Chapter 15

143 17 10
                                    

Malam nya semua keluarga Reinhart berkumpul untuk makan, Nadine berusaha melupakan kejadian tadi sore yang membuat nya sangat malu, bagaimana tidak dirinya dengan terang-terangan mengagumkan tubuh Oliver dan pria itu menyadari nya. Namun, untung saja Oliver bersikap biasa saja ketika keluar dari kamar mandi, pria itu pergi dari kamar entah kemana dan itu membuatnya lega karena Oliver tidak di kamar.

Nadine dengan telaten melayani Oliver yang hanya diam saja ketika ia mengambil beberapa makanan kesukaan nya.

"Nadine, tadi kau datang ke kantor?" tanya Bram kepada menantu nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nadine, tadi kau datang ke kantor?" tanya Bram kepada menantu nya.

Nadine tersentak kaget dan hampir menjatuhkan piring yang ia pegang. Tapi, segera Oliver memegang nya, tatapan tajam di berikan Oliver kepada Nadine karena lagi-lagi dia melakukan kecerobohan.

Nadine meringis menyadari tingkahnya yang ceroboh.

"Ya, Pa tapi hanya sebentar." jawab Nadine.

"Kalian tidak ada rencana untuk honeymoon?" tanya Kelly menatap putra dan menantu nya.

"Ma." Bram menegur istrinya.

"Mama hanya penasaran saja Pa." sahut Kelly mulai makan.

Nadine sendiri hanya diam saja ketika mertua nya bertanya soal honeymoon sebab mereka tidak ada pembicaraan soal itu, bahkan mereka belum malam pertama. Nadine masih perawan!

"Shania, Papa sudah siapkan semua keperluan mu selama di Hawai. 2 hari lagi kalian bisa berangkat." kata Bram.

"Seperti kami tidak bisa berangkat Pa. Anjas banyak pekerjaan." kata Shania sambil melirik Oliver yang sedang makan.

"Pekerjaan? Bisa tinggalkan." ujar Bram.

"Tidak bisa Pa. Anjas membuat kesalahan yang mengakibatkan team nya harus mengulang dari awal laporan nya lagi." Oliver menyahut menatap Papa nya.

"Team nya saja yang melakukan nya, Oliver. Biarkan Anjas pergi bersenang-senang dengan istri dan anaknya."

"Pa, tidak apa-apa. Ini semua kesalahan Anjas." Anjas ikut berbicara.

"Tapi.."

Oliver langsung memotong ucapan Papa nya.

"Papa sering bilang perusahaan itu segalanya dan Oliver menerapkan itu di dalam otak. Apapun itu kita harus mementingkan perusahaan dan harta kita di banding yang lain nya kan, Pa." perkataan sarkas Oliver membuat Bram terdiam.

Bram tahu persis apa maksud putra nya.

Nadine? Ia hanya menunduk saja melihat perdebatan di antara mereka semua. Kenapa setiap ia ikut makan malam ada saja pertengkaran atau perdebatan di antara keluarga ini. Tidak bisakah mereka makan dengan tenang?

Huh!

"Sudah, Pa. Shania tidak apa-apa, lain kali saja kita ke Hawai nya." kata Shania melerai.

"Bagaimana tiketnya untukku saja?" Oktavia bersuara.

Siapa Di Hatimu? (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang