Limario Manoban

548 69 6
                                    

Italia, adalah negara impianku. Menurut ku Italia adalah negara paling indah di dunia, mungkin beberapa orang berpendapat bahwa negara yang paling indah adalah prancis, negara yang memiliki menara Eiffel. Aku akui Prancis memang indah tapi tetap saja Italia yang paling indah. Rencananya aku akan kesini bersama Jennie, Lisa dan Liam tapi harapan itu sudah pupus

Umurku tak lagi muda, aku sudah memasuki kepala empat, aku berhenti menjadi dokter psikolog anak setelah 1 tahun kematian dirinya. Jennie Ruby Jane, seorang wanita yang sangat cantik, baik hati, dia lembut dan sangat indah. Setiap melihat nya hati ku menjadi sangat tenang, aku merasa diriku menemukan bidadari yang dikirim Tuhan untuk ku.

Dia adalah wanita kedua yang aku cintai setelah ibuku, dia berhasil merebut hatiku bahkan sampai saat ini tidak satu pun wanita yang bisa mengalahkannya.

Dulu saat aku berkata aku tidak akan menikah kecuali dengannya dia malah tertawa dan meremehkan ku, ayolah aku Limario manoban, aku selalu menepati janjiku.

William, dia putraku. Dia memasuki usia remaja dan dia sangat pendiam, wajahnya selalu datar tanpa ekspresi. Jika dia mengira aku tidak mengawasinya selama ini itu salah, aku pernah melihatnya menangis sambil meremas rubik pemberian Lisa, putraku sangat merindukan sahabat masa kecilnya.

Liam pernah hampir membunuh temannya sendiri karena rubik Lisa hampir dia rusak kan, jika tidak ada yang menghalangi nya mungkin Liam akan menjadi seorang pembunuh.

Aku duduk di bangku taman tanpa ada seorang pun di samping ku, aku tersenyum merasakan hawa ini rasanya aku ingin tinggal di sini selamanya

Aku terkejut saat seorang anak terjatuh di depanku, aku menolong nya dan aku tak sengaja menatap matanya. Mata itu mata milik Jennie, gadis kecil ini memiliki mata seperti Jennie

"Paman, terimakasih sudah menolong ku"

Aku tersenyum menatap nya "lain kali hati-hati, disini banyak batu jangan lari-lari"

Gadis kecil itu tersenyum dan mengangguk, dia ini memiliki aura seperti Jennie, matanya sangat indah seindah mata Jennie,rasanya aku ingin menangis saat ini juga.

"Lily, kau tak apa?"

Aku membiarkan saat seorang laki-laki dewasa menggendongnya

"Tak apa, daddy jangan khawatir paman ini sudah menolong Lily"

Dia mengucapkan Terima kasih padaku dan dia pergi menjauhi ku, aku memperhatikan nya.  istrinya tersenyum pada anak kedua mereka lalu pria itu meletakkan anak perempuan di atas lehernya mereka bergandeng tangan meninggalkan tempatnya

Aku tersenyum dan aku menatap langit yang sangat cerah berdoa semoga di kehidupan nya selanjunya aku, dia, Lisa dan Liam bisa menjadi keluarga yang sangat bahagia.

Lily, gadis yang cantik.

Future's Gonna Be okay (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang