau jadi penjaga sekolah?"tanya juna sembari menaikan satu alisnya,sebenarnya dia agak pusing kenapa gadis ini menjadi lembut berbicara berbeda saat di lapangan tadi pagi

"Nggak tadi cuman lagi lihat sepeda gw aja"jawab senja dan hendak mendorong sepedanya

"Naik"ucap juna yang membuat senja menghentikan mendorong sepedanya

"Hah?"beonya

"Gw bilang naik"ulang juna

"Oh nggak usah nanti gw sing-"ucapan senja terpotong saat tubuhnya melayang akibat gendongan juna sehingga dia sudah terduduk di jok belakang motor juna

"Eh nggak usah,nanti sepeda gw gimana"tolak halus senja

"Biar jadi urusan gw"jawab juna langsung menancap gas membuat senja kaget dan reflek melingkarkan tangannya ke pinggang juna

"L-lo kalau mau mati jangan ngajak gw yah dong!!"kesal senja karna terlalu kaget dan takut karna juna membawa motor dengan kecepatan yang tak main main

"....."tak ada sautan dari juna

"Loh inikan jalan menuju ke rumah gw kok lo bisa tau kan gw belum bilang"tanya senja terheran saat melihat mereka sedang berada di lorong kediamannya

"Turun"ujar juna setela mereka telah di depan rumah senja

"Hah? Lo kalau ngomong bisa lebih jelas napa"ujar senja yang belum sadar kalau sudah berada di pekarangan rumahnya

"Lo mau meluk gw sampai malam,hmm"ucap juna yang membuat pipi senja menjadi merah bak kepiting rebus karna merasa malu dan langsung turun dan berbalik menuju arah rumahny tetapi kembali berbalik saat ia mengingat sepeda kesayangannya

🦋SENJA BERCERITA (END)🦋Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang