14

1.7K 234 16
                                    

⚠No Plagiat dan Remake⚠
-Awali dengan Vote dan akhiri dengan Komentar-



Dua bulan telah berlalu, kehidupan di mansion lama Bimantara terasa begitu menyesakkan. Beberapa pekerja buru-buru mengundurkan diri.

Enzi tidak peduli, mereka mengundurkan diri atau tidak. Namun, perlu kalian ketahui. Kalian mengundurkan diri dari kediaman Bimantara sama saja mengundurkan diri dari dunia.

Informasi kediaman Bimantara tidak boleh bocor begitu saja.

Rucas, tuan muda kedua kediaman Bimantara terlihat jauh dari kata baik setelah kejadian dimana Enzi --Ayahnya memukulnya di saat keadaannya lemah. Melihat Ari tewas di depan mata karena kehabisan darah pun benar-benar membuatnya shock dan stres.

Dua bulan, selama itu Rucas mencoba bertahan di kediaman ini. Berpegang teguh jika kembarannya akan datang dan menenangkannya. Memeluknya erat, mengucapkan kata penenang yang manis juga hangat.

Rucas berharap seperti itu.

Namun, waktu sudah berjalan selama dua bulan. Kembarannya juga adiknya tidak ada yang kembali.

Kalian dimana?

Kalian meninggalkanku di penjara ini?

Liam, sosok dokter yang dirinya dambakan agar menjadi sosok ayahnya justru berbalik menjadi sosok paling dibencinya dan untuk ayahnya sendiri, dia tidak tahu. Benci tapi sisi lainnya masih menginginkan hal mustahil, kasih sayang.

Sepasang manik kembar yang sedari tadi menatap langit biru kini mulai mengeluarkan air mata. Kesendirian ini membuat Rucas tersiksa.

"Tolong, kembalilah..."


Pintu diketuk, menimbulkan suara di tengah keheningan. Ruangan bernuansa putih terlihat begitu terang akibat tirai yang dibuka begitu lebar dan membiarkan cahaya matahari masuk menembus kaca jendela.

"Tuan muda, semua persiapan telah selesai."

Suara dari luar ruangan membuat sosok di dalam mengangguk puas. "Mari kita pergi," balasnya dengan suara agak keras tapi terkesan riang.

Lucas, putra pertama Enzi yang selama ini susah dihubungi itu sedang membaca buku dengan tenang di atas kasur pasien. Buku diary yang dirinya baca ditutup dengan pelan, takut rusak akannya.

"Mari temui kembaranku tercinta dan temukan adik bungsuku tersayang," gumam Lucas sembari mengecup diary-nya.

"Aku ingin mengenal mereka lebih dari buku ini juga ingatan buram yang selalu terngiang."


Rasa sakit menjalar di seluruh tubuhnya akibat memar yang berdenyut nyeri juga perihnya luka gores. Namun, 004 yang merasuki raga Athala tetap berusaha berdiri menghadap sosok pria tua yang duduk angkuh menatapnya bosan.

Mata biru Arekta memandang rendah sosok cucu bungsunya. Badan cucunya itu bergetar, memaksa untuk menopang dirinya sendiri agar tetap berdiri.

"Panggil namaku!"

Arekta berucap memerintah pada 004 dan 004 sendiri berusaha membuka mulutnya untuk memanggil nama pria tua di depannya itu.

Susah.

Sesak.

Sakit.

Nada parau yang rusak dan terbata terdengar. Memecah keheningan di ruangan kerja milik Arekta.

"Ka- K-kakek Ar-"

Arekta menggebrak meja hingga seluruh benda di atas meja kerjanya itu jatuh dan menimbulkan suara bising. Jari telunjuknya mengarah pada 004 yang tersentak kaget.

004: Give Me A LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang