31. Pergi Bersama.

192 14 1
                                    

Hari ini adalah jadwal untuk keberangkatan rombongan Menteri Pertahanan RI menuju ke Canberra, Australia. Ajudannya sudah mempersiapkan semuanya untuk kelancaran tugas Prabowo kali ini. Begitu juga dengan beberapa sekprinya, Rizky, Deril, dan Rajif. Saat ini mereka sudah berada didalam pesawat pribadi milik Prabowo dan bersiap untuk take off ke Canberra.

Selama perjalanan yang cukup panjang Teddy tidak terlelap, berbeda dengan yang lainnya yang sudah lama tertidur kelelahan karena kegiatan mereka yang sangat padat. Sebenarnya Teddy juga merasakan lelah, tapi entah kenapa ia tidak bisa untuk tertidur kali ini. Tidak tahu apa yang ia rasakan kali ini, perasaannya bercampur aduk.

Pikirannya kali ini hanya tertuju ke satu nama, yang tidak lain dan tidak bukan adalah mantan kekasihnya, Amanda. Dengan menghadap ke jendela luar ini Teddy memikirkan tentang apakah memang dia bisa bertemu Amanda lagi atau tidak. Jujur ia sangat ingin walau hanya sekedar melihat Amanda sebentar. Tetapi ia juga tahu bahwa jarak dari Canberra ke Sydney jauh, dan untuk apa juga Amanda berada di Canberra.

Bermain dengan pikirannya membuat Teddy merasa lebih lelah dan capek. Akhirnya perlahan ia mulai bisa memejamkan matanya dan tertidur.

Setelah melewati perjalanan panjang sekitar 8 jam, akhirnya mereka tiba di Canberra Airport. Mereka tiba pada malam hari waktu Canberra. Setibanya di Canberra mereka langsung disambut oleh pemerintah setempat. Walaupun berada di luar negeri kamera-kamera handphone bisa merekam dimana Teddy berada. Dengan menggunakan setelan jas yang rapi pesona ajudan itu langsung bertebaran.

Usai disambut oleh pemerintah Canberra, mereka diajak untuk dinner bersama. Setelah menyelesaikan dinner, mereka pun diantar ke hotel tempat mereka beristirahat, untuk mengumpulkan energi untuk aktivitas keesokan harinya.

Pada pagi hari ini sebelum melakukan tugasnya, Teddy memutuskan untuk jogging. Ini adalah salah satu aktivitas rutin yang ia lakukan setiap ada kunjungan ke luar negeri. Ia jogging dengan harapan bisa membuat pikirannya lebih fresh lagi. Hanya sekitar 1 jam, akhirnya Teddy kembali ke hotel untuk bersiap melakukan tugasnya.

Sydney, Australia.

Pagi menjelang siang hari ini Amanda hendak menuju ke sebuah fashion house yang berada di Sydney, yaitu Alice McCall. Setelah pertimbangan yang banyak dan diskusi dengan kedua orang tuanya akhirnya Amanda memutuskan untuk mencoba apply pekerjaan di fashion house Alice McCall.

"Nak, karena driver hari ini harus ayah gunain jadinya ayah sudah minta tolong Edwin ya buat anter kamu. Kan dia udah tahu semua seluk beluk Sydney." Perkataan Harry yang cukup membuat Amanda terkejut dan sedikit kesal. "Ayah, kok ngga bilang Amanda dulu sih? Kalo ngga ada drivernya gapapa kok Amanda pake taxi aja." Balas Amanda ke Harry.

"Engga nak. Ayah lebih percaya ke Edwin dari pada kamu naik taxi. Pokoknya harus pergi sama Edwin, kalo engga sama dia kamu jangan pergi hari ini." Tutur Harry dan langsung menuju ke mobilnya.

Mau tidak mau Amanda harus mendengarkan perkataan Ayahnya. Tidak butuh waktu lama tiba-tiba Amanda mendengar ada suara ketukan pintu dari luar. Amanda langsung membukakan pintu dan yang datang adalah Edwin.

"Hei, Manda. Udah siap berangkat?" Tanya Edwin sopan dengan senyum indahnya. "Udah, wait yaa. Gue kasih tahu ke Ibu dulu." Amanda pun berjalan masuk ke rumah untuk memberi tahu keberadaab Edwin dan sekalian pamit ke Athalia.

Athalia pun langsung menuju ke arah teras rumah untuk menemui Edwin. "Edwin, makasih yaa udah bersedia anterin Amanda." Ucap Athalia berterima kasih. "Hehe iya tante sama-sama. Selagi saya lagi ngga ada kerjaan, aman aja tante." Ucap Edwin sopan. "Udah yuk, berangkat." Ucap Amanda berpamitan ke Athalia dan langsung menuju ke mobil Edwin.

Perjalanan dari kawasan Double Bay ke fashion house Alice McCall tidak terlalu lama hanya membutuhkan waktu sekitar 10-15 menit. Sepanjang perjalanan hanya ada suara musik saja yang terputar. Sampai akhirnya Edwin yang membuka suara.

"Man, sorry yaa gue nanya." Tanpa melihat ke Amanda. Hanya dibalas anggukan oleh Amanda. "Lu kalo keterima kerja disini, berarti harus bener-bener stay disini dong?" Tanya Edwin pelan. "Hmm iyaa, lagian kayaknya gue emang harus tetep disini ngikut ayah sama ibu gue." Balas Amanda.

"Jadi lu bener-bener tinggalin hidup lu yang ada di Jakarta yaa." Sesekali Edwin melirik ke Amanda tetapi tetap berhati-hati. "Yaa mau ngga mau harus sih yaa." Kemudian Amanda melanjutkan ucapannya. "Kalo lu gimana? ke Aussie dari kapan sih?" Tanyanya.

"Gue belum lama-lama juga disini. Baru mau masuk 3 tahun. Soalnya gue kesini buat bisnis ayah gue." Jelas Edwin. Amanda mengangguk tanda mengerti.

"How about boyfriend?" Tiba-tiba Edwin menyakan hal itu. "Kenapa?" Amanda bertanya balik. "Pacar? Punya?" Amanda menjawab dengan gelengan kepala.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 25 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SerendipityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang