Chapter 35

225 26 17
                                    

Beberapa hari Sejak Nadine di ketahui mengandung sikap Oliver mulai melunak kepadanya. Oliver selalu menanyakan keadaan nya dan memberikan perhatian-perhatian kecil yang membuat Nadine senang. Tak jarang Oliver menelpon nya di sela-sela pria itu bekerja. Nadine bahagia sekali atas perubahan sikap Oliver tapi Nadine masih saja gelisah karena perkataan Oliver tempo hari yang menginginkan anak laki-laki masih terngiang-ngiang di kepalanya.

Nadine takut kalau anaknya adalah perempuan dan Oliver kembali bersikap dingin kepadanya. Nadine takut sekali.. Pikiran buruk selalu menghantui Nadine akhir-akhir ini padahal Nadine tidak boleh stress berlebihan tapi sulit sekali menghilang perkataan Oliver tempo hari. Sejujurnya Nadine tidak masalah kalau anaknya adalah laki-laki atau perempuan hanya saja Oliver menginginkan anak laki-laki.

Nadine berharap kalau anak yang di kandungnya adalah anak laki-laki seperti yang Oliver inginkan.

Ya, Semoga saja.

Hari ini Nadine memutuskan untuk datang ke kantor Oliver, sudah lama ia tidak datang ke sana. Di perjalanan Nadine menikmati pemandangan di luar jendela mobilnya Nadine sambil mengelus perutnya yang sudah mengeras.

Tak lama Nadine pun sudah sampai di kantor Oliver. Tiba di sana para pegawai yang sudah tahu Nadine memberi salam kepadanya dan Nadine hanya melemparkan senyum manis nya.

"Nona Nadine, anda datang." Rey terkejut melihat Nadine yang ada di kantor.

"Aku ingin mengantar makan siang untuk suamiku, apa dia ada di ruangan nya?"

"Tuan Oliver tidak ada di ruangan nya. Dia sedang bertemu dengan rekan kerja nya dari kota."

"Oh, begitu. Baiklah, berikan ini kepada suamiku."

Rey mengambil makan siang untuk Oliver.

Nadine pun pergi dari sana.

*****
Oliver memegang leher Nadira dengan wajah penuh kemarahan sebagai Nadira mengirim gambar mereka ketika sedang tidur bersama.

Sejak kapan Nadira memotretnya?

Sialan!

"Berani nya kau mengambilnya tanpa sepengetahuanku." geram Oliver murka.

Nadira terbatuk-batuk karena cengkraman Oliver yang sangat kuat.

"Tuan, sakit..."

"Ini belum seberapa, Nadira. Kau berani bermain-main dengan ku." desis Oliver.

Nadira mendorong Oliver sekuat tenaga dan berhasil. Ia segera menghirup udara sebanyak-banyaknya.

Uhuk! Uhuk!

"Hapus gambar-gambar itu, Nadira atau kau akan mati di tanganku." ancam Oliver serius.

Nadira mendongak memandang Oliver dengan sangat dalam.

"Aku lebih baik mati di tanganmu daripada aku harus melihat mu bersama Nadine, Oliver." jawab Nadira membuat Oliver menyugar rambutnya sendiri.

Gila!

Nadira mendekap Oliver dengan erat sampai membuat pria itu kaget.

"Kau tahu aku sangat mencintaimu. Aku rela mempertaruhkan nyawaku demi mu Oliver. Aku rela melakukan apapun untukmu..." kata Nadira tidak tahu malu mengatakan itu kepada suami orang lain.

Oliver mendorong Nadira dengan tatapan tak percaya.

"Aku tidak menyangka kau sangat gila Nadira. Kau terlihat polos ternyata kau wanita gila!" hardik Oliver.

"Aku jadi seperti ini karena kau, Oliver! Seandainya kau mencintaiku meski aku bukan anak kandung Galih, aku tidak masalah. Aku hanya ingin kau Oliver, kau!" seru Nadira seperti orang gila.

Siapa Di Hatimu? (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang