Chapter 29

162 23 14
                                    

Kabar tentang Nadine yang terluka orang seseorang dengan mudah menyebar luas seluruh Desa dan tentu itu juga sampai ke telinga Galih dan Tissa. Mereka pun bergegas datang ke rumah Reinhart untuk mengecek keadaan Nadine karena kalau Nadine kenapa-kenapa kehidupan mereka akan sengsara lagi seperti dulu.

Namun sayang nya ketika mereka sudah sampai di depan rumah Reinhart, para bodyguard nya mengusirnya.

"Hei! Kau tidak tahu kalau kami adalah mertua nya Tuan Oliver majikan mu!" seru Galih kesal karena di tahan.

"Kami akan adukan ini ke Tuan Oliver agar kalian di pecat karena memperlakukan mertuanya seperti ini!" ancam Tissa.

"Silahkan, tapi kalian tidak boleh masuk. Nona Nadine sekarang sedang istirahat dan tidak boleh di ganggu." tegas nya tidak takut.

"Kami orang tua nya! Kami ingin melihat putri kami." geram Galih tapi mereka tetap mengusir nya.

"Kalian bisa kembali lagi nanti, tapi sekarang kalian silahkan pergi." usir nya lagi.

"Tidak kami tidak akan pergi sebelum bertemu dengan putri kami." tegas Galih.

"Kalau kalian masih tidak mau pergi terpaksa kami melakukan pemaksaan."

Mereka memegang tangan Galih dan Tissa untuk menyeretnya tapi sebuah mobil berhenti di depan mereka. Seseorang keluar dari sana yaitu Nadira.

"Ada apa ini?" tanya Nadira panik karena tadi ia melihat di dalam mobil kedua orang tua nya akan di seret paksa.

"Mereka melarang kami untuk bertemu dengan Nadine, padahal kami khawatir dengan keadaan nya."

Nadira mengernyitkan dahinya.

"Khawatir? Memangnya kenapa dia?"

"Kau tidak tahu? Ada seseorang yang melukai Nadine saat dia di Kebun Teh bersama Tuan Oliver." beritahu Galih.

Nadira terbelalak mendengar nya apalagi ketika tahu kalau Oliver juga bersama Nadine saat kejadian itu.

"Apa Tuan Oliver baik-baik saja? Dia tidak kenapa-kenapa kan?" tanya nya panik sekali.

"Tuan Oliver tidak apa-apa Nadira. Tapi Nadine yang terluka."

Hembusan nafas lega karena Oliver tidak terluka.

"Bisakah kalian menyingkirkan?"
Jendela kaca terbuka memperlihatkan Shania yang kesal.

"Maaf." mereka pun menyingkirkan dari sana agar mobil Shania dan Oktavia bisa masuk.

"Kalian harus pergi sekarang." usir salah satu Bodyguard.

"Kenapa kalian mengusir mereka? Kau tahu kan mereka siapa."

"Ya, kami tahu Nadira, tapi bukan berarti mereka bisa memiliki akses keluar masuk rumah Reinhart."

Nadira menahan emosi.

"Karena kalian tidak memberitahu Nadine kalau kami datang. Kalau dia tahu pasti dia akan membiarkan kami masuk." seru Tissa.

"Bisakah kalian memberitahu Nona Nadine kalau kedua orang tua nya datang?"

"Nona Nadine tidak bisa di ganggu, dia sedang istirahat. Tuan Oliver sudah berpesan kalau tidak boleh ada siapapun yang datang termasuk kedua orang tua nya, jadi silahkan pergi." usirnya lagi.

Nadira mengepalkan tangan nya tak terima kalau Tissa dan Galih di perlakukan seperti ini.

"Pa, Ibu, lebih baik kalian pulang saja. Nanti Nadira akan beri kabar kalau kalian bisa bertemu dengan Nadine." kata Nadira.

Mereka berdua kecewa tapi mengangguk.

Nadira masuk ke rumah dengan kemarahan tapi ia sadar tidak bisa berbuat apa-apa.

Siapa Di Hatimu? (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang