Tujuh belas

67 12 2
                                    


Saat ini salsa sedang berada di kediaman Luthfia.Ia memutuskan untuk menginap semalam di sini.
Mbak Rima menemani salsa sampai sore, sedangkan Hasyim kembali bekerja setelah mengantar kan nya ke rumah sakit.

Mbak Rima,Hasyim dan Luthfia sudah mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.Respon mereka benar-benar terkejut.

Hasyim sendiri sangat tidak menyangka bahwa keresahan istrinya selama ini bukan kegelisahan belaka saja.

Salsa juga meminta kepada mereka bertiga untuk tidak memberitahu kepada siapapun atas apa yang terjadi.Biarlah ia sendiri yang menyelesaikannya.

Berbeda dengan Rony.Setelah membesuk sang mertua di rumah sakit,dan memberi alasan pasti mengenai kenapa salsa tak dapat hadir.Ia juga membayar administrasi rumah sakit menggunakan uangnya sendiri.

Setelah semuanya selesai,ia kembali pulang ke rumah untuk mengetahui kondisi salsa.

Lampu teras rumah yang belum dinyalakan serta pintu yang tidak tertutup rapat.

Rony cepat melangkahkan kakinya ke dalam rumah.Kondisinya Masih sama berantakan seperti awal.

Ia segera menuju kamar salsa.Makanan yang ia sajikan tadi pagi tak sedikitpun berkurang,bahkan malah di grogoti semut.

Saat pintu di buka,salsa tak ada di dalam.Ia segera mencari ke seluruh area rumah,namun hasilnya nihil.

Kemana salsa pergi pikirnya.Apa salsa kabur?

Ia bingung harus mencari kemana, handphone salsa juga masih dengannya.Rony mondar-mandir di teras rumah,sampai matanya melihat kendaraan tetangga nya yang baru saja pulang.

Belum lagi mbak Rima dan Hasyim menginjak tanah,Rony sudah menghampiri dengan wajah penuh khawatir.

" Maaf mbak,saya mau nanya.mbak ada liat istri saya keluar gak? Saya panik waktu sampai rumah salsa malah gak ada" tanya nya kepada mbak Rima setelah turun dari mobil.

Hasyim memandang sang istri mengisyaratkan untuk masuk.Mbak Rima masuk tanpa menjawab pertanyaan Rony.

Hasyim mengambil alih kondisi ini.Ia menghela nafas sebentar,dan menepuk pundak Rony beberapa kali.

"Balek lah ron.istri mu sedang berehat sekejap.kau tak perlu risau"

"Tapi bang,saya gak tenang" keluhnya

"Ron,saya tau keadaan sekarang sedikit pelik.Saya dan istri saya tak Ade hak untuk masuk campur urusan rumah tangga korang.Dan kali ni juga kita baru beborak panjang macam nie kan?"

Rony terus memandang wajah Hasyim yang teduh sembari memberi nasehat.Hasyim menggiring untuk duduk di depan teras rumahnya.

"Rima dah lama risaukan pasal ni.Tapi saya tak ambik kesah.Satu hal yang saya nak tanyakan.Kau sayang tak dekat istri engkau ni?"

Rony diam seribu bahasa.Ia juga masih bingung dengan perasaannya.

"Kite sesame lalaki ni,faham la apa yang perempuan nak.Tak kan kita tega sampai buat kasar Kat istri kan? Kecuali kalau memang tak sayang?"

Sontak Rony menoleh setelah mendengar perkataan Hasyim.

"Bila memang kau tak sayangkan dia,tak cintakan dia....baik kau pulangkan Kat ibu bapak dia.Rony,di mana letak harkat martabat kita sebagai seorang suami jika kita sendiri tak boleh nak jaga istri kita? Kalau memang tak suka Jan paksa! Jangan kau buat anak yang dulu patuh,hormat Kat ibu bapak dia menjadi anak yang durhaka,bukan sebab parents dia,tapi sebab suami dia sendiri!"

"Dia perempuan,kasihan dia.Apapun masalah korang sebelum ni,jangan kita ambil beratkan untuk balas dendam di kemudian hari.Jangan biarkan diri kita sendiri ni berkawan dengan musuh nyata kita (setan). Dan jangan pula kita ingkari janji kita di hadapan Allah"

AKANKAH BERAKHIR BAHAGIA ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang