Lima belas

66 12 3
                                    

"buk ini saya Nemu cincin sewaktu membersikan kamar den Rony" kata bik Marni,art di rumah Bu Tika.

Bu Tika yang sedang sarapan pun kaget,ia melihat sebentar cincin di tangan bik Marni ini.Seingatnya ini cincin pernikahan anaknya.Iya,ini cincin milik salsa.

"Bik Marni ketemu di mana?"

"Di bawah meja dekat tv buk"

"Yasudah,makasih ya bik"

Bik Marni pergi setelah bu Tika mengambil cincin di tangannya tadi.Ia aneh,kemarin salsa bilang bahwa cincinnya di lepas karna licin terkena sabun,tapi kenapa ia sampai lupa membawa? Padahal ini benda penting dalam pernikahan.

Tak lama Nando turun untuk ikut bergabung sarapan bersama Bu Tika.

"Nand,hari ini kamu mau kemana?" Tanya Bu Tika

"Gak ada si mah,paling nanti sore mau pergi sebentar sama nabila kenapa ma?" Tanya Nando

"Nanti tolong antarin mama ke rumah Rony ya,sudah lama mama gak ketemu mereka berdua"

Nando menimbang keinginan sang mama.Jika ia pergi otomatis ia bertemu si "Pembunuh" itu katanya.Tapi jika menolak,pasti mama nya curiga.

"Bisa kan nak?" Tanya Bu Tika lagi

"Bisa,bisa kok ma"

Bu Tika senang akan bertemu menantu kesayangan nya lagi.Ia tak sabar! Rasanya ingin ia tinggalkan piring berisi nasi ini sekarang. Pertanyaan soal cincin mendadak hilang karna kerinduan kepada kedua anaknya ini.

-----------------------------------------------------------

Keadaan Rony kembali membaik pagi ini.Mungkin efek obat sudah bekerja maksimal di tubuhnya.Terkadang,jika sudah kambuh emosinya tak tertahan,pusing serta mual hebat kerap di alami nya.Hanya saja ia pandai dalam menyimpan rahasia dari semua orang termasuk salsa yang kini serumah dengan nya.

Salsa kadang tak paham,apa mau lelakinya ini.Sudah di beri pengertian,di perhatikan dan di layani makan minum dengan baik tapi tetap saja seolah keburukannya beberapa waktu lalu tak luntur di matanya.

Terhitung 1 minggu menikah.Membersamai rumah tangga bersama,tapi seolah tak menikah layak nya sepasang kekasih baru.

Salsa pun manusia biasa,ia terkadang iri dengan orang-orang di luar sana yang baru menikah.Berbulan madu atau lebih ringkasnya lagi,mereka pergi hanya sekedar duduk di taman sore hari,Memandangi hamparan bumi yang di ciptakan sukarela oleh sang pencipta.Tapi, keinginan nya ini sangat berat untuk di wujudkan.Mustahil rasanya.

Seperti pagi ini,salsa sudah siap dengan segala hidangan buatannya sendiri.Ia menunggu Rony untuk makan bersama.matanya terus memandang ke arah anak tangga.Apa Rony masih sakit pikirnya? Saat hendak berdiri ke kamar Rony, pergerakan nya terhenti kala melihat Rony turun dengan pakaian santai.Baju kaos berwarna cream dan celana hitam pendek.

"Pagi sal" sapanya lembut

Salsa hanya tersenyum lalu bergerak cepat mengambilkan sarapan untuk Rony.Ia perhatikan sekilas sikap Rony yang menatap pergerakan nya.Salsa Bingung, kenapa dia pagi ini?

"Segini cukup?" Tanya salsa

"Sudah,aku bisa ambil sendiri kok kalau mau nambah,makasih" ucapnya dengan senyuman manis

Apakah ini jawaban dari doanya setiap solat agar Rony berubah? Jika iya akan ia ucapkan syukur tiada henti.Salsa senang sekali rasanya,ia kembali membara untuk memperjuangkan sehidup semati bersama Rony imamnya.

"Ya Allah,bantu hamba untuk bisa membawa rumah tanggaku sampai ke surga firdaus mu nanti,kuatkan hamba Melawati setiap kerikil yang ada nantinya.Biarkan seperti ini dulu ya Allah,biarkan hamba tenang dan senang sejenak" batinnya sambil menikmati sarapan pagi ini

AKANKAH BERAKHIR BAHAGIA ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang