⚠Nggak boleh plagiat, nanti kulaporin loh⚠
Ini cerita pertamaku, mohon dukungannya..
•
•
•Gelap dan dingin adalah teman bagi seorang remaja yang hidup selama bertahun-tahun di dalam jeruji besi laboratorium penelitian ilegal milik seorang pengusaha ternama walau remaja itu tidak tahu siapa pengusaha itu dan apa usahanya.
004, itu namanya dari para peneliti. Tubuh kurus berkulit pucat akibat kurangnya terkena sinar matahari yang hanya dibalut baju khusus penelitian itu dibiarkan tidur di atas lantai semen tanpa adanya alas.
Leher kecilnya dikalungi sebuah kalung elektrik yang dimana akan menyetrum jika 004 bersuara. Karena bagaimana pun, seorang bahan penelitian tidak diperbolehkan bersuara tanpa diperintahkan.
Kini 004 yang sedang tertidur terpaksa bangun akibat suara jeruji berdentang. Seorang petugas dengan seragam khusus memberikan mangkuk makanan dan minuman anjing lewat lubang kecil jeruji besi.
Duduk berlutut menunggu diberi perintah untuk makan, 004 menatap potongan makanan yang terdapat cairan merah kental itu tersaji di depannya hingga tatapan itu berakhir kala perintah diucapkan.
"004, makan!"
Perintah itu langsung saja 004 laksanakan. Dirinya lapar karena tidak diberi makan selama tiga hari akibat melakukan kesalahan saat penelitian berlangsung.
Lorong yang berisi ruangan-ruangan berjeruji itu membuat si petugas mendengus. "Dasar rakus." Bisikan itu bisa 004 dengar tapi dirinya tidak peduli, perutnya begitu meminta diisi.
Selesai makan dan minum, 004 mendorong pelan mangkuk yang dirinya pakai pada si petugas pemberinya makan dan setelahnya menjauh saat petugas itu mengambil mangkuk.
Penjaga itu melangkah pergi, meninggalkan 004 dalam ruangan berjeruji besi di kegelapan lorong bawah tanah. Berjalan tanpa menengok ke belakang karena memang sudah tidak memiliki rasa kemanusiaan pada sosok yang terkurung di dalam jeruji.
004 duduk bersandar pada tembok yang terbuat dari beton. Mata coklat gelapnya menatap kosong pada ruangan tempat dirinya dikurung.
Sepi, tidak ada tanda kehidupan selain dirinya sekarang. Ruangan-ruangan di sekitarnya telah kosong sejak tiga bulan lalu.
Anak-anak yang dijadikan bahan penelitian sepertinya telah menyerah kepada hidup dan berakhir terbaring kaku, meninggalkan dirinya sendiri yang bertahan dari kekejaman para manusia gila.
Napas 004 tercekat, menahan tangis adalah hal yang sulit. Dirinya kesepian. Dirinya begitu menginginkan yang namanya kebebasan.
Kenapa dirinya- kenapa anak-anak seperti dirinya harus terkurung dan mendapat perlakukan layaknya hewan?
Kenapa?
Kenapa-
Pemikiran itu terhenti dengan adanya sebuah ledakan yang membuat seluruh tanah seakan bergoyang. Langit-langit mulai berjatuhan membuat 004 menutupi bagian kepalanya.
Apa yang terjadi?
Alarm darurat tanda bahaya berbunyi, memekakkan telinga 004 yang seorang diri berada di bawah tanah. Terkunci di dalam ruangan berjeruji besi dan langit-langit perlahan runtuh membuat 004 berpasrah.
"Jika aku mati, aku bersyukur. Bebaskanlah aku dari neraka dunia ini," batin 004 berpasrah. Mau bagaimana pun, hidup di antara banyaknya kematian begitu membuatnya tersiksa.
Dirinya ingin bebas.
Crack!
Langit-langit ruangan 004 pecah dalam ukuran besar, menimpa tubuh ringkih 004. Dalam keadaan pasrah 004 tewas tertimpa langit-langit yang terbuat dari beton.
KAMU SEDANG MEMBACA
004: Give Me A Life
Teen FictionJangan sia-siakan makanan atau akan ada sosok yang memakanmu.