19. "Di goda".

149 15 0
                                    

Mendengar semua penjelasan Teddy akhirnya bisa meluluhkan hati Amanda. Saat itu Amanda mengiyakan ajakan kekasihnya. Oh mungkin bukan ajakan kekasihnya langsung, tapi atasannya.

Amanda mengiyakan ajakan itu dengan syarat, Teddy harus fokus dengan pekerjaannya, tidak memperlihatkan siapa Amanda mengingat pasti akan ada banyak sekali kamera disana. Jika mereka hadir di acara opening saat yang bersamaan, Teddy dan Amanda harus seperti orang yang tidak saling mengenal.

Aneh memang syarat dari Amanda. Tapi Teddy tetap mengiyakan itu, berharap semua itu berjalan sesuai rencana mereka.

Keesokan harinya sudah waktu untuk mereka berangkat ke Paris. Perjalanan mereka menggunakan pesawat pribadi milik Prabowo. Amanda menuju ke bandara Halim diantarkan supirnya. Memang mereka sudah janjian untuk bertemu langsung di bandara saja.

Setelah Amanda sampai, tidak lama kemudian rombongan dari Prabowo juga tiba di bandara. Saat itu Amanda mulai mendekat ke rombongan mereka.

"Selamat pagi, Pak, Bu." Sapa Amanda ke Prabowo dan juga Titiek yang memang saat itu sudah sampai. "Pagi." Sahut Prabowo dan Titiek bersamaan. "Teddy, ya?" Tanya Titiek. "Iya." Jawab Prabowo singkat. Titiek hanya tersenyum sambil menganggukan kepalanya.

Setelah selesai, mereka semua diarahkan untuk masuk ke dalam pesawat. Dalam pesawat saat itu tidak terlalu ramai. Prabowo, Titiek, Didit, Rizky, Frangky, Teddy, Amanda dan beberapa pengawal lainnya.

Mereka duduk di kursi mereka masing-masing. Saat itu Amanda duduk sendiri, dikarenakan Teddy saat itu masih mengurus beberapa hal lainnya.

"Teddy, sudah nanti saja itu. Duduklah, nanti diurus jika sudah takeoff." Ucap Prabowo ke Teddy yang terlihat masih sibuk.

"Iya duduk aja, Amanda sendiri tuh. Kalo engga, Frangky aja yang duduk sampingnya. Trus kamu duduk samping Rizky deh. Lumayan perjalanannya sekitar 16 jam." Sekarang gantian Titiek yang menyuruh Teddy untuk duduk.

Amanda yang merasa digoda oleh Prabowo dan Titiek itu hanya bisa tersenyum. "Gapapa, Bu. Amanda sendiri ga masalah. Lagian mas Teddy juga masih banyak yang dikerjain." Ucap Amanda.

"Yasudah, Ibu aja yang duduk sama kamu ya." Ucap Titiek yang hendak pindah duduk bersama Amanda.

"Ehh mana bisa gitu. Engga, kamu duduk disini sama saya." Cegat Prabowo yang disamping Titiek saat itu. "Ted, kamu mau menyiksa saya selama 16 jam?" Tanya Prabowo ke Teddy.

Pertanyaan itu sukses membuat Teddy akhirnya benar-benar meninggalkan kegiatannya saat itu dan duduk disamping Amanda. Melihatnya, orang disekitar situ hanya bisa tertawa kecil saja.

Perjalanan yang memakan waktu 16 jam itu, bisa membuat penumpang dalam pesawat beristirahat sejenak. Begitu juga dengan Amanda dan Teddy. Setelah 2 jam perjalanan akhirnya Amanda terlelap lebih dulu dari Teddy.

Teddy melihat Amanda yang sudah tertidur dengan posisi kepala yang menunduk kedepan. "Senderin di pundak kamu dong, Ted. Kasihan loh itu kepalanya." Ucap Prabowo yang memperhatikan itu sambil menunjuk yang ada disebelahnya, menginfokan Teddy untuk membuat posisi yang sama.

Akhirnya Teddy mengarahkan kepala Amanda untuk bersandar di pundaknya. Amanda yang sudah terlelap, tidak menyadari hal itu. Setelah beberapa saat, akhirnya Teddy juga ikut terlelap saat itu.

Setelah melakukan perjalanan yang panjang, mereka pun hampir tiba di Paris. Satu persatu mereka mulai tersadar dari tidurnya. Amanda pun saat itu ikut terbangun. Saat Amanda membuka matanya, ia sadar bahwa pada saat ia tidur kepalanya bersandar di pundak kekasihnya.

Amanda saat itu malu, walaupun Teddy itu kekasihnya tapi tetap saja jangan di saat seperti itu. Pikir Amanda.

Amanda terbangun dengan posisi Teddy sudah bangun lebih dahulu. "Gimana? Nyenyak tidurnya?" Tanya Teddy. Amanda menjawab dengan anggukan.

"Tadi ada yang tidur aja romantis banget tau." Ucap Rizky ke Teddy. "Aku aja buka mata langsung disuguhin pemandangan 4 orang saling sender-senderan." Sambung Didit.

Mendapat godaan seperti itu membuat Amanda langsung salah tingkah.

SerendipityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang