15. Cemburu.

235 19 1
                                    

"Hai, good morning, sayang." Terdengar suara di seberang sana menyapa Amanda. "Good morning." Jawab Amanda. Mereka berbincang layaknya pasangan yang sedang terpisah jarak. Banyak hal yang ditanyakan satu sama lain.

"Ohh iya, ini aku maaf banget kalo seolah-olah aku ga ngertiin kamu. Tapi aku boleh ngomong sesuatu ga?" Tanya Amanda. "Boleh dong, mau ngomong apa?" Tanya Teddy di seberang sana.

"Kemaren aku banyak lihat vidio kamu pas di IKN. Mulai dari kamu kerja sampai ke orang yang minta foto ke kamu aku lihat. Sampe-sampe tuh aku kayak dapet kabar kamu dari vidio orang bukan dari kamu sendiri. Tapi aku tahu kamu sibuk kalo lagi sama bapak, I know that." Ucapan Amanda terhenti saat itu, tapi tidak ada jawaban dari Teddy di seberang sana.

"Mungkin tuntutan kerja kamu juga lebih banyak dari beberapa orang yang lain, tapi boleh ga hubungin aku untuk sekedar ngabarin aja. Aku juga as your girlfriend pengen tahu kegiatan apa yang mau kamu lakuin, mau ngasih kamu semangat buat kamu kerja. Maaf banget kalo terkesannya aku maksa kamu buat bisa ngabarin aku." Ucap Amanda saat itu dengan nada yang sedih

Teddy yang mendengar penuturan dari Amanda masih bingung untuk menjawabnya. "Man, aku minta maaf karena aku seolah-olah ga ngabarin kamu, seolah-olah ga hargain kamu sebagai pacarku. Tapi untuk kerja di lapangan kali ini aku bener-bener lagi banyak yang harus di handle, sorry, Man."Ucap Teddy yang saat itu merasa bersalah pada kekasihnya itu. "Iya, gapapa. Aku cuman pengen bilang ini karena aku pikir juga kamu akan sangat sering untuk jauh dari aku karena tugas kamu." Ucap Amanda. "Iya, sekali lagi aku minta maaf ya. Aku janji kedepannya ga akan kayak gitu lagi." Ucap Teddy.

"Ohh iya, aku ga larang kamu buat iyain orang buat foto sama kamu, bener-bener ga larang. Tapi tolong banget, tolong." Amanda berhenti sejenak. "Tolong untuk bisa jaga jarak kamu, Ted. Tolong untuk ga ngebiarin cewek sampe bisa rangkul kamu. Jujur aku sedih ngelihat ada wanita yang dengan mudahnya gandeng kamu didepan banyak orang, tapi aku tahu aku ga bisa larang juga." Sambung Amanda dengan suaranya yang terdengar sudah menangis.

"Sayang, maaf banget. Diposisi itu aku bener-bener yang kaget, dan ga bisa buat ngehindar juga. Posisi aku disitu lagi rame dan dempet-dempetan, jadi agak susah saat itu. Aku minta maaf banget, dan aku mohon pengertian kamu untuk kali ini." Ucap Teddy yang juga terdengar menyesal disebelah sana. Akhirnya Amanda menggangguk mengerti dan mengakhiri percakapan pagi itu.

Yang Amanda rasakan hari itu benar-benar membuat dia menjadi gelisah dan takut. Disatu sisi ia sangat menyayangi kekasihnya itu, tapi disisi lain juga ia tidak bisa berbuat apa-apa karena kekasihnya hanya menjalankan tugasnya. Keesokan harinya Teddy sudah kembali ke Jakarta. Semenjak Teddy kembali mereka bisa lebih sering untuk menghabiskan waktu bersama. Disaat ada kesempatan sebisa mungkin Teddy mengajak Amanda untuk hanya sekedar jalan berdua.

***

Seperti biasanya, hari ini Teddy mengajak Amanda untuk menghabiskan waktu bersama. Tapi kali ini agak beda, dikarenakan mereka akan keluar hari ini full menggunakan transportasi umum. Amanda awalnya ragu untuk mengiyakan ajakan Teddy dikarenakan hubungan mereka saat ini masih ditutupi dari publik. Tapi setelah mendengar penjelasan dari Teddy bahwa semua akan baik-baik saja, akhirnya Amanda mengiyakan ajakan Teddy.

SerendipityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang