⚠Say No Plagiat⚠
-Awali membaca dengan vote-•
•
•Siang hari ini cuacanya tidak begitu terik dan membuat bocah bersurai hitam sebahu yang tengah menunggu Ravael mengangkati barangnya itu duduk di atas kap mobil, menikmati semilir angin.
Pria beranak tiga tadi malam pun juga ikut serta saat ini walau sedang mengurus administrasi. 004 merasa seperti pengangguran karena tidak memiliki pekerjaan tapi dirinya juga tidak begitu peduli, sih.
"Jangan melamun," tegur Enzi yang telah selesai mengurus administrasi.
Hanya melirik tanpa memperdulikan keberadaan Enzi, 004 kembali menikmati semilir angin. Namun, tiba-tiba tubuhnya terangkat dan Enzi adalah pelakunya. Mengangkat dirinya seolah dirinya tidak memiliki berat.
"Sudah Ayah bilang untuk tidak melamun," tegas Enzi.
Melemaskan diri bagai seekor kucing yang pernah digendong Ravael untuk diperlihatkan pada 004 di taman membuat Enzi langsung mengeratkan tangannya agar putranya tidak jatuh dan memilih menggendong ala koala.
Alis Enzi bertaut tidak suka. "Jangan tiba-tiba melemaskan diri! Kalau jatuh bagaimana?" omelnya yang dianggap angin lalu oleh 004.
Ravael datang dan mereka berakhir menaiki mobil untuk segera pergi dari area rumah sakit dan menuju tempat yang 004 kira adalah bangunan yang disebut rumah.
Melewati gerbang besi besar dan memperlihatkan halaman luas dan bangunan yang begitu mewah membuat 004 tertarik untuk memandangnya dari balik jendela mobil.
"Selamat datang di mansion, Tuan muda Athala," sambut Ravael dengan nada lembut yang khas. Dirinya melirik 004 lewat spion yang juga meliriknya.
004 mengangguk samar akan penuturan Ravael dan membuat Enzi mengernyit iri. Bungsunya itu tidak bereaksi saat berbicara dengannya tapi saat bersama Ravael beda cerita. Menyebalkan.
Mobil berhenti, 004 dan Enzi segera keluar dari mobil. Mereka disambut banyak orang yang 004 paham jika orang-orang itu adalah seorang pekerja, sama seperti Ravael. Iya, kan?
Pasangan manik hitam 004 menangkap dua bocah kembar yang menatap lurus ke arahnya. Yang berpakaian putih dan tersenyum menyebalkan itu adalah sosok yang memberikan benda bernama permen lolipop, 004 tahu itu. Dan satunya yang berpakaian hitam dan hanya berekspresi datar itu sosok yang mengatakan dirinya itu bisu.
"Selamat datang Tuan Enzi dan Tuan muda Athala," sambut para pelayan dengan nada hormat.
Mendengar suara yang terkesan bersamaan juga keras itu membuat 004 tanpa sadar bersembunyi di balik Enzi. Dirinya tidak suka suara keras.
Mendapati bungsunya langsung bersembunyi kala mendengar suara keras membuat sebelah alis Enzi terangkat begitu pula dengan si kembar.
"Turunkan suara kalian!" Perintah itu langsung terucap karena tahu penyebab bungsunya takut.
Mengangkat bungsunya dalam gendongan, Enzi langsung melangkah masuk ke dalam mansion diikuti si kembar beda sifat dan sikap.
"Bocah gila itu takut?" tanya Lucas pada kembarannya, Rucas.
Mengangguk sebagai jawaban sabar pada kakak kembarnya membuat Lucas mengerucutkan bibirnya. "Jawab menggunakan mulutmu, itu yang diucap Ayah," ujar Lucas mengingatkan dengan wajah datar sekilas.
"Iya," balas Rucas singkat saat memahami perubahan sikap Lucas.
Tersenyum cerah, Lucas menggandeng Rucas untuk mengejar Enzi karena mereka tertinggal cukup jauh. "Mari lihat bocah gila itu," serunya semangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
004: Give Me A Life
Teen FictionJangan sia-siakan makanan atau akan ada sosok yang memakanmu.