Chapter 5

171 17 0
                                    

Berita itu sampai ke telinga Bram dan tanpa pikir panjang Bram menginginkan tes DNA antara Nadira dan kedua orang tua nya sebab Bram tidak ingin putranya menikah dengan wanita yang bukan anak kandung Galih dan Tissa.

"Bagaimana bisa ini terjadi, Pa." Kelly masih tidak menyangka kalau Nadira kemungkinan besar bukan anak Galih.

"Bagaimana bisa Nadira bukan anak mereka."

"Mungkin saat bayi tertukar. Bisa jadi, kan." sahut Ambar.

"Tertukar?" gumam Kelly.

Bram yang mendengar perkataan Ambar terdiam. Pikiran nya berkecamuk, apa mungkin Nadira tertukar saat bayi? Kalau benar, berarti wanita yang akan di nikahi putranya ada di luar sana.

"Shania, Anjas. Kalian cari tahu siapa saja bayi yang lahir di hari yang sama dengan kelahiran Nadira." titah Bram.

"Baik, Pa." Shania dan suaminya pun bergegas pergi.

"Dan kau Oktavia. Pergi ke rumah sakit untuk melihat perkembangan Galih."

"Baik Pa." Oktavia dan suaminya Benny pergi meninggalkan mereka semua.

"Kalau wanita itu sudah mati bagaimana? Apa warisan Papa akan di sumbangkan?" perkataan Ambar membuat Bram terdiam.

Tidak! Bram tidak akan membiarkan harta warisan Papa nya hilang begitu saja. Dirinya bukan mata duitan hanya saja Bram berpikir berhak atas warisan Papa nya. Selama ini ia yang bekerja keras untuk memajukan perusahaan Reinhart Corp. Dan saat putranya Oliver dewasa, dia yang memperluas perusahaan sampai ke luar negeri, jadi tidak adil kalau warisan itu di sumbangkan.

"Kalau wanita itu sudah mati. Kita tetap akan melangsungkan pernikahan dengan Nadira. Jangan sampai Oliver dan pengacara tahu kalau Nadira bukan anak Galih."

"Aku akan diam, tapi kalau warisan ku menjadi 15%." sahut Ambar mendapat delikan tajam dari Bram.

"Hei! Itu tidak sebanding dengan harta yang Papa wariskan kepada kau dan ketiga anak mu, Bram! Aku hanya mendapat 8% saja! Gila!" sungut Ambar masih kesal.

"Baiklah, aku akan memberikan bagianku kepadamu. Tapi kau harus tutup mulut, Ambar."

Ambar tersenyum senang. "Tentu."

Sedangkan Kelly hanya menggelengkan melihat Kakak beradik yang memperebutkan warisan.

*******
1 Minggu Kemudian.

Nadine masih dalam suasana sedih atas kepergian Papa nya, Harun. Namun, ia tetap harus bekerja. Ia tidak ingin berlarut dalam kesedihan, sudah cukup Mama nya yang setiap hari menangisi Papa nya. Dirinya harus tegar.

Saat ini restoran sangat ramai, Nadine merasakan ada yang memperhatikan nya tapi entah siapa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat ini restoran sangat ramai, Nadine merasakan ada yang memperhatikan nya tapi entah siapa. Nadine menggeleng kepalanya berpikir kalau ia hanya lelah saja. Ketika akan mengantar makanan, Nadine cukup terkejut melihat siapa yang duduk di meja. Pria dingin yang tempo hari di temui nya. Entah kenapa jantung Nadine berdebar kencang ketika sorot mata itu menatapnya, meski hanya sekilas saja namun mampu membuat Nadine merinding.

Siapa Di Hatimu? (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang