Sepanjang perjalanan Nadine hanya diam saja, sambil sesekali melirik kearah Oliver yang masih saja memasang wajah datarnya, entah apa yang dia pikiran tentangnya sekarang. Cukup lama Nadine terdiam akhirnya ia memberanikan diri membuka suaranya.
"Maaf.. Membuat mobil mu jadi kotor." cicit Nadine karena dirinya yang masih kotor dengan tanah duduk di jok mobil Oliver. Jelas itu membuat mobil mahal dia terkena kotoran tanah dan itu membuat nya tak enak.
"Hmm." seperti biasa Oliver hanya menjawab dengan singkat, padat dan jelas.
"Tuan, aku tidak bermaksud merusak padi-padi itu. Sungguh aku tidak sengaja, Tiba-tiba saja aku hilang keseimbangan lalu terjatuh ke sana." Nadine menunduk menahan air mata nya.
Oliver menoleh kearah Nadine.
"Apa kau memang selalu ceroboh? Saat di restoran pun kau bertindak ceroboh."
Deg...
Nadine mendongak memberanikan diri memandang mata Oliver yang memberikan tatapan tajam kepadanya.
"Itu... Itu.. " Nadine tergagap.
"Apa sekarang juga kau sulit bicara?apa perlu aku panggil orang agar bicara mu jelas?" Oliver berkata pedas.
Sakit...
Itulah gambaran yang Nadine rasakan sekarang. Ucapan Oliver yang tidak pernah ia sangka akan terucap dari Oliver membuatnya sakit hati.
"Maafkan saya Tuan. Maaf membuat Anda kesusahan."
Nadine berusaha sekuat mungkin agar tidak menangis tapi air mata nya dengan lancang turun begitu saja tanpa bisa ia cegah.
Dengusan kasar terdengar dari pria itu membuat Nadine semakin terisak, ia tidak mampu mengendalikan air mata nya lagi.
"Tuan, sudah sampai." supir memberitahu kalau mereka sudah sampai.
"Berhenti menangis, dan turun." ujar Oliver lebih dulu keluar. Nadine sendiri masih berusaha agar tidak menangis, namun ketika ia melihat ke luar jendela mobil, Nadine bingung sebab ini bukan rumah mereka. Nadine melihat sebuah gedung yang cukup tinggi.
Di mana ini? Apa ini tempat kerja Oliver? Tapi kenapa dia membawanya ke sini?
Ketukan dari pegawai Oliver membuat Nadine tersentak dan segera keluar dari mobil. Nadine pun turun tapi ia mematung ketika Oliver memberikan jas nya untuk menutupi pakaian kotornya. Pria itu tidak banyak bicara setelah memberikan nya jas.
"Kenapa kita ada di sini, Tuan?" tanya Nadine heran.
Delikan tajam di berikan Oliver membuat Nadine mengigit bibir nya.
"Maaf.."
"Ikuti aku."
Nadine pun mengikuti Oliver sambil menunduk sebab banyak sekali orang yang berlalu lalang ke sana kemar. Dan juga ada memandang nya dengan tatapan aneh. Nadine tidak malu mereka memandang nya seperti itu tapi ia tidak ingin mempermalukan Oliver di depan para pegawai nya karena istrinya yang sangat kotor ini. Entah kenapa pria itu membawanya ke sini padahal dia bisa membawanya ke rumah.
Itu lebih mudah bukan?
"Selamat siang, Tuan." sapa para pegawai kepada Oliver.
"Hm..."
Mereka pun menaiki Lift dengan keheningan.
Ting..
Tak lama pintu Lift terbuka dan sudah ada Rey menunggu kedatangan Oliver.
"Kau sudah membeli nya?" tanya Oliver.
"Ya, Tuan. Anda di ruangan anda." jawab Rey.
Nadine sendiri masih diam mengikuti Oliver sampai mereka masuk ke sebuah ruangan yang Nadine tebak adalah ruang kerja Oliver. Aroma di ruangan ini sama persis dengan aroma tubuh Oliver dan entah kenapa itu membuat nya nyaman sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Siapa Di Hatimu? (Complete)
Chick-LitNovel Hurt Romance Siapa yang tidak mengenal Oliver Reinhart? Dia adalah pria yang diidamkan oleh banyak gadis di desanya. Namun, harapan mereka pupus karena Oliver sudah dijodohkan oleh keluarganya sejak kecil sebagai bentuk balas budi. Saat dewas...