24. Bingung.

118 10 0
                                    

Harry hendak memberikan penjelasan ke Amanda. "Nak, dengerin perkataan ayah dulu baik-baik yaa." Perkataan Harry itu lebih membuat Amanda bingung, tapi ia tidak tahu harus bagaimana selain menunggu ayahnya melanjutkan ucapannya.

"Perusahaan Ayah lagi tahap pembukaan cabang baru. Kali ini lokasinya bukan di Jakarta, bukan juga di Indonesia." Harry menghentikan ucapannya. "Kali ini Ayah lagi buka di Sydney, Australia." Amanda yang mendengar itu pun merespon ucapan ayahnya. "Terus, Yah?" Tanya Amanda yang memang saat itu tidak mengerti dengan ucapan Ayahnya. Kenapa ia harus tahu tentang masalah pekerjaan Ayahnya. Karena selama ini ayahnya tiak pernah membicarakan pekerjaan dengan anaknya.

Harry kali ini benar-benar ragu untuk melanjutkan ucapannya. Tapi ia paham bahwa hal ini harus diberitahukan ke anaknya secepatnya. Tidak bisa ia tunda lagi.

"Kita harus ke Sydney, Nak." Ucap Harry berat. Amanda yang akhirnya mendengar itu langsung membuang napasnya lega. "Ya ampun Ayah, kirain apaan. Yasudah kita ke sydney. Kapan emangnya? Terus berapa lama disana?" Tanya Amanda.

"Kita berangkat akhir minggu ini. Kita disana belum pasti sampe kapan." Kali ini Harry benar-benar merasa berat untuk mengatakannya. Amanda yang mendengarnya langsung terdiam seketika. Kali ini untuk menelan ludahnya saja ia tidak bisa. Akhirnya ia mengerti kenapa ayahnya berat untuk mengatakan ini kepadanya.

"Ayah, serius?" Amanda bertanya untuk memastikan apa yang ia dengar. Harry hanya sanggup untuk mengangguk saja. Sedangkan Athalia, untuk menatap putrinya saja ia tidak bisa. "Maaf ayah harus ajak kamu pindah dari Indonesia disaat kamu baru memulai hubungan yang baru. Tapi ayah ga bisa kalo ninggalin kamu di Jakarta sendirian untuk rentang waktu yang ayah saja tidak tahu." Harry menatap teduh putrinya itu yang masih dalam keadaan kaget.

"Nak, kita ga punya hak atas hubungan kamu. Tapi tolong kamu kasih tau ke Teddy soal ini ya. Kamu sama dia sama-sama udah dewasa, kalian tahu yang terbaik buat hubungan kalian. Kalian yang jalanin hubungan kalian, jadi kita ga akan ikut campur untuk keputusan kalian." Kali ini giliran Athalia yang memberanikan diri berbicara ke Amanda.

Sungguh, hari ini dipagi hari Amanda sudah mendengar hal yang benar-benar membuat dia merenung sepanjang hari ini. Amanda bingung kali ini. Apa yang harus ia lakukan, apa yang harus ia katakan kepada kekasihnya itu.

Memang Teddy dan Amanda sering kali berpisah antar negara, tapi hanya untuk beberapa saat saja. Dan Teddy sudah dipastikan jadwal kembalinya ke Indonesia. Tapi kali ini berbeda. Kembalinya Amanda ke Indonesia tidak bisa dipastikan kapan, dan berapa lama mereka akan berpisah.

Amanda benar-benar kalut sekarang. Ia pun akhirnya menghubungi Tiara untuk minta bertemu di rumah Tiara. Setelah mendapat izin dari sahabatnya itu akhirnya Amanda menuju ke rumah Tiara. Kali ini ia mengemudikan mobilnya sendiri. Tidak terlalu jauh jarak rumahnya dengan Tiara, Amanda pun sampai. Tiara langsung menyambut kedatangan sahabatnya itu dan mengantarkan ke kamarnya.

"Kenapa, seng? Mau cerita apa sampe malem-malem lu kesini sendiri." Tanya Tiara yang sebenernya kaget melihat sahabatnya berani untuk ke rumahnya sendiri. "Gue harus ke Sydney." Hanya kalimat itu yang bisa keluar dari mulut Amanda. "Sydney? Tinggal pergi yaampun. Bareng siapa? Kalo sendiri mau gue temenin?" Ucap Tiara santai.

"Kali ini gue bener-bener pergi, Ti." Ucap Amanda yang sekarang sudah melihat sepenuhnya ke arah Tiara. "Gue ke Sydney akhir minggu ini bareng ortu gue, yang ga tahu kapan gue bakal balik Indo lagi." Berat. Amanda berat untuk mengucapkan kalimat itu. Hatinya benar-benar sakit saat mengucapkan hal itu. Tidak sanggup, akhirnya tangis Amanda pecah di pelukan Tiara.

Tiara kaget dengan ucapan sahabatnya. Itu artinya ia akan meninggalkan Tiara dan juga kekasihnya disini. Sedih mendengar kabar itu, Tiara hanya bisa menahan tangisnya. Mereka berdua tidak pernah berpisah selama itu.

Merasa cukup untuk mengeluarkan rasa sedihnya di pelukan Tiara, akhirnya Amanda melepaskan pelukannya itu. "Kali ini gue bakal bener-bener jauh dari dia. Tapi gue takut, Ti." Tiara sangat paham betul bagaimana sahabatnya ini. Amanda tidak pernah berani untuk mengambil resiko dengan menjalin hubungan jarak jauh.

Akhirnya dengan berat hati Tiara memberi tahu ke Amanda. "Manda, denger gue baik-baik ya. Luu kasih tau Teddy apapun yang terjadi. Kalian udah sama-sama dewasa, kalian tahu hubungan kalian. Jangan pernah takut buat coba LDR kali ini."

"Tapi, Ti. Kali ini gue LDR tapi ngga ada kepastian sama sekali buat gue balik ke Jakarta. Sekarang Sydney yang akan jadi rumah gue, Jakarta hanya akan jadi tempat gue berlibur. Itu pun kalo emang bisa." Amanda mencoba untuk menjelaskan ke Tiara. "I know. Tapi hal pertama yang harus lu lakuin sekarang adalah kasih tahu ini ke Teddy yaa. Secepatnya, Amanda. Lu bakal pergi ga lama lagi." Ucap Tiara ke Amanda.

SerendipityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang