17

1.1K 90 6
                                        

⚠No Plagiat and Remake⚠
-Awali dengan vote, akhiri dengan komentar-
Semakin banyak komen and vote, semakin cepet up (kayaknya)


Sepasang mata yang tertutup perlahan terbuka. Langit-langit beton adalah hal pertama yang ia lihat. Dalam beberapa waktu, entah bagaimana tubuhnya terasa begitu sakit.

Mimpi?

Tetapi, terasa begitu nyata. Uluran tangan terlihat dan disertai suara bisikan tanpa emosi. "Kau tidak apa?" Itu bisikan yang 004 dengar.

Clank!

Suara kalung elektrik miliknya bergema. Menyentuh kalung yang dikenakannya, pikiran 004 melalang buana. Ini kalung lamanya sebelum..

"Apa kepalamu dipukul begitu keras?"

Jemari kotor dari tangan pucat orang yang sedari tadi mengajaknya bicara menyisir lembut rambut 004. Mata hitamnya berkaca-kaca seketika.

Wajah yang telah 004 lupakan kembali muncul. Mencoba meraih tangan sosok di sampingnya dengan begitu lemah, 004 justru mendapat pukulan kuat di kepalanya.

"Jadilah anjing yang patuh, sialan!"

Apa yang terjadi?

Dalam keadaan sehabis dipukul kuat di bagian kepala, 004 memperhatikan sekitarnya. Banyak petugas pembersih di sisinya dengan membawa tas hitam besar.

Pemandangan yang begitu familiar.

Sekilas dapat 004 lihat tubuh kurus sosok yang paling akrab di penjara neraka dunia itu dimasukkan ke dalam tas hitam. Mata hitam 004 melebar, semakin memberontak pada para petugas pembersih yang menahan dirinya.

004 tidak tahu apa yang terjadi pada saat ini. Hanya dalam sekejab mata dirinya berpindah dari satu kejadian ke kejadian lainnya.

Apakah ini yang disebut mimpi?

Tetapi, kenapa begitu nyata?

Rasa sakit yang didera. Pengelihatan juga pendengaran yang begitu nyata adanya membuat 004 kembali bertanya-tanya.

Sebenarnya, apakah Tuhan membencinya?

"Arraska!"



"Apa yang kau mimpikan?"

Netra biru dan hitam saling beradu beberapa saat hingga 004 memilih untuk lebih dulu memisahkan pandangannya sembari menjauh.

Namun, belum sempat 004 menjauh, pemuda berstatus sebagai pewaris keluarga Johannes itu menahan pinggangnya. "Sudah bisa berniat untuk kabur?"

Diam untuk benar-benar memahami situasi membuat 004 dibuat bingung dengan segalanya. Apakah tadi benar-benar mimpi?

Ayasha mendengus, entah kenapa rasanya kesal. Dirinya tahu bahwa 004 adalah sosok bisu yang memang tidak akan pernah menjawab pertanyaannya.

Sial.

Berdecih ringan, Ayasha langsung menarik tubuh 004 agar semakin dekat dengannya dan menyembunyikan wajahnya pada perut kecil 004.

"Bicaralah, tidak akan ada yang bisa menyakitimu lagi karena aku di sini."

Melirik pada Ayasha yang menyembunyikan wajahnya di perutnya, 004 agaknya merasa tenang setelah kesadarannya perlahan kembali. Ini dunia baru..

"Terima kasih.."

Ucapan yang begitu lirih hingga rasanya seperti suara lembut hembusan angin itu membuat mata Ayasha sukses melebar, tidak percaya dengan apa yang didengar.

Ingin langsung beranjak bangun dan melihat lekat wajah sosok yang lebih kecil, Ayasha mengubur dalam niatnya itu karena dirinya dapat merasakan gerakan tubuh 004 yang bernapas dengan begitu lembut juga teratur, pertanda bahwa 004 telah kembali tidur.

004: Give Me A LifeDonde viven las historias. Descúbrelo ahora