~28 : Teka-Teki

138 26 6
                                    

BoBoiBoy dan [name] kini sedang berangkat menuju rumah orang tua mereka dengan menaiki mobil mewah milik BoBoiBoy.

Keduanya terlihat diam dengan pikiran masing-masing, membuat suasana di dalam mobil itu hanya diisi dengan suara radio yang kini sedang memainkan lagu-lagu cinta yang semakin mengasyikkan pikiran mereka.

BoBoiBoy sesekali menyanyi kecil mengikuti irama lagu yang di dengarnya. Sedangkan [name], ia masih saja diam sambil mata dan telinganya fokus mendengar dan melihat suara serta wajah milik sang suami.

Hari ini baru ia sadar, bahwa suaminya ini memiliki suara yang indah saat menyanyi. Saking indahnya ia sempat terlena dan terhipnotis dengan suara itu.

"Suara kamu ternyata indah, ya." Puji [name] sambil tersenyum.

BoBoiBoy dibuat tersenyum malu tatkala mendengarkan itu. Ia menggelengkan perlahan kepalanya.

"Biasa aja kok."

"Nggak. Ini luar biasa tau? Suara yang limited." Lanjut [name] lagi.

"Kamu terlalu berlebihan, sayang." BoBoiBoy kembali fokus melihat jalanan di depannya.

Sang isteri hanya bisa tertawa pelan saat melihat tingkah malu-malu suaminya itu.

"Oh ya, siapa aja yang dateng untuk acara nanti malam?"

Manik hazel itu kembali melirik sebentar wajah jelita milik si isteri. "Kenapa bertanyakan hal itu, sayang?" Tanya BoBoiBoy.

[Name] menggelengkan pelan kepalanya sebagai jawaban. "Tidak ada. Aku cuma mau tau, siapa aja yang bahagia banget dengan kabar kehamilanku ini sampai sanggup ikut hadir dalam acara malam nanti." Jelas [name] panjang.

BoBoiBoy hanya mengangguk saja mendengar penjelasan dari wanitanya itu. Tanganntnya terulur mengelus kepala [name] yang sudah di tutupi jilbap berwarna [f /c] itu dengan lembut dan sayang.

"Tentu saja semuanya bahagia dengan kabar baik ini, [name]." Ucap BoBoiBoy sambil tersenyum cerah pada sang cinta hatinya.

[Name] ikut tersenyum mendengar kata-kata itu. Jemarinya kemudian memegang lembut tangan sang suami lalu mencium lama tangan yang berurat dan kokoh itu dengan lembut.

"Kamu yang terbaik."

Tersipu BoBoiBoy jadinya saat menerima perlakuan manis dari bidadari miliknya itu. Pipi [name] dicubitnya pelan bagi melampiaskan rasa gemasnya.

"Kamu ada-ada aja sih."

"Hehehe." [Name] ketawa kecil.

Suasana kembali menjadi sunyi seperti tadi. mereka berdua kembali melamun.

Melamun dengan isi pikiran yang berbeda-beda tentunya.

[Name] saat ini sedang memikirkan tentang mimpi yang ia alami saat tidur siang tadi. Ia berusaha mengingati wajah pria dan seorang anak kecil yang hadir di dalam mimpinya itu.

"Kenapa wajah pria itu tidak begitu mirip dengan wajah BoBoiBoy, ya? Warna matanya juga berbeda, warna emas. Mirip seperti warna netra milik sepupu suamiku, Gempa." [Name] mulai berdiskusi dengan dirinya sendiri.

'Terus, kenapa anak kecil itu memanggilnya dengan gelar [papa]? Apa jangan-jangan..."

[Name] lantas menggelengkan kepalanya kuat, berusaha menyingkirkan hal gila itu dari benak pikirannya. "Tidak itu tidak mungkin."

"Apanya yang tidak mungkin?" Tanya BoBoiBoy yang sempat mendengarkan jelas tiap-tiap kata yang digumamkan oleh sang isteri.

Wanita yang memiliki netra [e /c] itu sedikit tersentak ketika mendengar pertanyaan itu. Bagaimana bisa keceplosan? Duh

owner of my heartWhere stories live. Discover now