17. Space

105 17 23
                                    

Kehilangan anak adalah peristiwa besar yang akan mengguncang siapa pun. Irish bisa melihat bagaimana hancurnya keluarga itu setelah kabar dari Bella membumi terdengar, mungkin sesi meraung dan histeris sudah terlewatkan. Irish datang sewaktu seluruh anggota Bella tidak punya kata-kata lagi.

Sepertinya keluarga ini sangat suka dengan bunga, Irish bisa melihat berbagai jenis bunga di pekarangan rumah. Pasti satu-satunya bunga yang mereka benci adalah karangan bunga di depan, yang mengucapkan bela sungkawa atas kepergian Bella Anandita. Padahal mereka masih punya secercah harapan dari tim penyelamatan, tapi prediksi kematian begitu tinggi, sehingga baik dari pihak kampus atau kerabat dan kolega Papa mengirimkan karangan sebagai bentuk penghormatan.

"Bella bilang, anak Bu Irish sakit." Wanita yang terlihat seusia dengan Irish itu tersenyum, terkekeh sumbang, lalu menangis. "Saya selalu berharap yang sakit akan sembuh, tapi saya nggak pernah nyangka kalau anak saya yang sehat pergi terlebih dahulu."

Pundak wanita itu bergetar, dikuatkan oleh dua tangan suaminya yang besar.

Irish sangat mengerti perasaan ini, entah itu dari pengalaman kehilangan suaminya atau kekhawatirannya yang tak pernah berhenti tentang kematian Bintang.

"Tolong, tolong jangan kabari Bintang. Sementara ini tolong!"

Papa Bella mengerti, teringat bagaimana Bintang begitu berharga untuk putrinya. Anak perempuan satu-satunya itu sering menangis jika Bintang sakit pun sepertinya insentitas tangisnya sering, Bella punya sisi kemanusiaan setelah bersama Bintang secara tidak langsung.

Tidak ada yang pernah tidak bisa dikuasai Bella, semua yang dia inginkan selalu didapatkan. Membuat anak itu merasa bahwa dunia ini memang kerajaannya, setelah bertemu Bintang dia sadar jika dia hanya manusia. Dia tidak cukup hanya dengan berusaha, dia harus punya doa, dan sesekali merasa tak berdaya.
Bahkan sekarang dia tidak bernasib baik sama sekali, paling sial di antara teman-teman sepertukaran pelajar.

"Saya mohon, jangan hubungi Bintang tentang hal ini. Saya tidak mau ada kehilangan yang lain," mohon Irish dengan berlinang air mata.

Namun, bagi Mama Bella semua ini egois. Hari ini adalah waktu yang sangat berat untuknya, tapi seolah Irish memaksa mereka untuk memikirkan hal lain seperti Bintang.

***

Anak-anak di Orion tentu sudah mendengar kabar burung tentang kabar jatuhnya pesawat, mereka saling bercerita tentang apa yang mereka dengar dari berita atau rangkuman dari cerita-cerita orang dewasa di warung.

Ricky datang membawa buku baru, sponsor dari orang-orang yang mendukung gerakannya dengan dua teman yang tak bernasib baik. Bintang yang sakit dan Bella yang sudah tidak ada.

"Semuanya, Kak Ricky minta kalian doain Kak Bintang dan Kak Bella, ya?"

Anak-anak yang di situ merasa bingung. Mereka sudah cukup mengerti tentang keadaan Bintang, tapi untuk Bella, mereka tidak paham mengapa mereka juga harus berdoa untuk Bella.

Apa mereka akan menikah? Tidak mungkin, dari ekspresi Ricky saja sedih. Sepertinya tidak akan ada momen-momen bahagia yang sedang dimaksud.

Ricky tidak melanjutkan ucapannya, lantas menulis sesuatu di papan, mereka akan belajar membaca.

***

"Bintang ngapain?" tanya Irish lantas menghampiri anaknya yang berjalan tertatih ke dapur.

Anak itu dari tadi berusaha menopang pinggangnya yang nyeri luar biasa karena pangkreatis yang dihadiahkan oleh penyakit lamanya. Penyebab mengapa kondisinya akhir-akhir ini memburuk, tapi Bintang tidak pernah cukup dihentikan dengan rasa sakit.

Bellatrix [terselesaikan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang