⚠No Plagiat and Remake⚠
-Awali dengan Vote dan akhiri dengan Komentar-•
•
•Kaki serta tangannya terikat oleh rantai yang akan berbunyi setiap kali bergerak. Mata hitamnya yang cantik tertutup oleh kain hitam.
Dalam ketidaktahuan jika dirinya sendirian, remaja bertubuh kurus itu duduk bersimpuh menunggu dan terus menunggu sembari berharap tidak ada lagi rasa sakit menghampiri lagi.
Suara pintu yang terbuka membuat kepala 004 yang tertunduk sedikit terangkat. Derap langkah terdengar begitu keras di keheningan.
"Apakah kau mainan baruku?"
Nada perkataan yang terdengar dingin tapi juga terdengar seperti tidak memiliki ekspresi apapun itu sontak membuat 004 bergetar takut.
Pemuda bermata biru cerah tanpa terlihat cahaya kehidupan itu mendengus sembari melangkah mendekat. "Yah, dia bisu. Bagaimana bisa dia menjawab diriku?" gumamnya lirih.
Sepasang manik birunya terus memperhatikan 004. Tubuh kurus dengan kulit putih pucat. Seluruh tubuhnya terlihat penuh lebam juga luka gores benda tajam.
Dia terlihat lemah.
Jari jemari milik pemuda bermata biru itu mulai menyisiri rambut sebahu milik raga yang ditempati oleh 004. Kasar, seolah memang jarang diperhatikan.
Bagaimana bisa mainannya berkualitas buruk seperti ini?
"Pak Tua itu buruk sekali, kan?" ujarnya mencela Arekta seraya mengusap pelan dagu lebam milik 004.
Suara derap langkah kembali terdengar dan sapaan hormat dari dus orang terdengar. "Tuan muda Ayasha."
Merasa dua pelayan yang dirinya perintah sebelumnya datang, Ayasha sang pewaris dari Johannes Arekta itu memberi perintah untuk membuka rantai yang mengikat tangan juga kaki mainan barunya itu dan setelahnya menyuruh mereka pergi.
Membuka penutup mata milik 004 dengan lembut hingga menampilkan kelopak mata yang perlahan terbuka dan terlihatlah sepasang manik hitam bagai langit malam, berkilau bagai kaca akibat air mata menumpuk di pelupuk mata.
"Tenanglah, kau memang mainanku tapi aku tidak seburuk Pak Tua itu untuk memperlakukanmu." Ucapan Ayasha terdengar manis walau nada bicaranya tanpa ekspresi.
Tidak peduli jika tubuh 004 kotor atau apa, dirinya meletakkan kepalanya pada bahu kecil 004 dan setelahnya Ayasha berbisik pelan. "Aku berbeda. Aku bersama dirimu karena utusannya."
•
•
•Berdiri tegap dan memandang pintu kayu berukiran rumit dengan pandangan yang tidak dapat diartikan, Lucas sang tuan muda pertama kediaman Bimantara itu perlahan mendorong pintu di depannya perlahan.
Setiap langkah yang dirinya ambil, terasa berat akan perasaan aneh. Seolah menyeruak masuk tanpa adanya perintah juga permintaan, perasaan itu kian memberatkan.
Suara derap langkah yang terdengar tergesa, mengalihkan pandangan Lucas yang sedari tadi memperhatikan setiap sudut tempat yang dirinya pijak.
Sejenak mereka saling beradu pandang hingga kemudian tubuh Lucas limbung ke belakang karena ditubruk oleh sosok yang begitu mirip dengannya. Beruntung Lucas kuat akan tubrukan itu hingga tidak membuatnya jatuh.
Dipeluk dengan begitu erat hingga menimbulkan rasa aneh yang kembali menyeruak, Lucas hendak menjauhkan diri tapi ditahan.
Bukankah dirinya menginginkan ini?
Napas Rucas terasa begitu tergesa, Lucas dapat menebak jika kembarannya itu langsung berlari setelah mendengar kabar dari para pelayan yang memang telah mengetahui keberadaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
004: Give Me A Life
Teen FictionJangan sia-siakan makanan atau akan ada sosok yang memakanmu.